Now playing
Good Days-SZA•••
"Kamu nggak makan?" tanya Ralyn yang baru saja menelan sesendok nasi goreng di hadapannya. Jangan heran jika dia berbicara dengan kalimat aku-kamu. Itu karena lawan bicaranya saat ini adalah Jevan, kekasihnya.
Ya, itu benar. Jevan memang pacar Ralyn. Mereka sudah menjalin hubungan sejak kelas X semester dua. Ralyn, dia yang pertama menaruh rasa kepada cowok itu. Cowok pertama yang membuat Ralyn merasa nyaman.
"Nggak, udah kenyang," jawab Jevan. Cowok dengan wajah tampan itu mengamati Ralyn dengan lekat. Hal itu membuat Ralyn sedikit salah tingkah.
"Kenapa?" Ralyn bertanya namun menatap makanannya.
"Kamu cantik, pantes aja banyak yang naksir. Selain cantik kamu juga pintar, apa nggak salah kamu suka sama cowok kayak aku?" ujar Jevan dan entah mengapa Ralyn jadi senang mendengarnya.
"Iya, ya? Kok bisa?" balas Ralyn berhasil membuat Jevan terkekeh geli mendengarnya, ia lalu mengacak puncak kepala Ralyn gemas. "Lucu banget pacar aku."
Ralyn tersenyum. Gadis yang sangat jarang tersenyum itu tak akan ragu menunjukkan senyumannya di hadapan Jevan. Jevan beruntung dapat melihat senyum manis itu setiap hari.
Kini, tak sedikit siswa-siswi di kantin menatap kedua orang itu dengan perasaan iri.
"Cowoknya kapten basket, ceweknya juara umum, serasi banget nggak sih?"
"Cowoknya ganteng, ceweknya cantik, dunia memang adil."
"Kok adil sih? Harusnya Jevan jadiannya sama gue."
"Yakali muka lo yang jelek kayak gitu disandingkan dengan cowok tampan kayak Jevan. Itu baru namanya nggak adil."
"Pokoknya mereka perfect couple di sekolah ini."
Kira-kira seperti itulah sebagian kecil komentar dari beberapa orang. Yang lainnya mungkin mengatakan hal yang sama. Atau kalau ada yang merasa tak suka, mereka pasti orang-orang yang menjadi pengagum rahasia Jevan maupun Ralyn.
Setelah selesai makan, Ralyn dan Jevan memutuskan untuk kembali ke kelas mereka masing-masing. Sebentar lagi bel masuk berbunyi dan Jevan mengerti kalau Ralyn orangnya sangat tepat waktu.
"Sebentar sore kamu sibuk nggak?" tanya Ralyn sembari berjalan santai bersama Jevan menuju kelas.
"Aku mau latihan basket sama anak-anak. Emang kenapa?" Mendengar jawaban itu, Ralyn hanya bisa mengangguk paham.
"Nggak apa-apa, nanya doang," sahut Ralyn kemudian mereka pun masuk ke kelas masing-masing. Beberapa menit kemudian, bel masuk pun berbunyi.
Saat Ralyn memasuki ruang kelas, hal pertama yang menyambutnya adalah teriakan Faya yang sangat memekikkan telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here With Me (Revisi)
Teen Fiction"Gue udah nggak punya tempat lagi untuk bahagia." "Ada, selalu ada tempat untuk itu, Lyn. Here with me." ••• Setelah terjebak lama dalam derasnya hujan, Lingga Mahaksara menemukan pelanginya. Alessia Karalyn, gadis pembawa asa. Bagi Ralyn yang sudah...