Now playing: Old Love-Yuji & Putri Dahlia
•••
Matahari yang sebelumnya masih terlihat, kini telah kembali pada tempat peristirahatannya. Bulan menggantikan sinar indah yang sebelumnya mewarnai langit biru. Hiruk-pikuk manusia mulai berkurang. Mereka kembali pada tempat ternyaman untuk pulang, rumah.
Namun, Ralyn masih di sini. Menunggu seseorang yang tak kunjung datang dengan semua pikiran buruk yang ikut memenuhi kepalanya. Sepeninggal Lingga dan Kinara tadi, Jevan tiba-tiba lebih banyak terdiam. Mereka memang berhasil menghabiskan waktu bersama, Jevan membelikan apapun yang Ralyn inginkan.
Tapi, semua terasa berbeda. Ralyn yang tadinya begitu bersemangat, jadi hilang selera. Setidaknya saat ia merasa Jevan tak lagi seantusias dirinya. Ditambah, cowok itu tiba-tiba pergi meninggalkannya dengan alasan Oma meneleponnya. Jevan tak mengatakan apapun setelah ia berjanji akan kembali untuk menjemputnya. Namun sungguh ironis, karena sampai saat ini cowok itu belum kembali.
Ralyn bisa saja pulang sekarang. Ia bisa naik ojek online atau apapun itu. Tapi, bagaimana jika Jevan benar-benar menjemputnya? Pikiran itu yang akhirnya membuatnya memutuskan untuk menunggu sedikit lebih lama lagi. Ya, lagi-lagi harus menunggu.
'Jevan beneran ninggalin gue di sini?' Ralyn membatin khawatir.
•••
Lima belas menit Lingga habiskan hanya untuk menunggu sate taichan pesanannya. Bunda sangat suka Sate Taichan Bang Dul yang tak pernah sepi pelanggan itu. Untungnya Lingga datang lebih awal, sehingga ia tak perlu mengantri lebih lama dari biasanya. Bunda pernah bilang kalau cita-citanya adalah memindahkan Sate Taichan Bang Dul ke samping rumah. Katanya biar setiap hari bisa dinikmati.
Bukannya tidak berbakti, tapi cita-cita bundanya terlalu tinggi sampai menembus langit. Dan sudah jelas ia tak dapat mewujudkan itu. Namun sebagai gantinya, ia masih sanggup menyempatkan diri untuk membeli sate dengan rasa yang tak biasa itu.
Setelah selesai membayar pesanannya, Lingga naik ke motor lalu memakai helm full face-nya. Saat hendak menyalakan motor, netranya tak sengaja menangkap sosok Jevan yang sedang bersama seorang perempuan. Wajah perempuan itu tak begitu jelas. Bisa jadi Ralyn, dan bisa jadi orang yang tak dia kenal dan tidak ingin dia kenal. Pada akhirnya, Lingga memilih untuk tidak peduli. Buat apa juga ia peduli dengan hubungan orang lain? Alhasil cowok itu pun menyalakan mesin motor lalu melenggang pergi.
Namun, nyatanya hati dan pikiran seringkali tidak sejalan. Itu yang saat ini Lingga rasakan. Lampu merah menyala, membuat kendaraan yang hendak melintas terpaksa harus berhenti.
Lingga menatap kosong kendaraan yang berlalu-lalang di depannya. Cowok itu termenung merasakan logika dan hatinya sedang berperang hebat. Menciptakan rasa gelisah yang membuatnya tak suka. Saling berteriak dan mengklaim siapa yang benar. Sampai saat ini, ia masih belum bisa memutuskan. Memilih mengikuti hati yang penuh empati atau logika yang sangat ingin dituruti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here With Me (Revisi)
Teen Fiction"Gue udah nggak punya tempat lagi untuk bahagia." "Ada, selalu ada tempat untuk itu, Lyn. Here with me." ••• Setelah terjebak lama dalam derasnya hujan, Lingga Mahaksara menemukan pelanginya. Alessia Karalyn, gadis pembawa asa. Bagi Ralyn yang sudah...