S2-6 ☠

28.9K 1.8K 75
                                    

Typo.

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________

4 bulan berlalu....

Kini usia kandungan Samudra memasuki usia 7 bulan, saat ini Angkasa dan Samudra tengah menjenguk Laskar yg baru saja melahirkan anak ke duanya. Anak kedua Laskar terlahir prematur di usia nya yg masih 8 bulan karena ada kecelakaan yg menyebab kan bayinya harus di keluarkan, memang tidak ada cacat pada area tubuh luarnya, tapi ada kelaninan pada paru - paru nya. Dan kini bayi yg masih merah itu tengah berada di inkubator.

"Kar....." Sapa Samudra yg baru saja datang bersama Angkasa. Samudra tersenyum tipis melihat mata Laskar yg sembab.

"Lah kalian, baru aja Bri sama Lima pulang, gak ketemu?" Tanya Laskar dengan di sertai senyum.

Angkasa dan Samudra menggeleng, lalu Samudra mengusap pundak Laskar. "Lo yg sabar, gue yakin anak lo kuat kayak bapak - bapaknya." Laskar tertawa.

"Pasti lah, anak gue itu calon superhero."

"Alex sama Elang kemana?" Tanya Angkasa.

"Tadi keluar, si Elang pengen liat adeknya."

"Gue bawa kue, lo mau gue suapin kagak?" Tawar Samudra.

Laskar menggeleng, "kenapa gak bawa pecel lele aja? kan lebih murah dan nikmat." Samudra menghela nafas dengan sabar, kalau saja Laskar sedang tidak tertimpa musibah, mungkin ia akan memakinya.

________________


"Kevan sini jalan ke daddy." Angkasa tengah mengajari Kevan berjalan dengan perlahan dan Kevan terlihat sangat bersemangat. Beda hal nya dengan Gavan yg tidur di karpet dengan botol susu dengan dot yg balita itu kenyot - kenyot di dalam mulutnya.

"Uwing...emon istlik pikacu...da emon ail ciutel...emon...emon..." Kevan menyanyikan lagu kartun pokemon yg ia tonton sembari berjalan pelan ke arah Angkasa dan sesekali balita itu menggoyangkan pantatnya guna berjoget. Hal itu membuat Angkasa tertawa.

"Anak siapa kamu hah?" Angkasa menggendong tubuh Kevan dan di kecupnya seluruh tubuh Kevan dengan brutal, membuat anak itu tertawa.

"Tumben Gavan jadi kalem." Celetuk Samudra yg baru saja bergabung bersama mereka.

"Lagi galau gak bisa main sama Elang." Balas Angkasa, Samudra pun mengangkat tubuh gempal Gavan ke pangkuannya, bibir bocah itu manyun ke depan dengan botol dot yg ia pegang sendiri.

"Anak ayah kenapa hm?" Tanya Samudra, Gavan mengusel kan kepalanya pada dada sang ayah.

"Bam El anis adi yah, da au ain..." Ujar Gavan.

Perkataan Gavan membuat Samudra mengusap rambut anaknya dengan lembut.
"Aa jangan sedih, pasti besok bang El udah mau main lagi."

Samudra menepuk - nepuk punggung Gavan dengan pelan, agar bocah itu tertidur.

KAPTEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang