Pagi yang cerah, hange dan levi yang sudah berpamitan untuk pulang, dan kini mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah kuchel, tapi sebelum ke rumah kuchel hange bilang dia mau pergi ke supermarket dulu sekalian membawa oleh-oleh kan, masa main ga bawa apa-apa.
Sebenernya levi sudah bilang gausah bawa apa-apa, langsung saja ke rumah kuchel, tapi hange tak mendengarkan, alasan utama levi nyuruh hange gausah bawa apa-apa karena kalau udah belanja susah selesainya.
Kado untuk sasha hange titipkan pada eren adiknya. Sebenarnya di jalan menuju supermarket hange terlihat sedang memikirkan sesuatu yang serius sampai tak berbicara sepatah katapun, tak seperti biasanya yang selalu ada topik, jika emang udah gaada topik, semut aja bisa hange jadiin topik pembicaraan.
"Mikirin apa hm?"~tanya levi lembut
Hange menoleh ke arah levi dengan tatapan mata yang cantik, baru dia menjawab pertanyaan suaminya.
"Eren"~jawab hange singkat namun tak kalah lembut
"Kenapa lagi dia?"~levi
"Masa dia bilang 2 bulan lagi mau nikah"~hange
"Ya bagus, semakin cepat semakin baik"~levi
"Masalahnya tuh 1 bulan lagi dia lulus sekolah, 1 bulan istirahat dan masa langsung nikah? Mau di kasih makan apa nanti mikasa? Dia bilang mau kerja, kerja apa coba? Hobinya aja main game tiap detik"~hange
"Dia bisa aja berubah"~levi
"Tch, dia itu keras kepala, kebelet nikah lagi, ya kalau udah gini mamah sama ayah ga mungkin nolak karena pasti dia maksa, dan bang zake? Dia selalu manjain eren, jadi sekarang dia lagi maksa maksa aku"~hange
"Kamu harusnya percaya sama adik kamu, masalah kerja dia bisa kerja di kantor aku, karena kalau di kantor kamu beda pendapat kan? Dia pasti gamau lembur, kan di kantor kamu semua pegawai lembur kecuali kamu yang bubarin"~levi
"Menurut kamu dia bisa di kantor kamu? Malah jadi bangkrut nanti" ~hange
"Selain kantor kan kantor aku jadi detektif juga, dia suka kan misteri misteri kaya gitu"~levi
"Kamu yakin? Dia emosian lo"~hange
Levi mengangguk
"Kita coba bicara dulu sama dia"~levi
Hange menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan
"Baiklah, aku ikuti usulmu"~hange
"Tenang, gabakal terjadi apa-apa ko" ~levi
"Mikasa kira-kira makan apa ya? Bisa sesuka itu sama eren, padahal kelakuannya ngeselin terus"~hange
"Cinta itu buta"~levi
"Aku ga buta"~hange
"Bukan kamu tapi cinta"~levi
"Iya aku tau, aku kan cinta kamu tapi aku ga buta, aku kan ga nerima kekurangan kamu, soalnya kamu sempurna" ~goda hange sambil tersenyum jahil dan menaikan alisnya sekali
"Tau dari siapa hah kata-kata gitu?" ~levi yang masih stay cool
"Dari hati yang paling dalam"~hange
"Coba sini aku liat"~levi
"Dih mana bisa"~hange yang terkaget mendengar ucapan levi
"Bisa, tapi kamu harus tutup mata" ~levi
"Biar apa?"~hange
"Biar aku bisa leluasa liatnya lah, kan mau liat hati kamu"~levi
"Mau di sobek gitu kulit aku?"~hange