prolog

238 23 5
                                    

Hai hia
Author balik lagi nih
Kali ini author bakalan bikin cerita yang cast nya Un1ty lagi.
Udah lama banget padahal author mau bikin cerita yang cast nya Un1ty tapi baru kepikiran sekarang alur nya hehe.
Owh ya mau ngasi tau kalau ceritanya tuh tentang persahabatan sama keluarga gitu soalnya kalau mau bikin tentang percintaan atau romantis gitu aga susah jadi maaf ya.

Mau ngasi tau juga kalau sekarang author mau up prolog nya aja dulu, nah buat ceritanya mungkin author up setelah cerita author yang NDREMANDA udah mendekati end, atau ga kalau udah selesai ulangan akhir semester jadi mohon bersabar ya nunggunya hehehe, jangan bosen juga ya nungguinnya.

Oke sekian dari author.

Happy reading ✨

---

Seorang anak laki-laki memasuki rumahnya yang sudah terlihat berantakan ia juga mendengar teriakan-teriakan dari kamar orang tuannya tidak hanya itu ia juga mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut ke dua orang tuanya.

Ia menghela nafasnya pelan, selalu seperti ini. Situasi rumah yang ia harapkan damai dan bisa membuat nyaman dan menjadi tempat pulang terbaik tetapi malah membuat dirinya enggan untuk pulang dan membuat dirinya tidak nyaman dalam rumahnya ini.

Kemudian ia berjalan masuk kedalam kamarnya, tanpa melihat apa yang sedang diributkan oleh orangtuanya. Jujur saja bukannya dia tidak peduli tetapi ia hanya malas dan juga muak dengan semua ini, toh juga jika dia kesana pasti ia akan dijadikan sasaran kemarahan oleh kedua orangtuanya.

Sesampainya di kamarnya ia kemudian menaruh tasnya sembarangan arah dan merebahkan tubuhnya yang masi terbalut seragam sekolah di atas kasurnya seraya menatap langit-langit kamarnya. Jika dilihat-lihat ia merupakan anak yang terlahir dari keluarga terpandang, tetapi tidak itu yang ia harapkan ia hanya berharap jika kedua orangtuanya bisa seperti orang tua pada umumnya yang selalu memberikan rasa nyaman kepada anaknya, bukan seperti ini. Rasanya percuma jika memiliki kekayaan yang berlimpah tetapi orang tuanya selalu bertengkar. Sejujurnya dulu orang tuanya tidak seperti ini, entah angin dari mana setelah ia lulus SMP semuanya berubah, saat itu bertepatan setelah kepergian kakek dan neneknya. Ia jadi sering berfikir apa mungkin dahulu orang tuanya harmonis hanya karena kehadiran kakek dan neneknya disini?

Selain itu Fajri juga selalu dituntut untuk menjadi anak yang pintar dan mematuhi ucapan dari kedua orangtuanya.

"Gue capek banget, kapan mereka bisa kaya dulu lagi?"

"Gue cuma pengen punya rumah yang nyaman buat dijadiin tempat pulang bukan seperti ini"

"Kangen nenek kangen kakek"

"Kenapa hidup gue menyediakan gini ya?"

"Gue capek"

"Gue juga capek selalu dikekang untuk jadi yang terbaik, gue capek belajar, gua gak sekuat itu" lirihnya.

Setelah itu ia mulai memejamkan matanya, supaya tidak mendengar keributan kedua orangtuanya lagi.
Jika boleh ia sangat ingin memutar waktu ia ingin kembali ke masa dimana orang tuanya belum seperti ini, ia ingin kembali ke saat dimana orang tuanya masi harmonis.

Dia, Ahman Maulana Fajri,atau kerap disapa Fajri atau Aji. Seorang remaja laki-laki yang memiliki paras tampan namun tatapan yang dingin dan tajam membuat orang-orang menjadi sedikit takut dengannya, tetapi dibalik itu semua Fajri adalah seorang remaja laki-laki yang memiliki beban yang berat di hidupnya. Entah lah ia akan bertahan sampai kapan dengan situasi seperti ini ia tidak tahu. Tapi ia ingin hidup lama di dunia ini dan melihat semua beban dan kesedihannya hilang menjadi kebahagiaan yang tidak terkira.

FAJRI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang