kisah Ega dan Dimas berlanjut!!!
Demi seseorang yang mencuri hati Ega, cowok berambut merah itu rela melakukan apa saja untuk gadis pujaannya ini, meskipun cintanya bertepuk sebelah tangan. Sementara hidup Dimas yang dirundung kemalangan, entah di s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOMEDAY II KOSONG LIMA
Minggu pagi ini Ega sibuk mengamati isi lemarinya dengan bertelanjang dada. Lalu Dimas masuk ke kamar sembari menggosok rambutnya yang basah dengan handuk.
"Gua tuh nggak pinter milih, bantu gua cariin outfit yang cocok buat jalan sama cewek dong," pintanya.
Dengan sekali pandang Dimas mengambil celana panjang berwarna gelap, sweater hitam berleher panjang dan blazer berwarna senada.
"Nih, pake," ucapnya sembari memberikannya pada Ega.
"Lu emang jago soal gaya," puji Ega sembari manggut-manggut.
Ega segera memakai pakaian itu, lalu menata rambutnya sembari bergaya di depan cermin.
"Lo mau jalan sama Angel?" tanya Dimas.
Ega tertawa salah tingkah, ia bergumam, "tau aja deh."
Dimas melengos sembari memakai topinya kemudian melenggang pergi.
Ega bertanya sembari berteriak di ambang pintu kamar, "lu mau ke RS?"
Dimas menjawab singkat sembari turun tangga, "iya."
"Sendirian berani, kan?"
"Lo kira gue bocah apa," ketus Dimas.
¤¤¤
Angel menekan klakson motornya di depan kosan berkali-kali, hingga tetangga berkerumun terusik. Ega buru-buru keluar dengan gugup.
"Ceweknya den Ega? Keren pisan yah."
"Kok ceweknya yang nyamperin si cowok? Cowoknya nggak modal tuh."
Bisik-bisik para ibu-ibu penggosip.
"Buruan," kata Angel ketus.
"Gua di bonceng?" tanyanya sembari menggaruk kepalanya.
"Iya, lah. Emang lo bisa make motor?"
Ega menggosok pangkal hidungnya, ia berkata, "gini-gini gua mantan anak motor kali."
Angel mencibir sembari turun dari motornya, "yaudah nih bawa."
Ega mengambil alih motor ninja hitam itu, Angel segera naik ke jok belakang sembari berpegangan pada kedua bahu Ega.
"Pegangan yang kenceng!" perintah Ega setelah memakai helm.
"Udah deh buruan," tukas Angel.
Mesin ninja itu menderu halus dan melesat di gang kompleks dengan mulus. Setelah memasuki jalan besar, Ega memacu motornya dengan kecepatan tinggi, membelah padatnya jalanan ibu kota. Angel tersentak dan refleks memeluk pinggang Ega.
"Jangan kenceng-kenceng, bangke!" teriak Angel dibalik helm full face nya.
"Nggak kedengeran!" balas Ega sembari berteriak.
"Nggak kedengeran kok bisa jawab!?"
"Nggak tau, mungkin karna kita sehati kali ya!" kekeh Ega.
Angel mencubit pinggang Ega dengan keras, hingga si empu meringis.
"Nggak usah godain gue anjing!"
"Gua Ega, bukan anjing!" sungut Ega sembari mesam-mesem.
Angel kembali mencubit pinggang Ega dengan lebih keras.
"Ah, sakit coy!"
¤¤¤
Pria berambut pirang itu terbaring di ranjang rumah sakit dengan selang berisi cairan darah tertancap di tangannya.
"Dosis obatnya akan ditambah ya," ujar dokter berkacamata sembari menulis resep.
"Bukannya minggu lalu udah?" Dimas meliriknya.
Zayn membenarkan kacamatanya lalu berkata, "kita harus mengantisipasi hal yang tak diinginkan, bukan."
Dimas mendengus lalu menutup matanya, ia bertanya, "berapa sisa waktu gue?"
Ruangan putih itu lenggang. Zayn menepuk bahu Dimas dan berujar, "kita serahkan pada takdir."
Dimas memakai topi putihnya lalu keluar dari ruang periksa dokter begitu perawatannya selesai. Ia berjalan dengan tangan masuk ke saku hoddienya, tiba-tiba gelang jimatnya terlepas dari pergelangan tangan, sehingga Dimas harus berjongkok untuk memungutnya.
Mendadak seseorang dari sampingnya tersandung dan menubruknya, Dimas terpental dengan kepala menghantam pinggir kursi. Ia meringis sembari memegangi dahinya yang lecet.
"Ah, maaf maaf, nggak sengaja, maaf banget!" racau perempuan itu sembari membantu Dimas berdiri.
Dimas mengenyahkan tangan perempuan itu menolak dibantu.
"Eh, Dimas!?" pekiknya terkejut.
Matanya menyipit, Dimas bertanya, "lo siapa?"
"Lo nggak hilang ingatan gara-gara tadi, kan!?" jerit perempuan itu panik.
Dimas melengos sembari berkata, "gue nggak inget muka orang yang nggak penting."
Dasya menarik lengan Dimas dan mendudukkannya di kursi, lalu dengan cekatan memasang plester di kening Dimas.
"Lo ngapain sih!?" gerutu Dimas sembari berdiri gusar.
Dasya mendorong Dimas agar kembali duduk, ia menahan bahunya dengan kedua lengan lalu berkata, "salam kenal, gue Dasya Aira. Kedepannya inget wajah dan nama gue yang cantik ini, oke."
"Emang lo siapa, sampe gue harus repot-repot nginget lo," cibirnya sembari menyingkirkan perempuan itu dan melenggang pergi.
"Kalo gue jadi pacar lo gimana?" ujarnya yang menghentikan langkah Dimas.
"Najis," tukas Dimas ketus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LMAO GAN
Si Ega kang gombal Si Dimas kang kulkas Kalian suka yang mana sih?
Jujur, gw sih suka kalian ehe:v
Anuuu, mulai sekarang SOMEDAY bakal update ga sesuai jadwal lagii, entah bakal 2 Minggu sekali atau malah lebih.
Tapiiiii, kalo vote nya bisa tembus minimal 100 lahh, bisa dibicarakan, author usahain buat cepett update nya