SOMEDAY 06

2 0 0
                                        

SOMEDAY II
KOSONG ENAM

     Ega dan Angel pergi ke sebuah pusat perbelanjaan terbesar di ibu kota, lalu berjalan sembari melihat-lihat.

"Lo mau ngasih hadiah apa?" tanya Angel sembari memainkan ponselnya.

"Nggak tau, gua bingung, makannya gua ajak lu biar lu yang bantu pilihin," ujarnya.

Banyak orang berlalu lalang di sekitarnya, Ega segera menggandeng tangan Angel lalu merengkuh pinggangnya.

"Lo ngapain sih!?" seru Angel sembari menatap Ega sinis.

"Banyak orang, takutnya lu ketuker," kilahnya sembari mengalihkan pandangan.

Angel mencebikkan bibirnya, kemudian matanya berkilau menatap pernak-pernik yang dipajang di salah satu toko. Ia melangkah cepat ke dalam toko.

"Woy, tungguin!" seru Ega sembari mengekori Angel.

Angel menatap pernak-pernik kuno yang tergantung, lalu mengambil gelang giok berwarna zamrud, ia mengarahkannya ke cahaya, benda itu pun bersinar.

"Bagus ya," puji Angel sembari memperlihatkannya pada Ega.

Ega mengambilnya dari tangan Angel sembari berdecak kagum, "bagus, seni artistiknya kental akan keantikan zaman dulu. Gua beli ini deh."

"Pinter juga lo ngereview," ucap Angel memuji.

Ega berdehem salah tingkah, lalu ia mengambil sepasang gelang itu dan membawanya ke kasir.

"Totalnya empat puluh lima juta, kak," sebut mba-mba kasir sembari memberikan bingkisan yang dihias cantik itu.

Ega mengambil blackcard nya dari dompet dan memberikannya pada kasir. Mereka segera melenggang dari toko tersebut.

"Mau es krim?" tawar Ega.

"Nggak," tolak Angel sembari memainkan ponsel.

"Tapi gua mau, lu tunggu disini, jangan kemana-mana," celetuk Ega lalu berlari ke stand es krim tak jauh dari mereka berdiri.

Angel berdehem, tiba-tiba ada panggilan masuk dari temannya.

"Apa?" sahut Angel malas.

"Ada bocah sok keras nantangin lo," ucap seorang perempuan di seberang telepon.

"Atur pertandingan malam ini juga," tukas Angel sembari melirik arlojinya.

"Dia minta sekarang. Lo nggak akan mempermaluin tim kan,"  desaknya.

"Oke lah, otw," putus Angel sembari melihat arlojinya yang menunjukan jam sepuluh pagi. Ia memutuskan sambungan dan segera melesat pergi.

"Angel, lo ma...u nggak?" lontar Ega sembari celingukan mencari batang hidung Angel, "kemana lagi tuh orang."

Ega menghentikan seseorang yang lewat lalu memberikan es krim satunya sembari berkata, "buat lu."

"Thanks bang," sahut orang random itu.

Ega menelepon Angel, namun tak tersambung, hanya panggilan berdering yang ia terima.

"Hadeh, dibilangin jangan kemana-mana, malah ngilang," selorohnya sembari melahap es krimnya lebar-lebar.

¤¤¤

     Ega turun dari bus, lalu berjalan kaki sampai di kosan. Segera ia masuk setelah memberi salam, lalu merebahkan diri di sofa sembari meletakkan bingkisan diatas meja.

"Puas jalan-jalannya?" tanya Dimas dari arah dapur sembari membawa segelas air putih.

"Puas dan nggak puas," ujarnya lalu meraih gelas yang Dimas letakkan di atas meja dan meminumnya hingga tandas, "gua puas jalan bareng Angel, dan gua nggak puas karna waktunya terlalu singkat. Bahkan dia ngilang sebelum gua ajak makan."

"Minum gue, anjing," sungut Dimas sembari menatap gelas yang telah kosong.

Ega menghela napas panjang, lalu ia berkata, "naklukin cewek ternyata nggak gampang, yah."

Dimas tak menanggapi dan asik sendiri menonton tv sembari mencomot biskuit bumilnya.

Ega menatap Dimas lalu mendesah panjang. "Tapi kayaknya nggak berlaku buat elu deh, Dim." Ega menatap dahi Dimas dan menyentuhnya, ia bertanya, "dahi lu kenapa?"

"Kepo lo," ketus Dimas sembari menepis tangan Ega.

Ega berdecak kesal, lalu rebahan di sofa sembari memainkan ponselnya.

¤¤¤

     Angel Calarisa, si gadis pembalap bertalenta. Gadis berambut panjang itu menatap tajam pria yang menantangnya dari balik kaca helm.

"Buruan selesain, badan gue udah lengket, bangke," tukas Angel sembari mengeratkan kaos tangannya.

"Gue akan bikin lo mampus," ujar si pria sembari terkekeh.

Angel mendengus, "coba aja."

"Peraturan drag race motor ini sederhana, pembalap memacu motornya di lintasan lurus sejauh seperempat mil, dan waktu tempuh akan dicatat dan dihitung. Pembalap dengan waktu tersingkat melewati garis finish adalah pemenangnya, gue yakin kalian udah paham," ucap panitia.

Lampu start menyala menandakan balapan telah dimulai. Masing-masing telah memacu motornya di trek lurus sejauh seperempat mil itu, meninggalkan garis start.

"Gue nggak yakin sama cowok itu," lontar teman Angel.

"Percaya aja sama Angel, dia nggak akan kalah semudah itu," yang lain menimpali.

Pria yang diketahui bernama Beny itu memacu motornya hingga sejajar dengan Angel.

"Ternyata lo nggak semengerikan di rumor ya," kelakarnya sembari tertawa mengejek.

Angel menatap malas pria berambut panjang itu.

"Gue duluan," tukas Beny, lalu memacu motornya dengan gila-gilaan.

Penggemar Angel yang menonton berseru tertahan, "super rookie lagi ngapain sih!"

"Balap terus jangan kasih kendor!"

"Bodoh, Angel itu lagi melancarkan triknya. Si bodoh gondrong itu udah masuk jebakan Angel, siap-siap aja dibalap," tukas penggemar berat tim Black Swan.

Beny yakin ialah pemenangnya karena garis finish sudah berada didepan matanya yang hanya berjarak seratus meter, tiba-tiba Angel melesat cepat bak jet melewati garis finish dengan mulus.

Seruan-seruan senang menggema di bawah teriknya matahari. Seruan kecewa juga datang dari para penggemar Beny.

"Kan, apa kata gue."

"Black Swan sang juara bertahan! Super rookie memecahkan rekor tersingkat dan menjadi pemenang di pertandingan hiburan ini mengalahkan tim Drakula!" seru komentator menggelegar.

Angel melepas helm full face nya dan dihampiri teman-teman setimnya.

"Lo keren kaya biasa," puji temannya sembari tos telapak tangan.

"Gue mau langsung balik, gerah," cetus Angel sembari mengusap peluh didahinya.

Tiba-tiba Beny dan kawan-kawan datang menghampirinya dengan wajah merah padam.

"Lo curang!" berang tim Drakula menuduh.

Teman Angel menimpali, "curang gimana sih, lo kalo kalah mah terima aja, main sportif dong."

Beny merangsek maju menarik dagu Angel dan berbisik tajam, "gue nggak terima kekalahan, lain kali ayo tanding ulang."

Lalu Angel menekan pergelangan tangan Beny dan menekuknya di belakang punggung, ia berbisik dari belakang telinganya, "percuma tanding ulang, lo nggak akan bisa ngalahin gue."

Angel dan temannya meninggalkan tempat itu. Beny mengeraskan rahangnya, lalu menyeringai dan menatap tajam punggung Angel yang menjauh.

Beny menjilat bibirnya dengan seringai yang semakin lebar, ia melontarkan kata, "cewek yang menarik, rasanya gue tergoda sama pesonanya."

LMAO GAN

Badas nggak, badas nggak?
Badas lah masa engga
Anjay

SOMEDAY IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang