BAB 21 : HUKUMAN

10.7K 828 14
                                    

"Tuan Cendana kenapa anda bisa sampai begini?" Kata Danuja cemas.

Cendana hanya diam sambil menatap ke arah luar, sambil memeluk salah satu ranselnya untuk menutupi kancingnya yang lepas.

"Capo bakalan marah besar kalau seperti ini, saya juga yang kena." Kata Danuja sambil memijit pelipisnya yang pening.

"Tuan Dana, kenapa anda harus kabur huh?" Kata Danuja sambil melirik kaca spion depan.

Cendana tetap diam, dan tidak berbicara sepatah kata apapun.

🪴🪴

Menjelang malam, akhirnya Danuja dan Cendana tiba di mansion milik Jonathan. Terlihat mobil mewah satunya, yang di pakai Jonathan telah pulang.

"Duh... Mati aku!" Kata Danuja.

Danuja pun segera bergegas turun duluan, untuk menceritakan yang telah terjadi kepada Jonathan.

Terlihat,  Jonathan yang kebetulan juga barusan pulang berbincang-bincang agak lama dengan Danuja diluar. Namun setelah pembicaraan itu kelihatan telah selesai, tiba-tiba Jonathan berjalan menuju ke arah Cendana. Cendana terkejut sekaligus panik. Ia ingin lari namun sudah terlambat. Ia juga tidak habis pikir, seharusnya jika tadi ia memanggil taksi dan kabur, sepertinya masih sempat. Namun karena Cendana sudah panik ia malah masuk ke mobil Danuja.

Cendana yang sudah sedikit sadar kemudian mencoba membuka pintu mobil yang ternyata sudah dikunci oleh Danuja.

Tiba-tiba....

CEKLEK.... (Suara mobil dibuka)

Jonathan syok melihat kondisi Cendana yang bajunya sudah compang camping, lebam dimana-mana, dan tentunya...

Bekas gigitan di lehernya.

Jonathan murka dan menarik lengan Cendana dengan paksa.

"Jo!! Lepasin!" Kata Cendana.

Namun cengkraman Jonathan semakin menguat.

"Aaargh.." Kata Cendana kesakitan.

Cendana masih ingin kabur, ia kemudian mencoba menendang paha Jonathan dengan keras.

DUGGH!!

Jonathan terkejut kemudian melonggarkan cengkraman. Cendana memanfaatkan hal tersebut untuk berlari sekencang-kencangnya meninggalkan mansion itu. Ia sudah tidak peduli lagi dengan kondisinya yang sudah sangat kusut, dan hujan deras saat itu.

Namun ketika Cendana sudah hampir memasuki jalan menuju hutan buatan, tiba-tiba Jonathan mengeluarkan revolvernya dan menodongkannya tepat ke tubuh Cendana.

DORRR!!! (Suara tembakan)

BRUKK!! (Cendana oleng kemudian terjatuh)

Jonathan menembak betis kiri Cendana.

Dengan sigap, Jonathan menghampiri Cendana yang terjatuh sambil memegangi kakinya. Ia pun langsung mengangkat Cendana dan menggendongnya di depan.

"Jo! Kumohon, aku tidak suka tinggal disini! Tolonglah!!" Kata Cendana yang matanya mulai memerah dan menahan sakit.

Namun Jo menghiraukannya dan tetap berjalan menuju mansion nya.

[BL] Sebelum Matahari Memeluk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang