BAB 12 : PENYELIDIKAN

10.1K 862 11
                                    

"Apakah Pak Karas mengenal Pak Dana?" Kata Rudi yang penasaran.

"Ah.. ya begitulah." Kata Karas sekadarnya.

"Baiklah, mari kita coba lihat cctv di minimarket seberang jalan ini." Kata Karas melihat data-data dari komputernya. Karena ternyata di sebrang jalan dekat distrik merah, beberapa cctv pemerintah sudah dipasang.

"Pak, itu Pak mobil hitamnya." Kata Rudi menunjuk layar komputer itu.

"Ketangkap kau!" Kata Karas, kemudian mencocokkan kepemilikan mobil itu.

Setelah beberapa saat Karas mendengus kesal. Tidak ada plat nomor yang cocok dengan mobil mewah itu.

"Ck.. kenapa bisa!" Kata Karas sambil mengacak rambutnya.

Tiba-tiba dari belakang ada polisi lainnya berteriak.

"Komandan! Gawat! Ada kasus pembunuhan." Kata polisi itu yang bernama Jaja.

"Dimana Ja??!" Kata Karas.

"Di sebuah pekarangan, tidak jauh dari pemukiman warga xxx . Ada luka tembakan tepat di dahinya, dan pistol di samping tubuhnya." Kata Jaja.

"Nak Rudi, sebaiknya kau pulang dulu. Nanti jika Bapak dapat kabar, nanti akan ku beritahu." Kata Karas.

"Ta..tapi Pak?" Kata Rudi.

"Rumahmu dimana? Nanti bapak kesana." Kata Karas.

"Rumah Rudi disini pak!" Kata Rudi.

"Distrik merah?" Tanya Karas.

Rudi mengangguk.

Setelah sejenak berdiskusi, Rudi akhirnya pulang ke rumah dengan diantar Pak Karas, yang sekalian ke lokasi TKP.

🪴🪴

Wee..woo..wee..woo (Suara mobil polisi menuju tempat kejadian).

Setelah sampai di tempat kejadian, Karas bergegas turun dan mengecek lokasi. Terlihat sudah banyak wartawan dan warga yang berkumpul di tanah lapang itu.

"Pak Karas!" Kata salah seorang tim forensik yang sudah sampai di TKP.

"Pasang garis polisi, cepat! Jauhkan warga dari TKP, karena dikhawatirkan akan mengkontaminasi barang bukti." Kata Karas kepada anak buahnya.

"Siap komandan!" Seru anak buahnya bersama-sama.

"Pria berumur 50 tahunan, bernama Hans Mayer. Ia seorang pemimpin agama. Kebetulan, tadi pagi, ia terlihat bersiap menghadiri sebuah perkawinan, untuk memberkati suatu mempelai. Ini saksi dari teman korban." Kata Jaja membaca resume korban.

"Tapi seminggu sebelumnya, semua kejahatannya tentang penyalahgunaan uang para donatur terungkap. Ia dimintai pertanggungjawaban, namun ia malah kabur." Kata Jaja.

"Korban sempat diancam akan dibunuh oleh seorang donatur dengan nominal donasi yang terbesar, orang itu bernama Pak Rai. Ia adalah seorang aktivis, sekaligus kolektor senjata. Pak Rei pernah melukai Pak Hans, karena tidak terima." Kata Jaja menambahkan.

Tiba-tiba tim forensik berkata...

"Pak Karas, tembakan ini sungguh sempurna, tepat di dahi. Pelurunya menembus sampai dalam. Namun anehnya, peluru dengan pistol ini tidak match sama sekali. Peluru yang menancap Ini seperti dari..." Kata tim forensik.

"Revolver." Kata Karas mencoba melihat dari dekat kepala korban.

"Kemungkinan besar iya. Namun, kami harus memastikan lagi dengan otopsi. Paling cepat 3 hari." Kata Salah satu pemimpin tim forensik.

[BL] Sebelum Matahari Memeluk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang