BAB 24 : KEKESALAN DANUJA

8.4K 752 13
                                    

"Haaaah.... Segarnyaa.." Kata Cendana.

Cendana sudah selesai mandi dan sudah memakai kaos pemberian Jo tadi.

Sebenarnya Cendana sangat kesusahan dalam mengenakan baju. Karena tangan dan kaki kirinya terluka. Setelah bersusah payah, akhirnya Ia berhati-hati keluar dari kamar mandi sambil memegangi tembok.

"Jo...." Panggil Cendana yang melihat kamarnya tiba-tiba terlihat sepi. Tidak ada tanda-tanda Jonathan disana.

Tok...tok...tok.. (Suara pintu diketuk).

"Ini saya, Danuja!" Kata Danuja sambil membawa kedua tas ransel Cendana.

"Ah.. ya baik. Masuklah." Kata Cendana.

Danuja kemudian masuk dan memberitahu bahwa Cendana tidak boleh mengajar sampai kakinya sembuh..

"Apa?! Aku tidak setuju. Kenapa kau memutuskan keputusan sepihak seperti itu?" Kata Cendana sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Capo  Jo ada urusan mendadak. Ia tidak akan disini mulai hari ini sampai minggu depan." Kata Danuja.

"Tugas saya adalah menjaga dan memastikan kesembuhan anda. Jika anda tahu, saya hampir dipenggal oleh  Capo karena lalai dalam menjaga pada waktu anda ingin kabur kemarin, Tuan Dana." Kata Danuja.

Cendana terbelalak kaget.

"Danuja..." Kata Cendana.

Terlihat Danuja yang menatap malas Cendana.

"Walau Capo perhatian dan baik kepada anda, bukan berarti sifat mafia yang ada dalam dirinya hilang. Anda harus berhati-hati dalam berbicara dan bersikap disini." Kata Danuja dengan ketus.

"Capo Jo adalah seseorang yang posesif ketika sudah menemukan peliharaannya. Jadi saya harap, anda dapat mengerti hal ini Tuan Dana." Kata Danuja.

"Tuan Jo dulu pernah memiliki peliharaan seperti anda, namun sebelum mencapai pelaminan, lelaki itu tiba-tiba pergi meninggalkan Capo. Ia lebih imut dan manis, ia sangat penurut dan tidak gegabah seperti anda. " Kata Danuja.

"Dia juga pandai soal urusan ranjang. Tidak seperti anda yang bahkan polos dan tidak berpengalaman." Kata Danuja mengejek.

Danuja sebenarnya sangat kesal dengan Cendana. Akibat ulahnya kemarin yang mencoba untuk kabur hingga terdapat bekas gigitan di lehernya, membuat Jonathan  murka dan melampiaskan kemarahannya kepada bawahannya. Satu orang meninggal karena ditembak oleh Jonathan, dan orang itu adalah sahabat dari Danuja.

Selain itu, ketika Danuja gagal dalam membakar rumah Nirmala, Jonathan tiba-tiba mengatakan hal yang tak terduga. Ia mengancam akan memecat Danuja dari pekerjaannya. Danuja yang sudah setia bekerja dengan Jonathan selama 10 tahun, tidak terima dengan perlakuan buruk bosnya, hanya karena lelaki kurus yang cantik itu.

"Memang apa urusanmu huh? Kau bukan keluargaku yang berhak mengaturku. " Kata Cendana sambil bergegas ingin keluar.

Danuja seketika geram mendengar perkataan yang dilontarkan Cendana, kemudian melempar tas ransel yang di bawa ke tubuhnya.

"Uhh..haish.. kasar sekali." Kata Cendana.

Danuja kemudian dengan segera bergegas pergi keluar tanpa sepatah katapun.

"Hei..Danuja!!" Kata Cendana mengikuti Danuja sampai di depan pintu.

Danuja menatap tajam Cendana dengan sinis.

"Apa tadi? Kau bilang keluarga? Salah satu sahabatku yang menjadi keluargaku disini mati konyol karena mu!" Kata Danuja sambil menunjuk dahi Cendana dan mendorongnya ke belakang dengan keras.

"Demi keamananmu, saya akan kurung anda disini selama seminggu, hingga Capo kembali. Tidak usah khawatir, makanan dan segala keperluan akan disiapkan oleh pelayan." Kata Danuja.

"Jika kau berusaha untuk lompat dari balkon diujung sana, kau pasti akan ketahuan. Jadi jangan macam-macam dengan Nostra Casa. Kami juga melengkapi area mansion ini dengan cctv dan penembak jitu." Kata Danuja kemudian berusaha menutup pintu kamar itu.

Cendana tidak habis pikir. Ia sangat terkejut.

"Danuja, A..apa itu benar? Temanmu men..meninggal karena ku?" Kata Cendana yang panik.

Raut wajah Danuja sangat marah. Ia kemudian menutup pintu itu tanpa aba-aba.

"BRAAAAAK!!! (Suara pintu ditutup dengan keras)

Kemudian dari arah balkon muncul beberapa orang berpakaian hitam membawa papan kayu panjang dan memakunya melintang menutupi seluruh Jendela balkon, hingga ventilasi udara.

(Suara palu yang keras dan terus menerus)

Kamar Cendana yang tadinya terang perlahan-lahan mulai gelap gulita karena ditutupi oleh papan kayu tadi. Cendana panik, kemudian mencoba mendobrak pintu kamarnya.

Dukk...duk...dukk...

"Uhh.. kenapa susah sekali." Kata Cendana mencoba mendobrak pintu utama itu, namun setelah beberapa kali mencoba, usahanya tidak berhasil.

"Danuja..dukk..duk..duk...Danuja!! Bukakan pintunya!!" Kumohon!!" Kata Cendana sambil mencoba menggerakan ganggang pintu itu dengan keras.

"Danuja!!" Cendana berteriak.

Ia berteriak beberapa kali namun akhirnya lelah. Suara palu sudah berhenti memukul. Yang tersisa hanyalah satu ventilasi udara kecil.

Cendana kemudian bergegas mencari sakelar lampu dan menghidupkan nya.

(Lampu dinyalakan)

Cendana mengusap wajahnya. Terlihat rasa takut dan pusing menjadi satu.

Dengan kaki yang pincang, ia pun bergegas membuka tas ranselnya dan mencari ponselnya.

Tiba-tiba ada nomor tak dikenal yang mengirimkan sebuah pesan.

Halo, Dana. Ini aku Jo.
Maaf aku pergi tanpa berpamitan.
Aku ada urusan mendadak
perihal pekerjaan tenanglah, ada Danuja.

Nanti ia akan mencukupi
kebutuhan mu di mansion.
Jangan sungkan.

Jika Danuja masih
berperilaku buruk,
hubungi aku.

Cendana memijit kepalanya yang pening. Ia sebenarnya tidak tahan dengan kelakuan Danuja yang secara sepihak melarangnya mengajar hingga mengurungnya.

Cendana ingin meminta bantuan dan mengadu kepada Jonathan, namun ia memikirkan kembali resikonya. Memang, Jonathan tidak akan  berani membunuh dirinya, namun jika sampai bawahan Jonathan yang ditembak mati untuk menggantikannya, ia pikir hal itu terlalu berlebihan.

Cendana pun bersender lemas di pintu dan mencoba mencari-cari kontak di pesan WhatsApp nya.

Hingga tiba-tiba ada salah satu chat yang tertimbun. Ternyata chat itu milik Alang.

Ayah dimana sekarang?
Ayah kenapa tidak menjawab?

Chat itu dikirim pada malam hari sepertinya tepat saat Jonathan membawa Cendana ke kamar ini.

•••

[BL] Sebelum Matahari Memeluk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang