BAB 2 : BASEMENT

13K 1.1K 57
                                    

"Halo, nak ada ap-.." Kata Cendana sambil mendekatkan ponsel ketelinganya.

"Haloo, Halo, ayah! tolongg Alang, hiks. Alang disekap oleh orang jahat disini hiksh." Kata Alang dari seberang telepon.

Cendana kaget, ia kemudian bergegas pergi menghiraukan Bu Siska yang masih berdiri di depannya.

"Maaf Bu Siska, saya duluan, ada urusan penting." Kata Alang tergesa-gesa.

"Eh, ba..baik pak."
Bu Siska dan Bu Mira kebingungan.

Cendana berjalan menyusuri koridor kelas hingga sampai di tempat parkir.

"Alang, nak.. kau ada dimana sekarang?" Kata Cendana.

"Aku berada di gedung tua terbengkalai belakang pasar xxx jalan xxx." Kata Alang dari seberang telepon.

Cendana kaget. Gedung dan pasar itu berada di distrik merah kota mereka. Tempat itu pula, Cendana sering menjadi guru relawan.

Distrik merah itu berisi tempat perjudian, preman, tempat pelacuran, pemulung dan anak-anak jalanan.

Cendana mengusap keningnya.

"Alang, kau jangan bohong nak! SMA mu kan dekat dengan SD tempat ayah mengajar. Kenapa bisa sampai disana?!" Kata Cendana memarahi Alang.

"Ck.. Bodoh! Bisa-bisanya seorang ayah memarahi anaknya, ketika nyawa anaknya terancam!" Kata Alang tidak kalah suaranya.

Cendana tersentak kaget.

"Cepat ayah! Kau mau melihat anakmu mati huh?!" Kata Alang dengan nada tinggi.

"Baik-baik, nak, ayah akan menghubungi polisi. Ayah akan kesana bersama mereka." Kata Cendana.

"Haish, Goblok! Tidak usah, ayah kesini saja dulu! Mereka sudah memukuli Alang sampai babak belur, jika ayah memanggil polisi, keburu mati Alang.!" Kata Alang dengan suaranya yang semakin tinggi, dan tidak sabar.

"Ah.. baik, ayah akan segera kesana." Kata Cendana mengusap keningnya.

Cendana kelabakan, ia kemudian bergegas meninggalkan tempat parkir.

"Pak Bon! Saya titip sepeda saya ya pak, saya ada urusan penting." Kata Cendana tergesa-gesa kepada pengurus kebersihan sekolah.

"Siap Pak Dana, ditinggal di situ saja, nanti saya rantai." Kata Pak Bon yang masih sibuk mengurusi beberapa tanaman.

Cendana pun berlari menuju ke gerbang sekolah mencari taksi.

"Hosh..hosh...hosh.."

"Taksi!" Kata Cendana memanggil taksi yang kebetulan lewat di jalan.

CEKLEK... (Suara pintu mobil dibuka)

"Pak, antarkan saya ke alamat ini ya!" Kata Cendana terbata-bata.

"Huh? Yakin pak kesini?" Kata supir taksi yang heran, karena Cendana pergi ke distrik merah.

"Iya pak, cepat ya pak." Kata Cendana dengan raut wajah yang tidak tenang.

Jarak antara sekolah tempat Cendana mengajar, dengan jarak gedung itu lumayan jauh. Sekitar 30 menit.

🪴🪴

Untung saja, jalanan tidak macet. Cendana akhirnya tiba disana dengan menenteng tas punggungnya.

Cendana bergegas masuk lurus ke dalam pasar. Terlihat banyak penjual dan pembeli yang sedang bertransaksi jual beli.

"Nak ganteng, mau beli ikan? Ini segar lho, baru datang tadi pagi." Kata Ibu penjual ikan tiba-tiba."

[BL] Sebelum Matahari Memeluk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang