1

1.8K 101 0
                                    

Hari berlalu dengan cepat, tidak terasa sudah satu bulan saja Adiba menjadi mahasiswa Universitas garuda. Dan hari ini Adiba harus berangkat lebih awal, karena ada jadwal kelas pagi.

Saat tiba di kampus, ia menemukan temannya yang sedang duduk dibawah pohon besar, alih alih sedang menunggu kedatangannya, Adiba langsung menghampirinya.

"Assalamu'alaikum feb" Adiba mengucap salam.

"Eh wa'alaikumsalam" Febri membalas salam Adiba.

"Kamu kok gak masuk feb?" tanya Adiba.

"Sengaja sih nunggu kamu, biar masuk kelas bareng. Yaudah ayo masuk, keburu dimulai ntar kelasnya" Febri berdiri dari duduknya lalu menggandeng tangan Adiba dan berjalan masuk kedalam.

Sang empunya membalas gandengan tersebut dan mengikuti langkah Febri.

Setelah kelas berakhir, Adiba dan febri berjalan keluar gedung dan menuju ke parkiran. Tiba-tiba terdengar suara raungan motor yang sangat nyaring dari arah parkiran.

Febri membelalakan matanya.
"AAAAA ITU PASTII SUARA MOTOR GENG BLACK MOON!" teriak Febri yang membuat Adiba menutup telinganya.

"Astaghfirullah feb, gak usah pake teriak juga" celetuk Adiba.

Febri menarik tangan Adiba untuk berlari menuju parkiran, mau tidak mau Adiba ikut berlari dibelakang Febri. Saat tiba diparkiran ternyata sudah banyak sekali para kaum hawa yang sedang menyambut kedatangan geng Black Moon.

Adiba membuang nafas kasar. Berbeda dengan temannya itu yang sangat kegirangan melihat geng BM.

"Dib coba liat itu dib, aaaaa Samudra ganteng banget gila!!" Febri kegirangan.

"Feb, aku pamit pulang dulu ya" pamit Adiba, karena dia sudah tidak tahan dengan jeritan jeritan histeris para ciwi ciwi.

"Ih kok pulang sih, tunggu sini liat itu dulu" menunjuk ke arah geng BM.

"Febrianata, gak boleh terlalu lama memandangi cowok yang bukan mahromnya, dosa" tegur Adiba.

"Nanggung ini mahh, liat tuhh masyaAllah ganteng ganteng".

Adiba menghela berat,
"Aku pulang dulu ya, Assalamualaikum".

"Ihhh, yaudah deh. Waalaikumsalam, hati hati cintahh".

"Iya, kamu juga" Febri memberikan jempol sebagai jawaban dari ucapan Adiba.

Adiba mengambil motornya dan bergegas untuk pulang. Saat Adiba hendak mengegas motornya tiba tiba Samudra muncul dihadapanya.

"Astaghfirullah!" Adiba spontan menarik remnya.

"Hai, dib" sapa Samudra sembari mengembangkan senyumnya, seperti orang tak berdosa.

Adiba menghela berat.
"Nanti kalo ketabrak gimana sam!" celetuk Adiba.

"Cie perhatian" goda Samudra sambil menaik turunkan alisnya.

Adiba hanya bisa beristighfar dengan kelakuan Samudra yang terus menganggunya, bahkan bisa dikatakan setiap hari.

"Sam, tolong kali ini aja jangan berulah" ucap Adiba dengan tegas.

"Oke, gue bakal stop ganggu lo, asal lo mau jalan sama gue" ucap Samudra bersemangat.

"Coba jelasin, apa tujuan kamu ngajak aku jalan, dan coba sebutin apa manfaatnya" ucap Adiba.

Samudra diam sejenak, tapi otaknya yang sangat encer itu tidak membiarkannya diam terlalu lama.

"Tujuannya ngajak lo buat seneng seneng, dan manfaatnya bisa bikin lo jadi happy"

"Kesimpulannya adalah ZINA dan DOSA" Adiba sedikit menekankan ucapannya pada kalimat 'zina dan dosa'.

Lalu Adiba segera menyalakan motornya dan pergi dari tempat. Samudra yang tidak bisa berkata kata lagi, hanya bisa menatap Adiba yang perlahan lahan semakin jauh darinya.

Sudah sekian kalinya ajakan samudra ditolak mentah mentah oleh Adiba, tapi itu semua tidak mematahkan semangatnya untuk mendapatkan hati Adiba.

"Udah ditolak yang keberapa kalinya sam?" tanya Farez yang tiba tiba muncul dari belakang Samudra.

"Gak tau, tapi kayaknya lebih dari 10 kali" jawab Samudra yang masih menatap ke arah Adiba yang sudah tidak terlihat batang hidungnya.

"Gue saranin mending lo nyari cewek lain aja deh, susah kalo mau deketin cewek yang agamis, kecuali kalo lo mau punya hubungan yang serius sama dia" Ucap Farez.

"Maksudnya?".

"Nikah!. Cewek kayak gitu gak bakalan mau kalo membangun suatu hubungan dengan cara yang salah".

"Maksud lo cara gue deketin dia salah?".

"Yaiyalah salah pake nanya lagi lo, kalo bener gak mungkin lo ditolak berkali kali. Makanya jangan cuma islam KTP lo" Celetuk Farez lalu pergi meninggalkan Samudra yang mematung ditempat.

Samudra terdiam sejenak mencerna setiap kalimat yang keluar dari mulut Farez.

•••

Saat sampainya dirumah Adiba tidak menemukan keberadaan sang Bunda, ia sudah mencarinya disetiap sudut rumah, tapi tetap saja tidak ada.

"Apa bunda keluar kali ya?" pikir Adiba.
akhirnya ia masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi dan lain sebagainya, ia duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu Bundanya datang. Sudah 15 menit ia duduk disofa sambil bermain ponsel, akhirnya yang ditunggu tunggu datang juga.

"Assalamualaikum" salam Bunda yang baru masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam, Bunda dari mana?" tanya Adiba.

"Bunda habis dari rumah Bu Sri kak" jawab Bunda yang langsung duduk disebelah Adiba.

"Ada apa kak?" Lanjutnya.

"Bun... aku males kuliah" rengek Adiba.

"Loh kenapa kak?" tanya Bunda bingung.

"Males Bun, ada cowok yang suka ganggu Adiba, jadinya kan males buat dateng ke kampus" adu Adiba.

"Ohh, jadi cowok penyebabnya" respon Bunda dengan nada sedikit menggoda Adiba.

"Ihhh Bundaa, Adiba serius" kesal Adiba.

"Iya iya, jadi kakak maunya gimana" kekeh Bunda.

"Gak mau diganggu teruss bun" Adiba terus merengek.

"Ya bilang aja sama dia kalo kakak gak suka diganggu".

"Udah, tapi dia masih tetep aja ganggu".

"Cuekin aja kak, gak usah ditanggepin. Nanti kalo dia udah capek, pasti bakal berhenti dengan sendirinya".

Adiba menghela berat.
"Sampai kapan Bun...".

"Sampai dia capeklah" kekeh Bunda.

"Tuh kan... Bunda mahh males ih" kesal Adiba sambil memanyunkan bibirnya.

"Gak gak, bercanda. Sekarang Bunda mau tanya sama kakak, tapi jawab jujur ya" ucap Bunda dengan nada serius.

Entah kenapa tiba-tiba hati Adiba jadi dag dig dug ser saat Bundanya mengucapkan kalimat tersebut.
"Tanya apa, Bun?".

*
*
*

Hallo guys, gimana kalian bacanya? Seru kah? Atau ngebosenin?.
Aku harap kalian terhibur dengan ceritanya, jangan lupa kasih ⭐ ya guys, biar tambah semangat Aku buat ceritanya. Dan yang belum follow kalian bisa follow dulu yak.
Maaf juga kalo masih ada kalimat kalimat yang kurang pass.
Next bab selanjutnya ya.
Makasih all ❣❣

Mencintai Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang