LABYRINTH | MINGYU X LISA [END]

1. Unusually

Mecca mengerutkan kening menatap layar ponselnya saat ia melihat jarum jam menunjukkan hampir pukul satu siang, namun pesan yang ditunggunya tidak kunjung tiba. Mecca berpikir mungkin ada yang salah dengan jaringan ponselnya atau kemungkinan lain adalah aplikasi bertukar pesan yang ia biasa gunakan sedang dalam perbaikan.

Memastikan, dengan tidak sabar ia menekan layar ponsel lalu menempelkannya ke telinga. "San, chat gue dong sekarang bebas apa aja, ok? gue tunggu sekarang banget. Love you!" Cerocosnya di detik pertama dan langsung ia akhiri tanpa menunggu jawaban lawan bicaranya.

Tak lama ponselnya berdering mendapat chat umpatan dari Sandra —orang yang ia telepon, namun ia tidak memerdulikannya, "nggak error, kok." gumamnya.

Saat ia memutuskan untuk mencoba kembali dengan menelepon Winny, ponselnya menampilkan bubble chat yang ia tunggu sedari pagi, "Finally!" serunya antusias.

Tadi pagi memang ia sempat heran karena mendapat paket berisi box biru besar, Mecca tidak merasa memesan sesuatu maka dari itu ia menunggu asisten rumah tangganya kembali dari pasar, namun perhatiannya teralihkan pada sang kekasih yang tidak kunjung memberi pesan, box biru tersebut pun terlupakan.

Berpikir sejenak, sebenarnya ia merindukan kekasihnya, mereka sudah tiga hari tidak bertemu dikarenakan kesibukan keduanya yang sedang menyelesaikan pekerjaan dan mengurus persiapan menuju hari pernikahan dua minggu lagi. Maka Mecca mencoba peruntungannya untuk mengajak Malik bertemu dan Dinner malam ini. Ia bahkan sudah memikirkan untuk memasak makanan kesukaan Malik setelah tadi pagi ia meminta asisten rumah tangganya berbelanja memenuhi kulkas dengan bahan masakan yang akan ia buat.

Begitu saja, ia ditinggalkan.

Membaca ulang pesan terakhir dari kekasihnya, Mecca termenung menekuri layar ponsel sampai layar itu mati. "Thats it?! Gue nunggu dari pagi cuma untuk pesan yang ngga sampe sepuluh menit dan untuk tahu kalo dia ada disemarang tanpa ngabarin gue sebelumnya?! Dia lupa sama gue?! LUPA?! Malik pasti bercanda!" gerutunya kesal.