5. Impatient

1.5K 254 6
                                    

Mecca mulai merasa akan kehilangan kontrol atas dirinya jika Malik terus-menerus mengabaikannya seperti ini. Apa salahnya? Malik tidak menjelaskan apapun dan ia mulai putus asa atas keanehan ini.

Sebenarnya Malik tidak benar-benar mengabaikannya, pria itu masih memberinya kabar dan perhatian, namun untuk Mecca itu tidak cukup. Untuk Mecca yang sangat mengenal kekasihnya dengan baik, Malik-nya belum kembali. Dan Mecca akan mencari cara untuk membawanya pulang!

Juna.
Salah satu nama temannya dengan Malik, hanya itu yang bisa ia pikirkan saat ini. Menghubungi Juna, dan mustahil rasanya jika Juna tidak mengetahui apapun. Mecca bergerak tidak sabar dan hampir mengeluarkan semua isi tasnya karena ponsel yang ia cari tertimbun barangnya yang lain.

"Ketemu!" Seru Mecca gembira bak mendapat jackpot, alu jari-jarinya menari lincah diatas layar ponsel.

"Ketemu!" Seru Mecca gembira bak mendapat jackpot, alu jari-jarinya menari lincah diatas layar ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Puas lo? Sekarang berhenti ganggu gue, apalagi mengancam gue dengan nama Hasbi! Emang sinting bisa-bisanya berita gue takut sama adik ipar gue kesebar—" dan bla bla bla, Mecca tidak peduli apa yang Juna katakan setelahnya, ia memutus panggilan se...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Puas lo? Sekarang berhenti ganggu gue, apalagi mengancam gue dengan nama Hasbi! Emang sinting bisa-bisanya berita gue takut sama adik ipar gue kesebar—" dan bla bla bla, Mecca tidak peduli apa yang Juna katakan setelahnya, ia memutus panggilan sepihak saat Juna masih belum selesai mengoceh. Berbicara dengan Juna membuat telinganya sedikit pengang namun ia tidak mempermasalahkannya, anggap saja itu pengorbanan karena sepadan dengan info yang ia terima dari Juna.

Inti dari percakapannya dengan Juna adalah, Malik terpengaruh candaan Edgar dan Baim yang mengatakan bahwa Mecca bisa jadi tidak mencintainya. Apa-apaan itu?! Jika Mecca memang tidak mencintainya untuk apa ia bersedia menikah dengan Malik?! Kasihan? Menggadaikan kebahagiaan seumur hidup hanya untuk kasihan, Mecca tidak sudi.

Selama ini Mecca tidak pernah membatasi pergaulan Malik, begitupun sebaliknya. Ia juga mengenal Baim dan Edgar dengan cukup baik, beberapa kali mereka bertemu saat ia menghampiri Malik dan menemukan Edgar atau Baim menginap disana.

Mecca juga cukup paham bagaimana mereka berkomunikasi dan bercanda. Tidak berbeda jauh dengan dirinya, Winny dan Sandra. Yang terpenting tidak biasanya Malik terbawa perasaan hanya karena candaan.

Tapi Mecca mencoba memaklumi, mungkin Malik hanya sedang ingin memberi makan egonya saat ini.

Bagaimanapun untuk manusia yang menuhankan ego seperti Mecca, ia paham betul bagaimana tersiksanya saat egonya tidak dimenangkan. Sekali ini, sekali ini saja Mecca akan menekan egonya dan mencoba mengalah untuk mereka berdua, demi rancana untuk menjebak Malik seumur hidup dengannya terlaksana!

Lagipula setelah Mecca merenung, mempertimbangkan dan berpikir, ia memang jarang menunjukkan rasa cinta dan pedulinya pada Malik, bukan berarti ia tidak mencintai Malik sebesar itu, ia hanya tidak biasa menunjukkannya. Mecca terbiasa disuguhi segalanya oleh Malik, sehingga apapun yang Mecca lakukan, sekeras apapun usahanya, Mecca selalu merasa kurang membalas apa yang Malik lakukan padanya. Usaha Malik tidak ada tandingannya, dan Mecca selalu bersyukur untuk itu, bersyukur bahwa Malik miliknya.

 Usaha Malik tidak ada tandingannya, dan Mecca selalu bersyukur untuk itu, bersyukur bahwa Malik miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LABYRINTH | MINGYU X LISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang