Bonus Chapter

2.1K 260 44
                                    


Mecca kira ia tidak akan pernah lagi merasa segugup ini.. Kegugupannya yang paling hebat adalah saat menikah dengan Malik beberapa bulan lalu, namun sekarang ia merasakannya lagi.

Dengan jantung berdebar kencang, ia menatap tanpa berkedip testpack ditangannya. Lambat laun, dua garis merah terlihat disana, Mecca menutup mulut menahan keras dirinya agar tidak berteriak heboh.

Mecca mencubit lengannya, "Aw, sakit," Ringisnya, lalu tangannya yang gemetar beralih pada pipinya, memberi sedikit tamparan disana, "Aw, sakit juga." Jadi, ini nyata?! Ia tidak sedang bermimpi?! Bulir air mata mulai jatuh dari matanya. Mecca menangis.
Perasaannya campur aduk sehingga ia sendiri bingung jika harus menentukan yang lebih mendominasi.
Ada ketakutan, bahagia, lega, dan beberapa perasaan emosional lainnya yang ada bersamanya sekarang.

Dengan tangan yang masih gemetar, ia meraih ponsel di saku piyamanya. Setelah dapat, wanita itu menggulir layar mencari satu nama disana lalu menempelkan ponselnya pada telinga.

"Ya, Sayang?" Panggilan diangkat Malik di dering pertama, yang membuat Mecca langsung terisak lebih keras sebagai balasan.

Mendengar istrinya menangis, Malik yang sedang mencari sarapan disebrang sana disergap panik, "Mecca? Kamu nangis? Kenapa? Ada yang sakit?"

"Sayang? Hei, jawab, jangan bikin aku khawatir."

"Aku... Hiks.. Aku..—" Mecca tidak sanggup bicara, maka dari itu ia memutuskan panggilan yang membuat Malik mengumpat kasar karena panik disana.

Malik memutar kembali mobilnya menuju rumah. Tadi Mecca sempat ingin dibelikan bubur ayam langganan mereka untuk sarapan, dan sebelum Malik pergi ia melihat istrinya masih baik-baik saja. Mengapa sekarang Mecca menangis? Apa yang terjadi?

Dengan tergesa pria itu memasuki rumahnya dan berlari kekamar mereka dilantai atas, "Sayang!" teriaknya masih dengan nada panik yang sama, Mecca tidak terlihat diranjang mereka.
"Disini." sebuah suara pelan disusul isakan terdengar dari kamar mandi.

Malik membuka pintunya dan menemukan Mecca terduduk menatap testpack ditangannya. Istrinya tidak berhenti menangis dengan tubuh yang gemetar. "Love, ini aku nggak mimpi, 'kan? Aku udah cubit tangan sama nampar pipiku sendiri, dan sakit. Aku juga coba pake yang lain soalnya aku takut yang pertama itu error. Ini beneran, 'kan?" Tanya Mecca dengan suara parau, mengulurkan dua testpack yang diterima Malik dengan kening berkerut.

Mata Malik dengan lekat menatap dua alat tes kehamilan yang menunjukkan hasil yang sama, lalu menoleh pada Mecca yang sedari tadi menunggunya dengan harap-harap cemas. Tanpa berkata apapun, Malik menaruh testpack di wastafel dan memeluk istrinya yang masih menangis itu dengan erat.
"Thankyou, Mecca, thankyou, sayang. I love you, aku sayang banget sama kalian." Ucap Malik dengan suara serak sambil menciumi kepala istrinya lalu dibalas Mecca dengan pelukan yang tidak kalah erat. Sepasang suami istri itu menangis bersama menyambut kehidupan baru diantara mereka.

 Sepasang suami istri itu menangis bersama menyambut kehidupan baru diantara mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LABYRINTH | MINGYU X LISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang