LABYRINTH | MINGYU X LISA [END]

6. Forgive

Memasuki hari ke tiga, Malik merasa rindunya pada Mecca semakin mencekik. Jika di akumulasikan, mereka hampir satu minggu tidak bertemu, dan itu adalah rekor semenjak mereka memutuskan untuk kembali bersama! Karena selama ini sesibuk apapun ia dan Mecca, mereka selalu menyempatkan waktu ke tempat masing-masing bahkan hanya untuk menyetorkan wajah yang berhadiah kecupan.

Malik mulai berpikir ulang dan menyesali keputusannya untuk mengikuti saran Edgar dan Baim. Lihat saja, sudah hari ketiga namun Mecca tidak bereaksi apa-apa. Mana cemburunya?! Mana konfrontasinya?! Nihil. Justru Malik yang semakin hari tersiksa karena harus melakukan sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya.

Jika ia pikirkan ulang, memang apa salahnya dicintai jalur kasihan? Orang-orang diluar sana pun bilang cara mencintai terbaik adalah dari rasa kasihan. Dulu bahkan ia rela berlutut agar Mecca tidak meninggalkannya, bukankah dia juga meminta belas kasihan Mecca? Ia yang ingin dikasihani, kan?!

Tercenung, Malik mulai menguraikan alurnya, Mecca telah bersedia menikah dengannya. Ia hanya harus menjebak Mecca untuk bersamanya seumur hidup, dulu, saat ia melamar Mecca, ia tidak memaksa. Namun setelah Mecca bersedia menikah dengannya, Malik harus membuat Mecca mengerti bahwa sekali Mecca terjebak dengan Malik, Mecca tidak diijinkan untuk lari.

Pria itu merasa bersalah akan sikapnya akhir-akhir ini, lalu Malik memutuskan akan meminta maaf bahkan jika perlu ia memohon ampun pada Mecca karena telah membiarkan egonya mengambil alih kewarasannya beberapa hari kebelakang. Sambil merapal Do'a agar Mecca tidak berubah padanya ia memantapkan diri menghubungi kekasihnya itu.

Malik menghela napas lega karena ia beruntung kali ini, Mecca memakluminya, dan Malik merasa malu pada kekasihnya itu, ia berjanji tidak akan mengulangi kebodohannya lagi karena peruntungannya belum tentu sebaik hari ini.