3. Advices

1.7K 261 7
                                    

Malik menyamankan punggungnya pada sandaran kursi saat ia kembali ke ruangannya, menghela nafas, ia merasa lelah sekali hari ini. Padahal meeting yang baru ia selesaikan berjalan singkat, tidak lebih dari satu jam, namun sangat menguras energinya. Mungkin karena hari ini ia mengabaikan Mecca?

Percakapannya tadi dengan Mecca tidak sepenuhnya berisi kejujuran, ia memang meeting namun perjalanan dinas ke Semarang hanya karangannya saja. Itu disengaja, akibat saran dari temen-temannya.

Semua bermula dari tadi malam saat ia menghadiri perkumpulan online yang digagasi oleh Juna untuk bertemu di medan perang digital.
Saat sedang menghancurkan tower musuh, Juna curhat bahwa ia dan Maudy —pacarnya, sedang bertengkar. Juna bilang, Hasbi, adiknya Maudy memergoki dirinya sedang bercengkrama dengan seorang wanita, padahal Juna sudah menjelaskan bahwa itu hanya teman. "Temennya pake baju sexy, tuh, Mbak! Mana cuma berdua. Jangan diem aja dong, jangan mau di tindas Mas Juna yang hobbynya ngasih harapan sama cewek lain." Hardik adiknya Maudy saat itu.

Sebenarnya Maudy percaya-percaya saja dengan penjelasan Juna. Namun demi menenangkan suasana, saat melihat Hasbi pergi dengan kesal, Maudy berbisik menyarankan, "Pura-pura musuhan dulu deh, tiga hari aja. Hasbi lagi sensitif mau aku tinggal nikah, dia masih belum rela akunya diambil kamu." Tentu saja Juna menolak saran tersebut. "Kamu kok mau-maunya disetir Hasbi, sih?" Sewotmya tidak terima.

"Hasbi juga ngga salah, kamu emang salah, ketemuan sama cewek!"

"Dia temenku, Mou, aku harus jelasin gimana lagi?!"

"Kalo gitu kenapa ga bilang aku mau ketemu temen kamu, jadi kan aku bisa jelasin ke Hasbi sebelum dia salah paham?!"

Dan begitulah yang rencananya hanya pura-pura, mereka jadi bertengkar dengan serius selama dua hari.

"Malik doang mau kawin adem-adem aja. Gue heran, deh, sama hubungannya Malik. Lo ga pernah direcokin adiknya Mecca kayak Juna?" Edgar menyalakan microphone sesaat setelah Juna menyelesaikan curhatnya.

"Mecca anak tunggal."

"Gue juga ga pernah tuh ngeliat Malik uring-uringan harus ngejelasin kalo dia temenan sama cewek atau apa, emang Mecca ga pernah jealous, ya?" Baim ikut menimpali.

"Gue sih ga pernah macem-macem dan bisa dipercaya, ngapain Mecca harus repot-repot curiga?"

"Ini bukan karena Mecca ga beneran cinta sama lo, kan? Kali aja dia cuma kasihan sama lo dan perjuangan lo makanya dia biasa aja." Tutup Baim sambil terbahak. Baim memang berniat hanya bercanda.

Seharusnya, ya, seharusnya Malik yakin saja pada pendiriannya yang bisa dipercaya dan tidak mengindahkan kata-kata Baim sang sahabat iblis, namun ternyata kalimat yang dilontarkan Baim itu cukup mengusiknya sehingga ia langsung keluar dari arena perang tersebut.

"ANJING! MALIK SIA KENAPA AFK?!" Juna mengumpat di sebrang sana.

Setelah perdebatan alot —yang di dominasi Edgar dan Baim, kesimpulan yang Malik dapatkan adalah;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah perdebatan alot —yang di dominasi Edgar dan Baim, kesimpulan yang Malik dapatkan adalah;

1. Edgar bilang, "pura-pura salah kirim paket, pake box gede warna biru atau pink yang isi tas atau sepatu cewek, Mecca pasti marah dan cemburu. Cabut deh ginjal Baim kalo gagal."

2. Baim bilang "Lo kan baru hire PA baru, cewek, masih muda, lo bilang aja ke luar kota lupa ngabarin. Masa iya dia ngga jealous lo pergi sama cewek tanpa kabar?"

3. Juna bilang, "Kalo gue jadi lo, ga akan gue ikutin saran mereka, karena mereka anak setan."

Namun Malik memilih mengabaikan yang terakhir.

Namun Malik memilih mengabaikan yang terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LABYRINTH | MINGYU X LISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang