Bonus Chapter 2

1.7K 191 15
                                    

"Nah, nanti kalo udah selesai revisi lo kirim gue dulu, biar gue yang tentuin layak apa nggak."

"....."

"Hm.. ok, yoo."
Malik baru saja menyelesaikan panggilannya saat ia melihat Mecca dengan perut buncitnya berjalan kearahnya menbawa secangkir teh ditangan.

"Kopiku mana?" Tanya Malik namun tetap menerima teh yang disodorkan oleh sang istri, tidak lupa kecupan dahi sebagai terima kasih.

"No caffeine for today!" Jawab tegas Mecca yang membuat suaminya merengut namun tetap menyesap tehnya.

"Kemaren kamu juga nggak kasih aku kopi, Mecca."

Mecca menjawab tidak acuh, "Kemaren juga aku nggak kasih kamu kopi, kamu nggak mati, malah tidur lebih cepet, 'kan?"

Malik semakin mengerucutkan bibirnya, "Kamu jadi galak akhir-akhir ini.." Gumam Malik pelan, ia meletakkan teh di meja lalu membaca berita terbaru di tab-nya.

Mecca mendengus kesal karena diabaikan, mengambil tab dengan paksa dan duduk dengan sembarangan di pangkuan suaminya, "Apa?!" Tanya Mecca sewot, matanya memelotot ketika Malik mengangkat satu alisnya sebagai respon tingkahnya yang seperti bocah kehilangan mainan.

"Kamu kenapa, 'sih?" Tanya Malik mulai tidak sabar, dengan gemas pria itu menyurukkan kepalanya di perut sang istri membuat Mecca terkikik kegelian.

Setelahnya kembali memberengut, "Kamu, sih, minta Bunda bawa Mikail pergi, aku jadi nggak punya temen." Keluh Mecca.

"Kayak kalo Mikail ada mau main aja sama kamu, paling juga kamu suruh dia tidur siang, terus makan, main terus tidur lagi."

Mecca memicingkan matanya. Malik mengatakan kebenaran, tapi tetap saja ia tidak terima dikuliti seperti itu.

"Mikail bosan dirumah, Sayang. Lagipula kamu juga kemarin setuju." Tambah Malik kemudian terkekeh melihat ekspresi Istrinya.

Mendengar itu, Mecca mendelik tidak suka, "Aku ga mungkin bilang ga boleh kan ke Bunda?"

"Boleh aja, kok. Aku juga sering bilang nggak ke Bunda, coba lain kali kamu lebih berani deh."

"Ya jelas, itu Bunda kamu."

"Lah kan udah jadi Bunda kamu juga beberapa tahun ini?" Balas Malik masih dengan kekehannya yang menurut Mecca saat ini menyebalkan karena seperti meledek dirinya.

Dengan kesal Mecca turun dari pangkuan berjalan tergesa menuju pintu keluar kemudian membantingnya dengan keras. "Jangan harap kamu boleh masuk kamar! Tidur aja disini!" Teriaknya dari balik pintu yang membuat Malik seketika panik, menghentikan kekehan dan segera menyusul Istrinya yang merajuk itu.

Mikail itu anak pertama mereka yang lahir empat tahun lalu.

Mikail Zimafon Althaf.

Mikail diambil dari nama Malaikat yang memberi rezeki.
Zimafon sendiri tidak ada arti khusus, hanya saja Mecca kekeh ingin memberikan nama tengah itu pada putranya.

"Apa artinya Zimafon?" Tanya Malik pada suatu siang diusia kandungan Mecca tiga puluh enam minggu.

"Nggak ada, tapi kalo kamu bisa tebak berarti kamu sayang banget sama aku, karena aku bikin nama itu juga akibat sayang banget sama kamu." Jawab Mecca tanpa mengalihkan pandangan dari tangannya yang menguntai benang.
Ia sedang merajut sarung tangan bayi, kegiatannya beberapa minggu ini hasil saran dari mertuanya.

LABYRINTH | MINGYU X LISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang