Bab 12

827 62 2
                                    

.

.
.

   Arsya tengah bergelung di kamar nya.
Dia hanya membuka handphone nya lalu meng-lock nya lagi lalu membuka nya lagi, melihat-lihat beranda, setelah itu dimatikan.

"Bosen banget" Arsya melempar handphone nya ke lantai, suara 'prak' terdengar keras. Dia segera ke pinggir kasur.

"Huh, emang kuat ini handphone"  handphone nya, ia kembali bergelung.

"Bosen!!!!" Beranjak dari tiduran, keluar kamar. Sepi, pikir Arsya.

Ia menuruni tangga, menuju ruang tengah guna rebahan di sofa.

"Gabut banget ya Tuhan!! Argggg" Arsya mengerang. Harus nya tadi ia bawa handphone saja, batin nya nelangsa.

Jam 10 Am. Sudah tiga jam Arsya hanya rebahan, berguling di lantai sesekali menghitung bunyi jam. Sungguh kegiatan yang tidak bermanfaat. Capek, itu lah batin Arsya. Ia memilih ke kamar nya, mengambil handphone tercinta.

"Yah lowbat" Gagal niat nya untuk bermain handphone, ia meng-charger nya. Memilih untuk mandi saja. Berendam air dingin sepertinya cocok disat panas gini, pikir Arsya.

Dering ponsel terdengar, Arsya baru saja keluar kamar mandi, hanya memakai bokser tanpa kaos dengan handuk yang dikalungkan.

"Mama? tumben nelpon.. Ya halo ma?"

"Sya, nanti belanja ya, bahan-bahan di resto agak nipis. Kamu mau kan?" terdengar suara mama nya di tengah ramai nya resto.

"Iya ma, Arsya berangkat sekarang. Kirim aja catatan bahan nya ya. Tapi kok gak suruh pekerja disitu aja?"

"Iya nanti mama kirim, pekerja disini lagi sibuk. Bersyukur resto lagi rame-rame nya. Ambil kartu nya di saku kulkas ya Sya, mama tutup ya lagi sibuk. Bye" Arsya meletakkan kembali handphone nya setelah telepon dimatikan sepihak oleh mama nya. Memakai pakaian, dan bersiap pergi.

Ia hendak mengirim pesan pada seseorang.

Sedangkan yang disana menatap chat nya dengan bingung namun tak ayal muka nya memerah.

"Bikin penasaran aja kak Arsya"

"Bikin penasaran aja kak Arsya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nikah dulu, baru pacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang