Pagi ini terlihat dua orang wanita berpakaian rapi, dan juga membawa koper ditangan masing-masing.
"Arsya, cepat dong. Lagi apa sih kamu hah?!" Teriak salah satu nya.
"Iya sabar mom." tampak seorang pemuda yang memakai setelan kaus dan jeans , juga dengan balutan jaket berwarna caramel. Tangan nya juga membawa sebuah koper.
"Habis apa sih kamu hah?" tanya mommy Arsya.
"Nyari sesuatu. Ayo berangkat biar gak terlambat." Arsya berjalan mendahului orang tua nya.
"Arsya kenapa ya? Kamu tahu?" tanya mama Arsya, sedangkan mommy Arsya menggeleng pertanda tidak tahu. Ia juga bingung dengan Arsya yang tiba-tiba seperti itu.
"Ayo ke mobil, siapa tahu dia cuma capek." mereka berdua segera ke mobil, dimana Arsya sudah standby disana bersama sopir.
Setelah memasukkan semua barang ke bagasi, mobil segera melaju menuju bandara.
"Mom, kenapa sih aku harus ikut juga?"
"Ini pernikahan anaknya kolega mommy Sya, terus juga tempat nya jauh. Lagian disuruh bawa keluarga atau pasangan." jawab mommy Arsya santai. Arsya hanya menghela nafas nya, ia memilih menatap ke arah jalanan.
"Pangeran nya mama kenapa sih? muruungg terus." tanya mama Arsya, ia menatap anaknya yang asik melihat jalanan.
"Arsya oke kok ma, cuma capek aja. Capek perang sama batin. " Arsya tersenyum pada mama nya isyarat ia baik-baik saja. Keadaan mobil hening, ini tidak seperti biasa nya. Jika mereka pergi bersama, biasa nya mobil terasa ramai karena keributan antara mommy dan anak.
.
."THEO, KEVAN, CEPETAN NAK!! Astaga.. Kenapa dua anak bujang ini lama banget. HEY CEP-" teriak seorang wanita pada kedua anaknya.
"Kita udah siap kok bunn.. Dan juga yang bujang disini cuma Theo, abang mah bentar lagi nikah." suara seorang pria yang memotong ucapan bunda nya.
"Dih, mentang-mentang udah mau nikah." cibir Theo.
"Iya lah mau nikah." mendengar jawaban Kevan, Theo member bola mata nya malas.
"Udah cepet ke mobil, nanti terlambat. Pak Djarot udah nungguin." perintah pria paruh baya pada mereka.
"Iya abah."
Mobil pun melaju meninggalkan pekarangan rumah keluarga Theo.
.
."Kok ke bandara mom?" tanya seorang pemuda setelah keluar dari mobil.
"Iya, di Kanada nikahan nya maka nya kita ke bandara." jawab seorang wanita yang dipanggil mommy.Mereka pun segera masuk kedalam area bandara.
Mereka segera check-in dan juga pemeriksaan lain nya. Setelahnya, mereka segera menuju ke pesawat.
(A/n : bener gitu gak sih? soal nya Leon belum pernah naik pesawat, itu aja tau dari Google hehe :D)
"Bu Raiya?"
"Loh pak Pangestu, saya kira bapak sudah duluan." Mereka bersalaman dan mengobrol sebentar.
"Terimakasih sudah berkenan mengundang saya dan keluarga pak." ucap Raiya aka mommy Arsya.
"Tentu karena ibu kolega bisnis saya. Saya juga berterimakasih karena ibu hadir dalam pernikahan anak saya." mereka terus berbincang selagi menuju pesawat.
"Ma, Arsya ke pesawat duluan aja ya." Arsya berbisik pada mama nya yang berada disebelah nya.
"Ya udah kesana aja, mama mau nemenin mommy mu sama kolega nya." setelah diizinkan, Arsya segera ke pesawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah dulu, baru pacaran
Teen FictionIngin pacaran.. tapi takut Tapi dia iri dengan teman-teman nya yang bucin Tapi kembali ke alasan pertama, dia takut. Bukan takut, tapi hanya dia saja yang malas menjalin hubungan. Dasar ABG "Gue iri liat temen gue yang punya gandengan. Kek...