Bab 4

1.7K 120 4
                                    

Happy Reading

.
.

Entah ini hari sial nya atau karena stok keberuntungan nya habis, membuat Theo kesal dan terus mendumel.

Sudah bangun kesiangan, datang ke kampus telat mana nyasar ke kelas lain pula membuat Theo harus menahan malu. Apalagi kelas nya saat ini sedang diajar oleh Pak Ardi, dosen muda yang terkenal killer.

Ia ketahuan telat oleh Pak Ardi, dan dosen tersebut mengusir Theo dari kelas. Tanpa banyak cincong, keluar kelas. Bisa berabe kalau dia kebanyakan protes.

Sekarang Theo berada di kantin, berharap dengan ada nya makan dan minum disini membuat emosi nya lenyap.

"Hah" Hembusan nafas terdengar kasar. Entah berapa kali ia menghembus kan nafas kasar nya.

"Woy Theo. Melamun bae lu, nape sih?" Seseorang datang menghampiri Theo yang asik dengan dunia merenung nya.

"Hah, sial banget kek nya gue Yud" Keluh Theo.

"Yah belum beruntung aja sih Yo lebih tepat nya" Jawab nya santai.

"Sama aja bego" Ucap Theo kesal.

Yudha terkekeh saja, melihat teman nya kesal seperti ini adalah hiburan bagi nya.

"Dah lah, gue mau pesan minum aja. Lu mau nitip gak?" Tanya Theo.

"Batagor pangsit ekstra pedas dengan minuman es lemon tea yang banyak es batu nya" Ucap Yudha

"Batagor pangsit ekstra pedas dengan minuman es lemon tea yang banyak es batu nya" Theo mengikuti perkataan Yudha dengan wajah datar.

"Kenapa gak ngomong 'biasa nya ya' " Omel Theo.

"Ya sapa tau lu nya lupa" Jawab Yudha santai.

Theo segera meninggal kan Yudha sendiri. Membeli makanan dan minuman yang sekira nya bisa mengganjal lapar mereka hingga kelas terakhir nanti.

Brukk

Theo terdorong, untung saja dia bisa menjaga keseimbangannya. Ia menoleh ke belakang dengan tatapan tak bersahabat.

" Eh eh maaf ya, gak sengaja- loh adek manis yang kemaren kan?" Tanya nya.

"Lah, elu? hadeh.." Theo menghela nafas nya.

"Maaf, saya gak sengaja. Maaf juga yang kemaren ya hehe " Ucap nya canggung.

Theo hanya mengangguk saja, dia tak ingin bereaksi apa-apa selain ngangguk.

Theo mulai memesan. Mengabaikan orang yang tadi menabrak nya.

"Kamu ade tingkat saya?" tanya nya.

"Mungkin" Jawab Theo agak cuek.

"Kalau dilihat-lihat kamu itu sem-" Ucapan nya terpotong karena Theo menyela nya.

"Maaf ye, gue duluan" Theo segera membawa dua piring batagor pangsit nya.

"menarik" Batin nya saat melihat Theo pergi.

.....

"Nih pesenan lu" Theo meletakan piring berisi batagor pangsit itu dan ibu kantin yang meletakan minuman ke meja.

"Kok lama sih?" Tanya Yudha.

"Ngantri nyet, kalo lu gak mau ngantri ya bikin sendiri sono" Ucap Theo ketus. Ia menyendok kan batagor nya dengan cepat.

"Agh ahhir hanahs" Ucap Theo tak jelas. Ia mengipas-ngipasi mulut nya dengan tangan. Sensasi panas membuat lidah nya seperti terbakar. Yudha membantu meniup kan batagor yang setengah ke kunyah di mulut Theo.

Setelah agak hangat, Theo baru mengunyah nya dan meminum es teh nya.

"Aghh lega banget" Ujar Theo.

" ahaha, maka nya kipasi dulu tuh batagor nya. Dah tau asap nya masih ngepul gitu main makan aja" Ucap Yudha dengan kekehan kecil.

Theo hanya melirik sinis pada Yudha. Setelah nya mereka makan dengan khidmat tanpa disadari ada yang memperhatikan mereka dari meja no. 16 dengan senyuman tipis.


.
.
.






Pendek aja lah, kek tinggi kalian. awokawok canda geesss

gimana awal bulan kalian di tahun baru ini, hm?

see you next chap ya

Nikah dulu, baru pacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang