2. Sebuah Jejak

18 4 2
                                        

"Ini gila!"
"Mustahil!"

Beberapa tamu berseru dengan ketidakpercayaan yang melekat pada wajah mereka.

Bagaimana tidak terkejut, foto itu adalah sebuah jejak. Jejak kaki yang sangat besar.

Yang kalau dihitung itu adalah jejak kaki suatu makhluk dengan tingginya mencapai 3 meter.

"Yang jelas itu bukanlah jejak kaki yang dimiliki oleh manusia ataupun hewan," ucap Amalric.

Membuat ruangan itu dipenuhi oleh gumaman para tamu.

Entah itu gumaman heran, tidak percaya, atau bahkan takjub.

"Bagaimana kalau jejak kaki itu memang dimiliki oleh hewan yang sangat besar?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Valorie membuat banyak pasang mata menatap ke arahnya.

Setelah terdiam cukup lama hanya dengan mengamati foto-foto dan ucapan mereka, ia merasa mulutnya gatal untuk memberikan pertanyaan yang kemudian sukses menarik perhatian semua orang di ruangan itu.

Mengalihkan atensi mereka ke arahnya. Membuatnya menjadi spotlight.

"Apa maksudmu, Val? Tidak mungkin itu dinosaurus, kan? Mereka sudah punah," ucap Victor dengan bingung.

"Apa yang diketahui oleh anak seorang kriminal," ucap salah satu wanita tua dengan hiasan wajah tebal dan menekan pada kata 'kriminal'.

Valorie menggeram marah, namun Victor menahannya agar tidak membuat keributan.

Ia mendengus. Diam-diam mengepalkan tangannya dengan kuat di bawah meja.

Tatapannya menggelap seiring emosi yang meluap dalam dirinya.

Dalam hati, Valorie mengucapkan sumpah serapah. Ingin sekali ia mencekik orang itu dengan buas.

"Apa yang Anda ketahui?" Tanya sang Ratu dengan lembut, berusaha mengalihkan suasana yang mendadak menjadi tegang.

"Itu adalah jejak kaki seekor naga." Valorie menjelaskan dengan suara datar.

Ia masih kesulitan menahan amarahnya, sehingga ia merasa bahwa dirinya sendiri seperti tidak memiliki kesopanan dengan berbicara menggunakan nada yang terdengar ketus kepada sang Ratu.

Kalimatnya membuat mereka dengan serempak membelalakkan mata terkejut.

"Omong kosong!" Seru wanita tua itu lagi.

"Tetapi anak dari seorang kriminal ini tidak sedang berbicara omong kosong," desisnya berbahaya.

Valorie ikut menekan kata 'kriminal' dan menatap wanita tua itu dengan nyalang.

Terdapat percikan api amarah dalam kedua manik hijaunya.

"Valorie Winston!" Bisik Victor memperingati. Tapi Valorie mengabaikannya.

Sebelum ada yang sempat menyela perkataannya lagi, ia kembali melanjutkan, "Selama lima belas empat puluh tiga ribu tahun, masyarakat Cina telah mengembangbiakkan naga secara diam-diam dan tersembunyi. Dan selama tiga tahun terakhir, saya mendapatkan informasi dari seorang informan terpercaya, bahwa militer Cina tengah melatih naga-naga mereka untuk digunakan sebagai senjata perang. Mereka ingin memulai Perang Dunia Ketiga." 

The Hidden DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang