4. Atlantis

9 2 0
                                        

"Halo," sapa Theodore kepada Valorie yang sedang menatap ke arah jendela.

Dengan terkejut wanita itu menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

Theodore terkekeh melihat itu, "Tidak perlu formal begitu. Kita tidak sedang berada di kerjaan," katanya dengan santai.

Tapi Valorie hanya bisa mengangguk kaku sebagai balasan.

"Bolehkah aku duduk di sini?" Tanya Theodore menunjuk kursi kosong di sebelah Valorie. 

"E-eh, ya tentu, Yang Mulia," ucapnya gugup.

"Terima kasih." 

Setelah itu ia mendudukkan dirinya di sebelah Valorie, membuat wanita itu tambah gugup. 

"Kau bisa panggil aku Theo." 

Ia tersenyum kepada wanita di sampingnya ini. Senyum yang jarang sekali ia perlihatkan kepada orang lain selain orangtuanya.

"Anda bisa memanggil saya Valorie." Ucapannya terdengar bodoh namun Theo tertawa mendengarnya.

"Omong-omong, bagaimana kau tahu banyak mengenai naga yang dikembangbiakkan oleh Cina?" Tanya Theo dengan penasaran.

"Oh itu.. Ada seseorang yang memberikanku sebuah buku tentang para naga itu," ucap Valorie dengan menggaruk tengkuknya.

Rasa penasaran yang ada di hatinya kian membesar. "Dan bagaimana seseorang yang kau maksud itu bisa mendapatkan buku tentang para naga?" Theodore mengerutkan keningnya.

"Ia mencurinya."

Dua kata itu sukses membuat Theodore membulatkan matanya. 
"Orang itu mencuri sebuah buku jurnal milik salah satu ilmuwan yang menangani para naga yang dikembangbiakkan," jelas Valorie.

Dengan mata yang berbinar karena penasaran dan antusias, Theo kembali bertanya, "Bagaimana dia dapat mencurinya? Bukankah ia tidak bisa sembarangan pergi ke Antartika jika tidak memiliki izin?"

"Oh, itu mudah! Dia mencurinya ketika ilmuwan itu baru pulang bertugas dari Antartika. Dan untungnya, ilmuwan itu menaruh jurnalnya di ruang kerja yang ada di rumahnya."

Theo mengangguk-anggukkan kepalanya dan kembali bertanya untuk kesekian kalinya kepada Valorie. 

"Aku ingin tahu, berapa banyak ras naga yang dimiliki oleh Cina?"

"Ada lima belas ras naga yang dikembangbiakkan oleh Cina saat ini. Sebelumnya ada tiga puluh ras, namun ketika itu mereka terancam punah dan mati karena pada saat itu belum ada teknologi yang secanggih sekarang," jelas perempuan itu kepada Theo.

"Pada awal pemerintah Cina berhasil membawa naga-naga yang sudah dikembangbiakkan ataupun masih berupa telur ke Antartika, terjadi skala kematian yang tinggi. Naga-naga menjadi mati dalam hitungan satu atau dua hari, bahkan ada yang baru menetas langsung mati. Dikarenakan mereka belum bisa menyesuaikan diri dengan perubahan cuaca secara drastis. Sehingga para ilmuwan melakukan berbagai penelitian untuk membuat para naga dapat bertahan di tengah cuaca yang sangat dingin itu."

Valorie kembali memberitahu Theo tentang para naga yang berhasil ia ingat setelah membaca jurnal si ilmuwan.

"Sebenarnya aku sangat heran, apa alasan Cina mengembangkan populasi naga? Bagaimana mereka mendapatkan telur seekor naga untuk pertama kalinya?" Valorie mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang menghantui kepalanya.

Mereka berdua terdiam, tentu saja, tidak ada yang tahu jawaban dibalik semua itu. 

Lalu, suara Theo memecah keheningan yang tercipta diantara mereka berdua.

"Aku tidak bisa berpikir untuk mengemukakan teori, bagaimana mungkin Cina bisa menyembunyikan naga selama ribuan tahun? Itu bahkan terdengar mustahil, mengingat jaman dulu masih banyak sekali perang, sehingga mungkin saja musuh-musuh mereka mengetahui para naga itu," ucap Theo dengan mengernyitkan dahinya.

The Hidden DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang