Bab 3

5 3 0
                                    

ASING

Sudah beberapa minggu setelah kemenangan yang didapatkan dengan dramatis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa minggu setelah kemenangan yang didapatkan dengan dramatis. Ya, kami menang dalam pertandingan tersebut, gue menyumbangkan 2 gol seperti target ayah. Tetapi untuk 5:0 itu tidak bisa di raih. Walau gue menyumbangkan 2 gol sekaligus di babak pertama, tapi di babak kedua semuanya berbalik arah, kami bahkan ketinggalan jauh 2 angka. Tapi Alhamdulillah, kami bisa menyamakan kedudukan.

4:4 skor masih bertahan sampai peluit panjang dibunyikan. Pertambahan waktupun menjadi opsi terakhir. 2x15 menit terasa sangat panjang. Hingga di detik terakhir kapten kami berhasil menambah skor. Dengan selisih satu angka, kami merebut final untuk 2 tahun berturut.

Lega rasanya.

Namun, suasana itu berbanding terbalik dengan kondisi gue sekarang. Ini sudah masuk bulan september, semuanya memang terlihat baik-baik saja, tapi tubuh gue tidak. Beberapa kali gue mengalami mimisan. Awal-awalnya gue menduga itu hanya panas dalam, tapi makin lama makin sering. Gue tidak memberi tahu satu pun orang, baik itu di rumah atau sekolah. Karena biasanya itu-mimisan-terjadi saat gue sedang benar-benar sendiru.

Seperti saat ini, tiba-tiba darah keluar saat gue sedang fokusnya mengerjakan tugas.

Sial!

Tugas gue jadi berdarah semua. Gue berlari kamar mandi membersihkan sisa darah. Baliknya gue duduk merenung. Akhir-akhir ini ada beberapa hal yang asing terjadi pada tubuh gue. Telinga yang selalu berdenging dalam jangka waktu yang lama, tapi hanya sebelah. Gue kira itu baik-baik saja besoknya, tapi tetap saja sampai sekarang. Ini juga tidak berani gue sampaikan ke orang di rumah karena gue merasa ini akan sembuh setelah beberapa hari.

Gue ambil hp gue dan mengecek apakah ada notif penting yang masuk. Tetapi ternyata tidak banyak, hanya ada beberapa notif grup dan selebihnya ada Jojo dan Wika, dan Alia juga.

"Assalamualaikum, Gaga."

Begitulah isi chatnya.

Tumben banget Alia ngechat duluan. Biasanya juga gue yang sering.

"Woy... Gangang. Malah di read doang."

Sial! Gue melamun terlalu lama.

"Wa'alaikumussalam, ape?"

"Ya elah... sama kakak sendiri, masak nanyanya gitu. Nggak sopan!"

Lah, tidak sopan dari mana? Perasaan jawaban gue baik-baik aja.

"Iya, Nuna ada apa?" kataku ulang.

"Gk ada apa-apa sih."

Heh?!

"Ya, udah. Selamat bersenang-senang." Gue berniat mengakhiri percakapan.

"Woy... bentar. Ada yang mau gue tanyain."

"Apaan?"

"Setelah ini mau kuliah di mana?"

Pertanyaan itu lagi. Bukan gue malas kuliah atau gimana hanya saja itu terlalu awal untuk ditanyakan. Gue aja belum kepikiran mau kuliah di mana.

You Are My Last WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang