•DUA•

52 25 6
                                    

Hai, hai ges 👯

Yeaay akhirnya bisa up lagii

Ambil posisi ternyaman kalian selagi baca yaa

Jangan lupa tinggalkan jejak disetiap babnya😇

HAPPY READING
_________________________________

02. Amanda Aurelia

"Punya banyak uang nggak ngejamin hidup lo bahagia."






Gadis dengan rambut yang diikat kuda  berjalan santai memasuki pekarangan rumah bercat putih yang terlihat sangat sepi. Rumah berlantai dua itu tetap terkesan sederhana dengan nuansanya yang modern.

Amanda Aurelia, ia merupakan anak tunggal dari seorang dokter bedah terkenal yang memilik sebuah rumah sakit besar di pusat kota. Ia baru saja kembali dari sekolah usai latihan basket bersama pelatih dan teman temannya.

"Assalamualaikum," ucapan Amanda menggema seluruh sudut ruangan. Matanya beralih menatap sekitar, mencari seseorang yang biasa menemaninya di rumah besar yang sepi ini.

Amanda melempar tasnya ke sofa. Langkah kaki panjangnya kini melangkah menuju dapur. Ia menengok ke sana kemari. Lagi lagi, matanya tak menangkap apa yang tengah ia cari.

"IBUUU,"

Karena teriakan yang dia ciptakan sangat keras, hal itu membuat seorang wanita paruh baya yang baru masuk dengan membawa nampan berisi cangkir terlonjak kaget. Untunglah wanita itu mempunyai refleks yang baik, kalau tidak mungkin cangkir itu sudah berserakan di lantai.

"Astaghfirullah neng, nggak usah teriak teriak. Kan ibu  jadi kaget, untung ga jatoh," ujar bi ami-pengasuhnya sambil memegang dadanya. Bukannya apa, bi Ami  memang mudah sekali merasa kaget.

Amanda malah tersenyum lebar menanggapinya. Ia mengambil alih nampan itu lalu meletakkannya ke wastafel, "Maaf ya bu, tadi ibu nggak ada di dapur sih."

Bi Ami menggelengkan kepalanya. Kini kedua tangannya sibuk memindahkan makanan yang berada di atas wajan ke dalam sebuah mangkok besar.

"Nih neng Au makan dulu. Ini ada pempek sama yoghurt kesukaannya neng Au," tutur Bu Ami sambil meletakan mangkok dan botol di depan Amanda.

Dengan senang hati Amanda menerimanya, "Makasih banyak Bu, tau aja yang Au suka."

Sejak usianya 5 tahun,  bi ami memang sudah bekerja untuk keluarganya. Bi Ami sudah seperti sosok almarhumah mamanya. Tak heran jika bi Ami tahu apapun yang di sukai dan tidak disukai Amanda, bahkan hingga hal terkecil sekalipun.

"Sama sama,"

"Papa pulang, Bu?" Tanya Amanda sambil meneguk yoghurtnya.

Bi Ami mengangguk membenarkan. "Ini kan cangkir yang baru aja bibi ambil dari ruang kerjanya bapak."

Wanita yang tengah mengenakan daster polos itu tersenyum tipis melihat anak majikannya tiba tiba melamun. Ia menepuk pundak Amanda pelan.

"Udah ga usah ngelamun, mandi dulu gih."

Amanda mengangguk pelan. Setelah mencuci piring dan membuang botol, cewek  itu segera naik ke kamarnya untuk mandi. Meskipun ada Bi Ami, tapi Amanda tidak pernah berlaku seenak dan semaunya saja. Dia juga sering membantu  menyelesaikan pekerjaannya.

AthallaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang