•PART THREE•

144 23 23
                                    

annyeong!!
assalamualaikum canggoku!!
gwennchana? ouu baby
follow, vote and comment next, untuk ikutin alur cerita Nana.



Happy reading!!

®®®

Keluarga dari sang gadis yang akan dijemput pulang itu sekarang tengah berada di parkiran pondok pesantren, sembari menunggu anak bungsu mereka datang. Setelah sang gadis itu datang, nendra kini memasukkan koper Nana ke dalam bagasi mobilnya. Tak lupa untuk berpamitan pada Kiyai Halim berserta keluarga, jangan lupakan ada gus khaifil bersama sahabatnya tentunya.

"Neng Nana hati hati dijalan ya, jangan mikirin babang nandy. Nanti babang nandy ga bisa tidur lagi". Ucapnya cengengesan yang membuat semua orang disana terkekeh kecil dengan tingkahnya. Namun, tidak dengan gus khaifil yang malu akan tingkah sahabatnya itu.

"Kalau begitu kita berangkat dulu, Kiyai". Ujar nendra sembari berjabat tangan serta saling merangkul, itu khas orang tua berpamitan. Merangkul? entah apa namanya, watashi juga tidak tau.

"Baik, kalian hati hati dijalan". Ujar Kiyai Halim

"Kalau begitu, Nana pulang dulu ya abi, umi". Ucap nana sembari bersalaman dengan umi khodijah.

"Mari gus khaifil, saya pamit semuanya. Assalamualaikum". Ucapnya lalu masuk ke dalam mobil bagian belakangnya yang sudah di duduki dara.

Mereka pun menjalankan mobil, dan melaju pergi meninggalkan pesantren Nurul Huda.

®®®

Dalam perjalanan pulang yang masih lumayan jauh jaraknya dari rumah mereka, dua anak gadis dibelakang mereka sedang berbincang bincang sembari nana menanyakan acara apa yang tengah mereka buat dirumah. Sehingga Nana sampai dijemput paksa sebelum masa libur Nana datang.

"Kak". Panggil Nana

"Hm". Jawab dara dengan berdehem, karena ia mengantuk sedari tadi, karena menempuh perjalanan yang jauh.

"Dirumah emng ada apa sih?". Tanyanya

"Hoaaamm.. Nana. Lo cerewet bgt si". Ucap dara dengan kesal

"Ya kasi tau aja, gue penasaran bgt kak". Ujarnya

"Kakak kesayangan lo itu mau nikah". Ujarnya to the point, membuat nana terkejut akan ucapannya.

"Hah?". Ucapnya bertanya heran, bukan tidak mendengar ucapan dara. Namun, ia takut saja. Siapa tau ia salah dengar menurutnya.

"Abang lo ngehamilin anak orang".

Deg.

Ucapan dara yang kini lebih frontal, yang membuat nana diam seketika mencerna apa yang telah kakaknya itu ucapkan. Membuat kedua orang tua mereka tambah terkejutnya karena dara tiba tiba memberitahu Nana begitu saja.

"Apaan sii, mana mungkin kak bian kyak gitu". Ucapnya masih santai sembari terkekeh tak percaya dengan apa yang di ucapkan dara.

"Yauda si kalo lo ga percaya. Liat aja nanti dirumah". Ucapnya yang memang malas untuk menjelaskan panjang lebar, pada adiknya yang selalu ingin dijelaskan dengan detail.

"Mahh.. kakak boong kan mahh?".
"Kalian boong kan pasti?".tanyanya dengan getir dan suara yang gemetar. Melihat respon orang tuanya hanya menatapnya sendu, dengan mama yang menengok ke belakang dan sang papa yang melihat Nana lewat kaca spion. Nana makin panik dengan kenyataan ini.
"Kak bian ga pernah gitu!!". Ucapnya dengan intonasi yang sedikit meninggi, karena ia masih tidak percaya.

"Nana tau kak bian mahh, pahh. Itu pasti bukan anak kak bian, itu pasti bukan kak bian yang ngehamilin cewek itu. Sebrengsek brengseknya kak bian, kak bian ga pernah sampe nekad ngehamilin anak orang". Lirihnya dengan air mata yang sudah mengalir pada pipinya.

KEMBALINYA SANG PEMBULLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang