•PART FOUR•

104 19 27
                                    

annyeong!!
assalamualaikum cinggoku!
gwennchana? ouu baby
suka tinggal follow, vote and comment next!!




Happy reading!

      

                                           ®®®

Berdiri dengan sempoyongan dan bercucuran darah yang mungkin sudah mengering. Menunggu seseorang yang bian harap kedatangannya ke hadapannya sekarang, karena ia sangat membutuhkan orang tersebut disaat saat seperti ini.

Kini bian tengah berada di ambang pintu rumah sang kekasih, yang sudah beberapa hari ini memang tak mau bertemu dengannya. Karena, cewe mana yang mau dihamili diluar nikah. Pelacur saja masih mikir panjang kalo kebobolan sampe hamil. Ini malah menghamili anak baik baik. Ah masa iya baik si, buktinya bisa hamil. Ya, itu murni kemauan mereka berdua, yang memang atas keputusan kedua belah pihak. Jadi, gabisa menyalahkan bian sepenuhnya dong.

Dua orang kini menghampiri bian dengan wajah memerah menahan emosi. Itu orang tua dari perempuan yang tengah dihamili bian.

Bugh!!

Lagi dan lagi bian terkena pukulan oleh ayah dari kekasihnya itu. Ia sudah muak dengan ini semua, tidak dirumah tidak diluar. Semua orang memandangnya dengan penuh kebencian, padahal ini semua bukan murni atas kesalahan bian sendiri. Melainkan ini adalah kesalahan kekasihnya juga. Namun, yang namanya orang tua yang anaknya perempuan, pasti akan sangat marah apabila mengetahui anak gadis mereka berbuat yang tidak tidak yang membuat mereka tidak habis pikir. Tapi, itu memang nyatanya.

"Berani beraninya kamu, menunjukkan wajah kamu lagi didepan saya!!". Ujar ayah dari kekasihnya itu. Andre, nama ayah dari tasya.

"Kamu gatau malu, udah menghamili anak saya. Tapi kamu malah bersenang senang diluar sana, dan meninggalkan anak saya yang frustasi akibat ulah kamu!!. Anak saya hampir gila gara gara kamu!! Dia hampir saja mau bunuh diri bian!!". Ujarnya dengan emosi yang membara.

"Om, saya ga bersenang senang di luar sana om. Saya memikirkan dan mendiskusikan ini dengan keluarga saya. Om mana tau, susahnya saya ngomong sama orang tua saya om. Papa saya memukul saya, papa saya hampir membunuh saya juga om!! Om jangan egois!! Saya juga menderita om!! Bukan Tasya aja yang menderita!! Dan ini bukan sepenuhnya kesalahan saya om!!". Ujarnya tak kalah lantang dengan papa kekasihnya.

Namun bian kini berusaha menetralkan emosinya. "Saya mau bertanggung jawab om, saya mau menikahi Tasya". Ucapnya lagi

Membuat kedua orang yang dihadapannya kini terdiam. Lalu seorang wanita yang dihadapannya kini pergi masuk ke dalam rumah yang entah mau apa. Namun, tak lama kemudian. Bian dibuat lega, karena pada akhirnya kekasihnya keluar bersama ibu dari sang kekasih.

"Kamu saya izinkan menikahi tasya, bian". Ujar sang mama dari tasya. Della, nama ibu dari tasya.

Sebenarnya dari beberapa hari lalu, ia sudah bicarakan ini dengan Tasya. Jikalau nanti bian akan bertanggungjawab, Tasya sudah siap untuk di nikahi. Dan perbincangan mereka tanpa sepengetahuan Andre tentunya.

Karena Andre yang tidak mengetahui akan hal itu, ia kini dibuat menganga akan keputusan yang diambil oleh istri dan anaknya itu. Mengapa para wanitanya tidak memberitahukannya? Apa gunanya ia ada namun tak dianggap. Merasa diri paling tidak berguna, batinnya.

"Mama kenapa mengambil keputusan sendiri seperti ini mah?". Tanya Andre dengan heran

"Ini sudah keputusan paling tepat pah. Papah mikirin Tasya dong pah, apa kata orang kalo anak kita hamil tanpa suami. Emng papa mau, nama perusahaan papa jadi kotor karena berita ini ke sebar?". Ujarnya pada Andre dengan heran, mengapa suaminya malah mempertanyakan hal yang sudah pasti dengan keputusannya ini.

KEMBALINYA SANG PEMBULLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang