malam ini suasana apartemen milik yasa terlihat berbeda dari biasanya. di ruang tengah terdapat beberapa pernak pernik ulang tahun yang akio pasang dengan sendiri.
terdapat beberapa balon yang menempel pada dinding pun terdapat sebuah kue ulang tahun yang simpel namun terlihat mewah berada di atas meja.
akio merapikan sedikit bajunya kemudian cepat-cepat mematikan lampu agar menjadi kejutan untuk yasa yang katanya sebentar lagi pulang.
tiga menit kemudian suara pin pintu mulai terdengar dan tidak lama setelahnya yasa muncul dari pintu itu dan menatap bingung apartemennya.
"mati lampu?" pikir yasa.
yasa pun menghidupkan senter pada handphonenya kemudian berjalan pelan.
"akio?"
"ay?"
"kamu di mana, ay?" panggil yasa karena tadi akio bilang ia ada di apartemen.
"HAPPY BIRTHDAY, KAYAS!"
bersamaan dengan itu lampupun menyala dan terdapat akio yang kini mengukir senyum bahagianya karena berhasil membuat yasa terkejut.
"hah?"
namun akio harus berdecak karena respon yasa.
"aku ulang tahun?" tanya yasa membuat akio mengerucutkan bibirnya.
"ih kayas gak asik ah!" kata akio membuat yasa tertawa.
"utututu marah-marah aja nih," yasa pun berjalan menuju akio dan segera memeluk tubuh akio.
"terima kasih, sayang." satu ciuman yasa layangkan pada kening akio.
akio pun tersenyum kemudian membawa yasa untuk mendekat pada kue ulang tahun yang sudah ia beli sore tadi.
"ayo tiup lilinnya!" suruh akio setelah tadi ia menghidupkan lilin yang terdapat di atas kue itu.
yasa mengangguk kemudian berdoa sebelum akhirnya meniup lilin itu.
"kayas minta doa apa?" tanya akio.
"rahasia, ay." jawab yasa membuat akio berdecak malas.
"yaudah deh. AYOOOO potong kue nya!" kata akio dengan penuh semangat membuat yasa lagi-lagi harus menggeleng karena sikap aktif sang kekasih.
kini yasa dan akio menikmati kue ulang tahun tersebut sambil sesekali bercerita tentang hari ini.
"kamu nyiapin semuanya sendiri?" tanya yasa dan dibalas anggukan oleh akio.
"kayas harus beri aku hadiah soalnya aku udah capek-capek ngasih kejutan buat kayas."
"harusnya kamu yang ngasih aku hadiah, ay." kata yasa.
"loh aku kan hadiah buat kayas," jawab akio sambil menunjuk dirinya sendiri.
yasa tertawa lalu menarik akio untuk ia peluk.
"makasih udah ngasih kejutan sebagus ini." yasa kembali melayangkan ciuman pada pipi akio.
"kayas ..." panggil akio.
"iya, ay?"
"selamat ulang tahun, kayas. akio selalu doain kayas yang baik," kata akio dengan matanya yang menatap penuh kepada yasa. "terima kasih karena sudah lahir dan mau menjadikan akio sebagai pacarnya kayas. jangan bosan-bosan sama akio, ya?" lanjutnya dengan sedikit mencibikkan bibirnya membuat yasa dengan cepat mengambil satu kecupan pada labium merekah itu.
yasa pun juga merapikan rambut akio. "kayas gak akan pernah bosan sama akio soalnya kamu tuh cinta-nya aku," kata yasa membuat wajah akio sedikit memerah.
"gombal!" seru akio dengan wajah memerahnya.
"loh enggak sayang, kayas serius."
"kamu cinta pertama dan akan selalu menjadi cinta pertama buat kayas, ay." yasa membingkai wajah akio kemudian memberikan senyuman yang selalu menjadi favorit untuk akio.
"kayas sayang banget eh cinta banget sama akiooooo." yasa mengunyel-unyel membuat akio protes.
"akiooo juga sayang banget sama kayas," balas akio kemudian kembali memeluk yasa-nya.
yasa tidak pernah menyesali semua keputusannya untuk menjadikan akio sebagai rumahnya. yasa selalu bersyukur sebab tuhan menghadirkan akio sebagai pasangannya.
pada ulang tahunnya yang ke dua puluh empat, yasa hanya berharap tuhan tidak memisahkan dirinya dengan ragnala akio.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.