03 › profesional.

930 155 5
                                    

"Hardan, ingat ya kalau aku nggak pernah bercanda tentang ucapanku.."

Hardan mengangguk sembari tersenyum dan menepuk pelan surai Rasi, "nanti aku telpon kamu kalau udah sampai dirumah, ai."

"iya, aku masuk."

lagi-lagi Hardan mengangguk, menatap Rasi memasuki gerbang rumah sebelum ia masuk ke dalam mobil dan melaju pulang menuju rumahnya.

lima menit setelah kepergian mobil Hardan dari area depan gerbang rumah Rasi, ada sebuah motor ninja berhenti dan meminta izin pada satpam rumah Rasi.

setelah mendapatkan izin masuk, si pemilik motor ninja yang masih memakai helm fullfacenya itu segera membawa masuk motornya ke dalam gerbang rumah Rasi dan berhenti dipelataran rumah besar itu, si pemilik melepaskan helmnya bersamaan dengan satpam menghampirinya.

"den Rasi-nya ada didalam, baru lima menit lalu pulang.." lapor si satpam diangguki pemuda itu, "mari saya antar masuk sekalian."

Thantophobia
what if you lose me?

"lo yakin gak ikut muncak, Dan? cuma karena Rasi?"

Hardan mengangguki pertanyaan Nalen yang tiba-tiba bertamu dirumahnya, sedikit informasi; rumah Hardan dan Nalen itu satu komplek perumahan.

"berdampak banget dah, emang kenapa sih? sejak lo jadian sama Rasi nih gue liat-liat lo malah jatuhnya jadi pelayan yang selalu nurutin permintaan dia yang even itu kayak ngekang lo." celetuk Nalen, niatnya bertamu dirumah Hardan tadi adalah mengantarkan pesanan kue kering yang dipesan mama Hardan, sedikit informasi jika mama Nalen adalah pengusaha roti-roti.

"bukan urusan lo, Len."

"hadehhh, emang susah kalau lo udah bucin tolol sama Rasi."

"pulang gih, uangnya udah ditransfer mama gue kan?" ujar Hardan diangguki Nalen yang sudah beranjak dari duduknya dibangku teras rumah Hardan.

"oh ya, jangan lupa lo cari sponsor sama Alesa ya! gue ada acara ekskul PMR."

"kenapa gue? kan bisa yang lain kalau lo gak bisa." balas Hardan dengan nada tidak setuju, lagipula rencananya kan yang cari sponsor itu Alesa dan Nalen.

"semua udah dapet kerjaan, cuma lo yang cukup longgar." balas Nalen dengan santai bahkan tidak merasa bersalah, "kalau pun gue gak bilang sekarang.. pasti nanti Mavel langsung nyuruh ke lo juga sih."

Hardan tau tentang alasan Nalenㅡtapi, tetap saja ia tidak suka dengan perubahan tugas yang mendadak, "Rasi bisa marah kalau gue sama Alesaㅡ"

"profesional, lo juga gak perlu bilang ke Rasi kalau cari sponsor sama Alesa kan? bisalah ya?" sambar Nalen dengan senyum meledek diakhir kalimatnya.

"bangsatㅡ"

"pak wakil ketua OSIS bisa bersikap profesional kan? tolong kesampingkan dulu masalah pacarnya ya, haha!"

Thantophobia
what if you lose me?

"ini."

Rasi menatap datar pemuda yang kini sedang duduk dihadapannya sembari meletakkan sebuah buku diatas meja yang ada dihadapan mereka, "apa itu?"

"buku album punya Gallen, aku merasa kurang pantas kalau menyimpan buku album pribadi punya Gallen terlebih ada foto kamu disitu." jelas pemuda itu sedikit membuat Rasi termenung, "bukankah lebih baik jika kamu yang menyimpan buku album itu? maaf karena sebelumnya aku sempat melihat sedikit foto-foto dihalaman pertama saat pertama kali menemukan buku album itu didalam laci lemari Gallen."

"punya Allen?" ulang Rasi.

pemuda dihadapan Rasi itu mengangguk singkat sebelum mendorong lebih dekat buku album milik saudaranya itu kehadapan Rasi yang duduk bersebrangan dengan pemuda itu. "Simpan baik-baik ya? semua foto dialbum itu diambil Gallen secara sengaja bahkan tanpa sepengetahuanmuㅡah.. sepertinya aku sudah ingkar janji karena memberitahumu tentang itu." celetuk pemuda itu dengan tawa renyah.

17. ThantophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang