04 › motor.

819 131 6
                                    

tatapan sulit diartikan telah didapatkan Hardan tepat ketika menghentikan motornya didepan gerbang rumah yang saat ini tempat Rasi berdiri dan sejak tadi menunggu kedatangannya untuk menjemput Rasi.

"kenapa, ay?"

"kamu serius bawa motor?" balikan pertanyaan yang dilemparkan Rasi itu cukup membuat Hardan termenung diatas motornya. "Hardan, kamu lupa ya? aku nggak suka naik motor..?" ujar Rasi lagi seketika membuat Hardan turun dari motor dan melepas helm fullfacenya.

"maaf.. ay, ban mobil aku tadi bocor.. bukan aku lupa." jelas Hardan yang jelas sudah menyadari akan alasan mengapa Rasi menatapnya dengan tatapan yang sulit ia artikan sejak tadi.

"Hardan, kenapa kamu nggak bilang dulu lewat telpon atau chat kalau ban mobil kamu bocor? aku kan bisa berangkat sama ibu tadi." balas Rasi dengan tenang meskipun ada perasaan marah yang begitu mendominasi dirinya ketika melihat sebuah motor yang dikendarai Hardan.

"ay, maaf.. serius tadi aku buru-buru jemput kamu, nggak sempat kepikiran kabarin kamuㅡ"

"saking buru-buru kamu jadi lupa hal yang nggak aku sukai ya, Hardan?"

"sekali ini aja ya? aku bakal hati-hati dan pelan-pelan, ay."

"nggak, kamu berangkat sendiri." tolak Rasi telak membuat Hardan tertegun, "aku naik taksi ajaㅡ"

"tinggal sepuluh menit sebelum masuk, ay, kamu pasti kelamaan tunggu taksi."

Thantophobia
what if you lose me?

"wih, liat tuh Hardan naik motor.. ehㅡRasi bonceng? wahh!"

Yavian merotasikan bola matanya ketika mendengar perkataan Nalen yang terdengar menghebohkan sampai membuat beberapa siswa-siswi yang berlalu-lalang disekitar mereka menoleh dengan tatapan aneh mengarah pada dirinya dan Nalen, "gak usah heboh deh.. lo malu-maluin, Len." balasnya.

"ih, langka tau liat Rasi naik motor apalagi ini pertama kali Rasi bonceng motor Hardan setelah berpacaran selama beberapa Minggu!" sungut Nalen yang agak tersindir dengan perkataan Yavian.

"ya iya sih.. tapi banyak yang ngeliatin lo! heboh banget juga." ini suara Haris yang sejak tadi mengatur atribut para siswa yang memasuki gerbang.

sedikit informasi jika hari ini adalah jadwal beberapa anak OSIS piket untuk menjaga gerbang dan sekedar mengecek atribut para siswa; Yavian, Nalen dan Haris lah termasuk anggota yang piket pada hari ini. Maka dari itu Nalen bisa melihat Hardan yang memasuki gerbang dengan mengendarai motor yang juga dinaiki oleh Rasiㅡyang mana hal itu cukup membuat Nalen heboh sebab mengingat selama kedua manusia itu berpacaran maka selama itu pula Nalen hanya melihat keduanya menaiki mobil dan mungkin hari ini adalah hari pertama kedua manusia itu menaiki motor bersama.

"tapi muka Rasi pucat banget dah." celetuk Nalen yang kedua tatapannya terarah pada area parkir dimana Hardan tampak mengkhawatirkan Rasi yang hanya diam setelah turun dari motor pemuda itu, "dia ini ada phobia naik motor apa gimana ya?"

"fokus, Len.." tegur Haris yang sayangnya tidak diperhatikan oleh Nalen yang bahkan detik ini masih memperhatikan gerak-gerik Hardan dan Rasi diarea parkiran.

"ah, itu Rasi pucet anjirㅡ"

"Len, lo mau gue evaluasi?" kali ini suara teguran datar dari Mavel yang baru saja datang pun membuat ucapan Nalen terpotong telak bahkan menoleh kearah ketua OSIS itu.

"hehe, gak lah!" ujar Nalen sembari menyengir sebelum berlalu mendekati Yavian yang tengah memarahi salah satu adik kelas yang tidak mengenakan atribut lengkap.

berpindah diarea parkiran yang dimana Hardan menatap khawatir Rasi yang diam ditempat setelah turun dari motornya bahkan wajah submissive itu terlihat lebih wajah pucat dengan tangan gemetar serta tatapan kosong yang sangat jelas membuat Hardan khawatir serta bersalah.

17. ThantophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang