"Regu satu, penembak jitu Cho Jang Soo. Asisten penembak jitu Kook Yeong Soo."
"Regu dua, penembak jitu Kim Yoo Jeong. Asisten penembak jitu Wang Tae Man."
"Tim pencari, Cho Yeong Shin, Hong In Ha. Penembak Jitu Lee Na Ra, pengintai Do Soo Cheol. Saat kita tiba di tujuan, tim penyerbu akan waspada."
"Dua orang tim pencari akan memimpin dan meminta pasukan."
"Baik pak!"
Letnan Lee memberikan sesuatu pada Yoojeong, "Ini adalah detektor bola."
"Detektor bola? Apa itu untuk mendeteksi bola?" Tanya Taeman.
"Ya! Dia bilang detektor bola. Menurutmu kenapa disebut seperti itu?" Sahut Soyoon.
"Apa itu prototipe?" Tanya Yeongshin.
"Apa itu?"
"Sesuatu yang belum sepenuhnya berkembang."
"Kamu benar. Ini belum sempurna. Jadi, jangan terlalu mengandalkannya."
"Berapa radiusnya?"
"Satu kilometer di area terbuka. Di daerah kota, hanya 500 hingga 700 meter."
"Jadi, kalian harus selalu waspada. Itu saja."
"Baik pak!"
Setelah Letnan Lee dan Sersan Woonbin pergi, mereka berkumpul melihat detektor itu.
"Nyalakan."
"Woah!!"
"Para petinggi tidak hanya duduk dan menonton."
"Kamu benar. Kenapa mereka tidak memberikan ini pada kita lebih awal?"
"Apa ini? Kenapa tidak mendeteksi apapun?"
"Itu karena tidak ada bola!"
"Tiga menit sebelum pergi. Bagi pasukan kalian dan naik ke truk!"
"Baik pak!"
Mereka berjalan menuju Maesong-si melewati porak porandanya kota. Diperjalanan, mereka benar-benar terkepung oleh mobil di tengah jalan.
"Mari kita periksa area ini dulu."
Mereka berjalan sambil melihat sekitar, waspada.
"Bagaimana cara menggunakannya?" Tanya Yeongshin.
"Aku tahu kamu kutu buku. Kita hanya mengagumi kerennya itu, tapi tidak peduli cara kerjanya." Jawab Ilha.
"Benar. Aku tidak pintar, kenapa harus aku yang dipilih untuk membawa ini?" Heran Inha.
"Yoojeong. Kenapa kamu terus memeriksa dibelakangmu?" Tanya Taeman.
"Kita harus waspada." Jawab Yoojeong.
"Berjalan mundur saja."
"Apa itu lebih baik?" Taeman mengangguk.
Yoojeong berjalan mundur, tapi ia hampir saja terjatuh kebelakang jika tidak ditangkap oleh Taeman, "Kamu baik-baik saja?"
"Iya, aku baik-baik saja. Terima kasih."
"Aku tidak mengira kamu akan berjalan mundur."
Taeman membenarkan letak helm Yoojeong, "Kamu lebih ceroboh daripada dugaanku." Ucapnya lalu pergi.
"Aku merasa mual." Ucap Yoojeong, ia segera menyusul yang lain.
---
"Nara, hati-hati." Ucap Soocheol, ia berjalan bersampingan dengan Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty After School x Fem Reader
Fanfiction✎ Apakah aku akan meninggalkan ibuku? ✎ Hei! Jangan bertindak sebelum berpikir. Lebih baik kita tenangkan diri masing-masing. ✎ Apakah aku harus mengorbankan diriku untuk teman-temanku? Menceritakan tentang kelas 12-2 yang berjuang melawan bola-bola...