"Teman-teman, aku tidak tahu apakah ini waktu yang tepat atau tidak tapi.."
Saat ini mereka berkumpul di ruang utama, yang biasa mereka gunakan untuk pemungutan suara. Suara Inha membuat semua atensi mengarah padanya.
Inha berjalan menuju Soocheol dan memberikan barang yang ia cari. Ia sengaja tidak memberitahu yang lain termasuk Soocheol.
Ya, Soocheol yang memiliki barang itu. Barang yang membuat mereka berdebat karena ketidakadilan. Pikir Inha itu salah, ternyata ketidakadilan itu memang benar adanya.
"Apa itu?" Tanya Soonyi.
"Surat suara yang dimiliki Soocheol. Aku menemukannya ketika surat itu jatuh dari saku Soocheol. Ada tiga suara yang berbeda." Jelas Inha.
Jelas, ucapan Inha membuat semua yang berada di sana seketika bingung dan kaget.
"Soocheol, bisa kamu jelaskan kenapa kamu memiliki ini?"
Heerak berlari menuju Inha dengan amarahnya, "Apa ini?"
"Kenapa ada suara berbeda di sini?"
Soonyi merebut surat suara yang dipegang Heerak, "Aku menentang untuk tinggal kemarin." Ucap Soonyi sambil menunjukkan surat suaranya.
"Fakta bahwa dia menyembunyikan ini adalah untuk menipu kita agar berpikir lebih banyak yang ingin tinggal." Sahut Inha.
"Siapa yang menipu kita?"
"Maksudmu, Soocheol?"
"Apa maksudmu?"
"Aku.."
Perkataan Soocheol terhenti oleh Yoojeong, "Aku meminta Soocheol menghancurkan surat suara. Pasti karena itu dia memilikinya."
"Oh, benar." Sahut Soocheol.
"Kenapa dia hanya punya surat suara yang menentang gagasan itu? Serta ketiga suara yang menentang?" Tanya Yeongsoo.
"Ini bukti bahwa pemungutan suara itu dicurigai." Lanjutnya.
"Jangan langsung menyimpulkan."
"Soocheol tidak punya alasan untuk melakukan itu." Ucap Yeonjoo.
"Benar. Soocheol tidak mungkin bekerja sendiri, pasti ada orang lain. Benar?" Ucap Inha pada Soocheol.
"Teman-teman, sebentar. Kenapa kita saling mencurigai?" Tanya Aesol
"Ini hanya akan menyebabkan kesalahpahaman." Lanjutnya.
"Kalau begitu, kita cari tahu kebenarannya sekarang." Ucap Soyeon.
"Jika pemungutan suara tidak dicurangi, pemungutan suara hari ini akan membuahkan hasil yang sama." Lanjutnya.
"Angkat tangan jika memilih 'X'."
"Hei, kita seharusnya tidak mengangkat tangan." Ucap Taeman.
"Kenapa kamu menghentikan kami?" Tanya Soonyi
Perdebatan antara Taeman dan Soonyi dimulai.
Inha menghampiri Inhye, bermaksud untuk menenangkannya. Ia tidak bermaksud untuk membuat yang lain menjadi saling tuduh menuduh. Inha merutuki dirinya sendiri, apakah ini keputusan yang tepat? Sial. Ia merasa menyesal sekarang.
"Kim Yoojeong, kamu mungkin tahu sesuatu. Bicaralah!" Ucap Soonyi.
"Ya! Jangan mendesaknya!" Bela Jangsoo.
"Jangsoo, mungkin kamu juga terlibat." Tuduh Hana.
"Ya! Ini bukan saatnya untuk memihak."
"Taeman, kenapa kamu membela mereka? Mungkin kamu juga terlibat." Ucap Heerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty After School x Fem Reader
Fanfic✎ Apakah aku akan meninggalkan ibuku? ✎ Hei! Jangan bertindak sebelum berpikir. Lebih baik kita tenangkan diri masing-masing. ✎ Apakah aku harus mengorbankan diriku untuk teman-temanku? Menceritakan tentang kelas 12-2 yang berjuang melawan bola-bola...