Penampungan Delapan, Maesong-si.
"Letnan."
"Tidak ada tanda-tanda bola."
Mereka masuk kedalam penampungan. Di dalam penampungan itu terdapat banyak sekali mayat dimulai dari orang dewasa hingga anak kecil.
"Apakah orang tuaku baik-baik saja?" Cemas Soonyi.
Inha hanya bisa memeluknya kali ini, tidak ada kata-kata untuk menenangkannya.
---
Yeonjoo mengobati luka teman gadis tadi, total ada 3 orang yang mereka selamatkan, 2 gadis dan 1 laki-laki.
"Hanya kalian yang selamat?" Tanya Letnan Lee pada seorang laki-laki, teman si gadis. Laki-laki itu mengangguk.
"Kami diminta mengantar persediaan ke penampungan ini. Namun saat kami tiba.." Dia tidak melanjutkan ucapannya.
"Mana penanggung jawabnya?"
"Kami tidak tahu. Dia menghilang."
"Kenapa kalian tetap di sini tanpa komandan yang memimpin?"
"Kami diminta menunggu. Itu sebabnya kami tetap berada di sini."
"Kami melakukan apa yang diperintahkan. Lantas kenapa..." Lanjutnya sambil menangis.
"Ini pasti sangat sulit, tapi tolong tenanglah. Kita bicarakan lagi setelah semuanya beres."
"Baiklah."
"Yoojeong dan Inha, tolong urus mereka."
Mereka berdua mengangguk.
"Kamu lapar bukan?" Tanya Yoojeong.
Gadis itu tidak menjawab, ia hanya memandang kepergian Letnan Lee dengan pandangan kosongnya.
---
Yang lainnya sedang mengangkat mayat dan membungkusnya dengan kain putih.
"Kamu lihat matanya tadi? Tatapannya sangat kosong." Ucap Taeman.
"Jika tersisa sendirian, apakah aku akan seperti dia?" Tanya Bora.
"Apakah kita bisa bertahan?" Tanya Hana.
---
Hari sudah malam, mereka berkumpul untuk makan. Inha dan Yoojeong sedang menyiapkan makan malam untuk anak-anak yang mereka selamatkan.
"Makanlah. Kalian pasti lapar."
Kedua temannya mulai menyuapkan nasi ke mulutnya tapi tidak dengan gadis satunya.
"Kenapa? Apa kau tidak suka makanannya?" Tanya Inha.
Gadis itu berdiri, berjalan meninggalkan mereka. Yoojeong mengkode Inha jika ia akan mengikuti gadis itu. Inha mengangguk, "Makanlah, makanlah. Kurasa teman kalian hanya ingin kebelakang." Ucap Inha berusaha positif thinking.
Yoojeong mengikuti kemana arah gadis itu pergi. Gadis itu mengambil senapan," Kamu sedang apa?"
"Kenapa kamu memegang senapan?"
Gadis itu mengarahkan senapannya di antara leher dan dagu.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Aku kabur sendiri. Teman-temanku.."
"Mereka meminta bantuanku, tapi aku malah kabur sendirian."
"Mereka semua mati."
"Tidak." Jawab Yoojeong.
"Itu bukan salahmu." Lanjutnya.
"Tolong letakkan senapannya. Itu berbahaya."
Gadis itu menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty After School x Fem Reader
Fiksi Penggemar✎ Apakah aku akan meninggalkan ibuku? ✎ Hei! Jangan bertindak sebelum berpikir. Lebih baik kita tenangkan diri masing-masing. ✎ Apakah aku harus mengorbankan diriku untuk teman-temanku? Menceritakan tentang kelas 12-2 yang berjuang melawan bola-bola...