Happy reading!
Masih dalam keadaan lemas, Agam lalu menatap kedua orang di depannya.
"Dan gue Agam Dwigantara" ucap Agam yang jawabannya pun ia sudah tahu.
"Iya Agam untung lo udah sadar, tapi ada yang berubah dari lo" syukur Zul karena temannya tidak benar-benar lupa dan masih merasa aneh dengan cara bicara Agam. Agam yang ia kenal selalu berbicara baik dan tak kasar seperti seseorang yang ada di depannya ini.
"Iya, kok lo cara ngomongnya berubah nggak kaya biasanya?" Tanya Oza yang melanjutkan pertanyaan dari Zul.
Agam masih terdiam dan tak menjawab langsung perkataan kedua orang di depannya sekarang. Ia masih berpikir kalau dia bicara sebenarnya tentang dirinya yang terdampar di dunia mereka dan menempati tubuh teman mereka, apakah itu berdampak baik pada alur cerita novel ini? Atau lebih baik ia tak usah memberi tahu mereka? lagi pula ia hanya seorang figuran di novel ini.
Yap benar Agam Dwigantara adalah salah satu tokoh figuran di dalam novel yang berjudul "We Are One", dia adalah figuran yang menyukai tokoh antagonis wanita yaitu Mona Anastasya.
Bagaimana bisa seorang Agam Dwigantara bisa menyukai seorang Mona yang notabe nya murid yang terkenal di sekolahnya. Di lain sisi memang Mona punya sifat buruk di dalam novel ini, tapi ia bukan tokoh antagonis yang punya sifat murahan seperti menindas atau membully siswa-siswi yang lemah. Ia akan bertindak kalau ia merasa terganggu dengan orang-orang yang mengacaukan hidupnya.
Dan alasan Agam Dwigantara menyukainya Mona karena sifat nya yang berani, pintar, cantik tak di ragukan lagi dan pantang mundur sebelum apapun yang ia inginkan tercapai, ya dia memang terlalu berambisi.
Tapi dari sifat Mona, ia memilih sifat pantang mundurnya yang ia jadikan motivasi dengan cara memperjuangkan perasaannya kepada Mona, karena dari yang ia lihat Mona tak akan ada kesempatan untuk bisa meluluhkan hati seorang Arka jadi ia bisa berjuang sampai Mona berbalik padanya dan menjadi miliknya.
Tapi sepertinya takdir tak berpihak pada Agam Dwigantara, sebelum ia bisa meluluhkan hati Mona ternyata dia sudah merenggang nyawa dan dalang dari kematiannya adalah gadis yang ia cintai itu. Sungguh miris akhir kisah cinta bertepuk sebelah tangan Agam.
Sebenarnya dia sudah berusaha tapi hasilnya tetap nihil karena memang perasaan Mona susah sekali untuk di taklukan karena dia sudah mempunyai tujuan tambatan hatinya sendiri dan itu bukan dirinya.
Yah mungkin pemilik tubuh asli ini sudah menyerah lalu memberikan nya kepada Agam Mahendra supaya bisa melanjutkan kehidupannya menjadi seseorang yang lebih bahagia dan memperhatikan dirinya sendiri.
Baik sekarang yang berada di dalam tubuh ini hanya ada Agam Mahendra, jadi dia akan menjadi dirinya sendiri seperti kehidupannya di dunia nyata. Dia tak akan mengejar-ngejar lagi seorang wanita bernama Mona Anastasya lagi, dia tak akan bersikap bodoh lagi dan Ia akan menjalani kehidupannya di dunia novel ini dengan baik dan menikmati jalan cerita bagi tokoh-tokoh penting di novel ini, dan akan menjalani hidup dengan kemauan dirinya sendiri.
Membahagiakan diri sendiri. Yah itu sekarang yang akan menjadi tujuannya.
Agam tak tahu akhir dari novel ini, karena ia baru membaca setengah novelnya. Jadi mungkin ia juga akan mengamati alur ceritanya juga akan seperti apa.
"Agam" Panggilan itu membuyarkan lamunannya,
"Ah ya, maaf tadi gue agak nge blang hehe" menggaruk tenguknya yang tak gatal Agam harus mencari alasan.
"Lo belum jawab pertanyaan gue" tanya Zul yang masih menatap Agam aneh,
"O-oh iya" kenapa dia jadi gugup,
KAMU SEDANG MEMBACA
Agam's (Si Figuran)
FantasíaAgam Mahendra pemuda biasa yang masih duduk di bangku SMA mengalami kecelakaan saat ia akan pulang dari sekolahnya. Saat membuka mata, ia merasa asing dengan tempatnya saat ini. Sebenarnya ada dimana ini? Terakhir seingatnya tadi dia sedang membaca...