Happy reading!
"Hiks,,, hiks,,,"
Suara itu terdengar di pendengaran Dara saat ia akan masuk ke dalam toilet. Ia sempat merinding mendengarnya tapi ia halau jauh-jauh lalu dengan segenap keberaniannya ia harus memastikan bahwa tangisan yang masih ia dengar bukanlah makhluk astral.
Dengan berhati-hati ia mulai memasuki toilet, berbekalan insting ia lalu berjalan mendekat ke arah salah satu bilik yang terdengar suara tangisan di dalamnya.
Dara meneguk salvina nya sedikit takut, lalu perlahan tangannya mengetuk bilik itu dan seketika suara tangisan itu berhenti.
Tok!
Tok!
Hening tak ada suara lagi, tapi itu malah membuatnya merinding. Lalu ia mencoba memberanikan diri bersuara,
"Apa ada orang di dalem?" Tanya Dara dengan perasaan was-was.
Tak ada jawaban.
Dara yang sudah kepalang penasaran walau dirinya takut tapi ia tetap melanjutkan aksinya. Dengan menghela napas dia mengulurkan tangannya memegang knop pintu bilik dan perlahan membukanya.
Ceklek!
Betapa terkejutnya ia melihat seorang perempuan yang sudah tak sadarkan diri dengan kondisinya yang sudah berantakan dan potongan rambut yang bertebaran di sekitarnya.
Lalu ia keluar dari sana dan meminta bantuan.
Di UKS seseorang tengah berbaring lemah di sana, matanya masih saja terpejam.
"Makasih lo udah bantuin gue" ucap Dara pada laki-laki tampan di sampingnya,
"Kasian dia di bully habis-habis an sama Mona" ucap Agam menatap gadis yang masih berbaring di brankar.
"Lo kenal sama dia?" Ucap Dara yang hanya di angguki oleh pemuda itu.
"Gue liat tadi di kantin dia di marahi sama Mona dan di bawa pergi entah kemana. Dan tenyata dia di bully di toilet sungguh kejam banget si Mona" ucap Agam panjang lebar yang membuat Dara melongo tak percaya.
"Jahat banget sih dia, sampe bikin anak orang jadi kayak gini" ucap Dara matanya menatap kasihan pada Azila.
"Dan kenapa nggak ada yang nolongin dia? Gue dari tadi nyari bantuan sama orang-orang disini tapi nggak ada yang peduli, sebenernya mereka kenapa sih" kesuh Dara sambil memikirkan kejadian tadi saat meminta bantuan.
"Gue udah di ceritain, kalo sebenernya Mona itu anak pemilik sekolahan ini, dia punya akses dan kekuasaan di sini. Jadi semua yang nggak mau nurutin atau ngelawan kemauan dia bakal di d.o dari sekolah, salah satunya jangan peduli sama Azila kalo dia lagi di bully" jelas Agam lalu mengalihkan tatapannya ke arah Dara.
"What! Peraturan macem apaan kek gitu! Selama gue hidup baru denger peraturan kek gitu. Emang kita ada di zaman kerajaan apa yang kekuasaannya tinggi harus di hormati! Nggak ngotak sumpah!" Dara rasanya ingin menonjok Mona setelah mendengar penuturan Agam.
"Gue pun nggak tahu, soalnya bangun-bangun gue udah ada di sini" ucap Agam tanpa sadar,
"Hah?! Gue nggak salah denger? tadi lo ngomong apa?" Tanya Dara yang mendengar perkataan Agam tadi,
"O-oh anu g-gue amnesia, iya amnesia" ucap Agam gugup, hampir saja ia ketahuan.
"Amnesia?" Ucap Dara yang bertanya-tanya.
"I-iya, jadi gue kemaren amnesia tapi untung ada Zul sama Oza jadi gue inget-inget sedikit" ucap Agam seperti alasannya kemarin.
"Kok bisa?" Tanya Dara yang masih penasaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Agam's (Si Figuran)
FantasíaAgam Mahendra pemuda biasa yang masih duduk di bangku SMA mengalami kecelakaan saat ia akan pulang dari sekolahnya. Saat membuka mata, ia merasa asing dengan tempatnya saat ini. Sebenarnya ada dimana ini? Terakhir seingatnya tadi dia sedang membaca...