Happy reading!
Kringg,,,
Terdengar bunyi alarm yang mengganggu seorang pemuda yang tertidur lelap. Dengan mata yang masih terpejam, tangannya meraba nakas mencari bunyi yang membangunkannya untuk ia matikan karena terdengar berisik di pendengarannya. Lalu melanjutkan tidurnya.
"Agam! Bangun udah jam segini, nanti kamu telat" cercah Ibunya membangunkan anaknya yang kebo itu.
"Bentar Ma, satu jam lagi" jawab Agam yang tak mengiraukan ocehan Ibunya.
"Nggak ada sejam-sejam, liat dong udah jam berapa sekarang" Ibunya terus saja mengoceh karena anaknya susah sekali di bangunkan.
"Hmm iyaa" jawabnya jengkel padahal matanya masih ingin terpejam,
Lalu Agam terduduk dari tidur dan membuka matanya lalu melirik jam dinding yang terpampang jelas di tembok kamarnya. Dan jam menujukkan pukul setengah tujuh kurang, dia baru tersadar bahwa sekarang ia masih berada di dunia novel.
Dan sekarang dia harus berangkat sekolah, dan bertemu para tokoh-tokoh utama di novel ini. Segera lah dia bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya dan menanti drama-drama apa yang akan iya tonton hari ini.
Cara berpenampilan asli Agam Dwigantara perbeda dengannya, Agam yang di dunia novel memakai kacamata dengan tatanan rambut yang rapih dan cara bicaranya yang baik dan lembut, berbeda sekali dengan dirinya. Jadi ia hanya sedikit merubah tatanan rambutnya jadi sedikit berantakan dan tak memakai kacamatanya.
Setelah selesai bersiap-siap lalu ia pamit dan pergi berangkat ke sekolahnya.
Beberapa menit kemudian
Agam telah sampai di tempat pertama kali ia menginjak kaki ke dunia novel ini. Ia menatap gerbang yang sudah banyak murid berdatangan, lalu ia menerobos dan pergi ke arah parkiran.
Setibanya di parkiran dan memarkirkan motornya di sana, Agam melihat temannya yang kemarin ia kenal.
"Zul! Oza!" Teriaknya melambaikan tangan memanggil temannya itu sambil berjalan ke arah mereka.
"Oy Agam" Sahut Zul sambil menghentikan langkahnya menunggu Agam begitupun Oza.
"Gue lupa kelasnya dimana" sarkas Agam saat sampai di depan mereka.
"Wuidih sekarang penampilan lo sedikit beda gam tapi keren si, pertahanin bro" puji Oza melihat penampilan temannya itu begitupun dengan Zul.
"Gue udah bertekad mau berubah" ucap Agam dengan tangannya yang di genggam dan sedikit terangkat.
"Bagus itu, gue dukung lo" ucap Zul memberi semangat temannya itu.
"Ya udah yok, kita ke kelas" jawab Oza lalu mereka melanjutkan perjalanan menuju kelas mereka.
Tapi sebelum mereka sampai di kelas tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah belakang dan itu berada di parkiran yang baru mereka singgah.
Mereka bertiga menengok kebelakang dan melihat banyak sekali gerombolan anak perempuan mengerumuni entah siapa karena tidak keliatan karena tertutup oleh kerumunan itu.
"Aaaa!!! Ya ampun kenapa Ares semakin hari semakin ganteng sii"
"Bebeb Zayn i love you sekebon!!"
"Gue rasanya pengin meninggoy woy! liat mereka setiap hari"
"Mas Alfa kenapa lo ganteng bangett!!"
"Ares will you marry me!!!"
Dan masih banyak lagi,
"Apa mereka nggak sakit tenggorokan ya, setiap hari teriak mulu kaya orang kesurupan"

KAMU SEDANG MEMBACA
Agam's (Si Figuran)
FantasiaAgam Mahendra pemuda biasa yang masih duduk di bangku SMA mengalami kecelakaan saat ia akan pulang dari sekolahnya. Saat membuka mata, ia merasa asing dengan tempatnya saat ini. Sebenarnya ada dimana ini? Terakhir seingatnya tadi dia sedang membaca...