8. Di luar dugaan

8 3 0
                                    

Sultan memakaikan cardigan ungu pada tubuh Kinan. Warna ungu adalah warna kesukaan adiknya itu. Sultan mengaitkan satu persatu kancing cardigan itu sebelum Sultan akhirnya mengenakan crewneck rajut korea miliknya yang Kinan beri sebagai hadiah ulang tahun Sultan beberapa bulan yang lalu.

"Kita akan kemana sih, Mas?"

"Mall pusat kota."

Kinan berdiri di depan kaca Merapikan tatanan rambut panjang lurus miliknya. Membubuhkan sedikit lip gloss dan bedak putih.

"Mau ngapain?"

"Mengajak kamu kencan."

Sultan menjawab sambil mengedipkan matanya pada Kinan. Ganjen. Membuat Kinan yang terkejut langsung menahan napas. Jantungnya berdegup kencang. Pipinya merah padam.

"Bercanda, sayang. Aku ingin mengajak kamu jalan. Kita kan jarang quality time akhir-akhir ini."

Sultan tertawa lepas melihat Kinan yang salting. Sedangkan Kinan sedikit kecewa ketika mengetahui bahwa itu hanya candaan semata.

"Tidak bercanda juga tidak apa-apa kok, Mas." Kinan membatin.

"Kenapa akhir-akhir ini Mas sering memanggil Kinan dengan sebutan sayang?" tanya Kinan penasaran.

Setiap Sultan menyebutnya dengan kata sayang. Setiap momen itulah hati Kinan diporak porandakan oleh Sultan. Sultan tidak tahu saja jika panggilan sayangnya pada Kinan sangat berpengaruh untuk membuat Kinan cepat mati muda karena sering dibuat jantungan.

"Ya mau saja. Kenapa, tidak suka dipanggil sayang sama aku? Kalau kamu tidak suka aku akan berhenti____"

"Suka kok Mas."

Sultan tersenyum. Dia memeluk Kinan erat yang langsung dibalas cepat dengan pelukan tak kalah erat oleh Kinan.

"Aku kangen sekali sama kamu, Ki."

"Kinan juga kangen, Mas."

Keduanya pun beranjak pergi ke garasi tempat koleksi mobil dan motor keluarga Aditama berada.

"Pakai mobil jeep saja, Mas. Jangan pakai Moge. Sekarang musim hujan."

Sultan menuruti saran Kinan. Mereka pun berangkat. Kinan memeluk tubuh kokoh Sultan yang sedang fokus menyetir. Mobil jeep rubicon itu melaju dengan kecepatan sedang menembus angin malam. Dinginnya sedikit terasa menusuk. Namun Kinan sangat menyukai momen-momen seperti ini bersama Sultan. Hatinya sangat menghangat.

Harusnya Kinan tidak perlu terancam dengan kedatangan Ambar. Kinan juga tidak perlu takut pada orang lain yang mencoba memisahkan Kinan dan Sultan atau tidak setuju jika Kinan bersanding dengan Sultan. Karena raga Sultan yang sedang dia peluk ini, ternyata masih menjadi miliknya secara utuh.

Hal yang paling pertama Sultan lakukan untuk berquality time bersama Kinan adalah mengajak gadis itu ke arena timezone di mall yang sering mereka kunjungi.

Permainan pertama di timezone yang Sultan dan Kinan pilih untuk dimainkan adalah game basket. Mereka bekerja sama memasukkan bola demi bola ke arah ring. Menggolkan sebuah bola adalah hal yang paling mudah bagi seorang pria atletis seperti Sultan, namun tidak mudah bagi seorang gadis seperti Kinan.

Selanjutnya, Sultan dan Kinan mencoba permainan bumpers cars dimana Sultan dan Kinan memilih satu kendaraan berdua. Mengadukan mobil yang mereka naiki dengan mobil yang ditumpangi para anak kecil yang memainkan permainan yang sama seperti mereka.

Permainan terakhir yang Sultan dan Kinan coba adalah Bowling. Kinan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala takjub ketika melihat Sultan yang terlihat pandai memainkan permainan tersebut. Kakak angkatnya selalu melempar bowling dengan tepat sasaran dan selalu mencetak skor.

Segitiga BermudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang