Dua

105 8 2
                                    

"Ayahanda, apa maksud dari ungkapan yang baru saja terucap? Naik takhta? Aku dan Irena?"

Pangeran Trezio masih dengan keterkejutan nya mendengar bahwa Kaisar Greffin memutuskan untuk menggelar upacara kenaikan takhta Putri Mahkota Irena menjadi Permaisuri Fiestar.

"Meskipun ini bukan saat yang tepat,tapi aku sudah mempertimbangkan banyak hal ketika mengambil keputusan ini." Balas Kaisar Greffin.

"Ayahanda, maaf jika aku menolak."

"Maksudmu?"

"Kondisi Irena belum stabil ayah. Aku rasa tak mungkin Irena bisa naik takhta dan mengurus kerajaan ini." Ujar Pangeran Trezio.

"Kau bisa membantunya." Balas Kaisar Greffin.

"Ayahanda, maaf jika opini ku kali ini akan penuh dengan penolakan. Jujur secara aspek apapun aku belum memenuhi kriteria sebagai pendamping hidup Irena jika ia menjadi Permaisuri. Aku masih memiliki kekurangan yang bisa saja suatu hari nanti dijadikan sebagai celah untuk menjatuhkan Irena." Lanjut Pangeran Trezio.

Kini Kaisar Greffin hanya diam tak bicara dengan tangan yang masih bergerak menuliskan pesan diatas kertas putih itu.

"Kalau begitu..."
"Aku akan beri kalian waktu untuk bersiap. Ketika cucuku lahir nanti, maka kalian harus sudah siap dengan keputusanku." Ucap Kaisar.

Pangeran Trezio menganggukan kepalanya,"Terima kasih ayah, aku berusaha agar kondisi Irena akan pulih seperti dahulu."

Setelah selesai berbincang dengan sang ayah mertua, Pangeran Trezio bergegas melangkahkan kaki nya menuju kamar. Saat pintu dibuka, terlihat Putri Mahkota Irena sedang menyisir rambutnya sambil bercermin.

"Kau dari mana?" Putri Mahkota berbalik menatap suaminya.
"Ruang kerja ayah. Dia mengajak berbincang sebentar." Jawab Pangeran Trezio.
"Oh baiklah. Ayo kita tidur." Ajak Putri Mahkota.

---------

Tengah malam yang sunyi,Pangeran Saga kini termenung di rumah pohon nya. Sambil meneguk arak dari gelas kayu,mata nya menatap langit malam yang sepi.
"Kau baik-baik saja disana Yang Mulia? Aku merindukanmu."

Satu lagi tegukan arak itu menghangatkan tenggorokan Pangeran Saga. Seolah tahu bahwa sedang ada orang yang kesepian, seekor kunang-kunang secara tiba-tiba mendekat dan hinggap dirambut Pangeran Saga. Meskipun ukuran seekor kunang-kunang itu kecil, namun ia berhasil menerangi area di sekitar tubuh Pangeran Saga.

"Terima kasih mahkluk mungil. Kau sudah memberikanku penerangan." Gumam Pangeran Saga.

"Oh? Apa itu?" Batin nya ketika melihat ada sepasang mata berwarna merah sedang mengintai nya.

Pangeran Saga langsung beranjak dari duduk nya dan segera mengejar hal mencurigakan itu. Kaki nya berlari begitu cepat sehingga tak butuh waktu yang lama ia bisa menangkap apa yang mengintai nya tadi.
Seorang pria bertopeng kini berada dalam kuncian tubuh Pangeran Saga. Namun karena efek dari arak yang diminumnya tadi, Pangeran Saga kehilangan fokus sehingga menjadi kesempatan bagi lawan nya untuk menyerang.

SRETT!!

Sebuah belati berhasil melukai bagian kanan wajah Pangeran Saga!
Darah mulai mengucur dari luka terbuka itu. Tanpa banyak pertimbangan lagi, Pangeran Saga berlari menuju istana Fiestar.
Saat gerbang istana dibuka, tidak ada siapapun disana kecuali prajurit yang menjaga. Pikiran Pangeran Saga kini sangat kalut. Dalam penglihatan nya,nampak ada seorang wanita yang berlari menghampiri namun wajah nya tak dapat terlihat dengan jelas.

"Yang Mulia?! Kau baik-baik saja?!"

"Kau terluka!"

"Siapapun tolong dia!!"

Dark Velvet : Feel The RhythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang