Lima Belas

61 4 0
                                    

Ravel dan Putri Windy kini sama-sama memacu kuda nya dengan kecepatan tinggi. Tak lupa, Putri Windy kini menggunakan kain yang menutupi separuh wajah nya agar tak diketahui identitas nya oleh orang lain. Sesampainya di hutan timur, benar saja api berkobar dengan ganas nya membakar setiap sudut hutan itu. Suara hewan yang seolah berteriak meminta pertolongan memenuhi telinga Ravel.

Namun kini pendengaran nya berhasil menangkap suara lain yang berusaha meminta tolong.

"Tolong aku!! Siapapun tolong!!"

"Aku menemukan nya." Gumam Ravel.

"Yang Mulia, aku ingin kau tetap disini." Ucap Ravel menatap Putri Windy.
"Kau mau kemana?! Jangan bilang kau akan masuk kedalam kobaran api itu?!" Tanya Putri Windy.
"Tak ada jalan lain. Aku harus menyelamatkan nya." Balas Ravel.

"Tunggu kalau begitu..."

Putri Windy perlahan mengangkat kedua tangan nya dan mulai mengumpulkan butiran-butiran air. Setelah dirasa cukup, air tersebut langsung disiramkan kepada Ravel.

"Air itu bisa melindungi mu. Tapi itu tak akan bertahan lama." Ucap Putri Windy.

"Terima kasih Yang Mulia." Ravel tersenyum lalu ia bergegas masuk menerobos api.

Kali ini, ditempat Putri Windy berdiri, terdapat dua pasang mata merah yang mengawasi. Putri Windy sudah menyadari kehadiran dua makhluk itu. Diperkirakan, mereka adalah penyebab dari kebakaran ini.

"Keluarlah! Aku tahu kau bersembunyi disana!" Putri Windy melirik ke arah pohon besar yang dikelilingi semak belukar.

Tak lama, keluar dua makhluk menyeramkan yang menyerupai manusia namun memiliki dua tanduk merah di kepalanya. Tubuhnya dikelilingi oleh asap merah yang pekat sehingga bisa disimpulkan, mereka adalah iblis merah.

"Berani-beraninya kau mencegah rencana kami!" Tegur iblis itu.
"Tentu saja! Kau menghancurkan hutan ini!" Balas Putri Windy.

"Kau tak tahu siapa kami? Kami adalah pasangan iblis api Abel dan Bella." Balasnya.

"Aku tak peduli siapa kalian. Membakar hutan adalah perbuatan keji! Banyak hewan dan tumbuhan disana yang tak bersalah mati karena ulah kalian!" Ketus Putri Windy.

"Aku juga tak peduli dangan mereka." Balas Abel.

"Rasakan ini!" Iblis bernama Bella itu langsung menyerang Putri Windy dengan bola api. Langsung Putri Windy menghindar dan segera menarik pedang miliknya. Pedang buatan Ravel itu sangat berguna kali ini. Saat ditarik keluar dari sarung nya, pedang itu langsung memancarkan cahaya berwarna biru. Tak butuh waktu lama, Putri Windy menginjak tanah dan langsung muncul air mancur yang cukup keras semburan nya. Dengan fokus yang tinggi, pedang ditangan nya berhasil menangkis serangan bola api yang dilemparkan oleh pasangan iblis itu.

Karena pertarungan semakin panas, kini kedua tangan Putri Windy tiba-tiba terangkat dan pedang nya terlempar ke sembarang arah. Tubuh nya melayang dan mata nya berubah menjadi berwarna biru. Tubuh Putri Windy kini dikelilingi oleh air yang lama kelamaan semakin banyak.

"A-apa ini?!" Iblis Abel terkejut ketika air dari tubuh Putri Windy membasahi tubuh nya. Putri Windy merentangkan tangan nya dengan keras dan air tersebut langsung menyebar memadamkan api yang sedari tadi terus menyala.

Tubuh dua iblis itu pun kini mulai meleleh karena terkena air yang keluar dari tubuh Putri Windy.

"TIDAK!!!!"

Teriakan itu menjadi akhir dari kehidupan pasangan iblis merah. Air yang mengelilingi Putri Windy kini menghilang. Tanpa jeda, tubuh Putri Windy langsung terjatuh dan ia kehilangan kesadaran nya.

Dark Velvet : Feel The RhythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang