Dua Puluh

83 8 6
                                    

Putri Windy kini bersandar di salah satu pohon tempat terakhir kali ia terjatuh. Tangan nya masih menggenggam surat dari sang Permaisuri. Mata nya pun masih sembab karena ia menangis dengan sangat terisak.

"Ibunda, kenapa kau bisa tahu kalau aku yang akan menemukan ini pertama kali?"

Dibuka nya kembali kotak itu dan muncul kembali pedang dua giok yang melayang di udara. Tangan Putri Windy langsung meraih pedang itu. Tanpa diduga, pedang dua giok itu bergerak tanpa kendali dari tuan nya. Tubuh Putri Windy kini berusaha menahan pedang tersebut agar tak hilang kendali. Kaki nya terus berusaha tetap tegak agar tubuhnya tak terbentur ke sembarang arah. Namun sangat disayangkan, pedang itu tak bisa dikendalikan begitu saja. Putri Windy kini terlempar ke sebuah danau dan tercebur dan tubuhnya menjadi basah kuyup.

Namun anehnya, bukan menjauh, pedang itu secara perlahan menghampiri Putri Windy dan dengan sendirinya menempel pas di ikat pinggang milik Putri ketiga kerajaan Fiestar itu.

"Apa maksudnya ini? Hei menyingkir kau dari tubuhku!" Putri Windy berusaha melepaskan pedang nya namun sia-sia. Pedang itu menempel dengan sangat kuat ditubuhnya.

Tak lama, kotak kecil itu bersinar lagi dan muncul kembali sebuah benang rajut lengkap dengan jarum nya yang cukup panjang. Saat jarum tersebut berada di tangan Putri Windy, ukiran nama Joanne tiba-tiba bersinar. "Ah ini untuk Joanne." Putri Windy mengangguk.

Setelah mengamankan satu set alat rajut itu, muncul kembali dari kotak itu sebuah belati kecil berwarna putih dan genggaman nya dihiasi oleh corak berwarna keunguan. Lagi dan lagi sebuah ukiran nama bersinar. Kini nama Putri bungsu Fiestar yang muncul, Yemi.
Secara perlahan, benda benda lain pun muncul lengkap dengan nama pemiliknya. Seperti busur dan anak panah emas milik Sherinn, lalu tombak perak milik Irena. Namun hanya pedang itu yang tak memiliki ukiran nama namun memiliki dua batu giok.

"Apa maksudnya ini Ibu? Irena, Sherinn, Joanne dan Yemi mendapatkan bagian nya masing-masing. Lalu aku?" Putri Windy kini menatap pedang yang masih menempel di pinggang nya. Batu giok itu masih bersinar. Jika diperhatikan lagi, perlahan warna giok itu berubah menjadi biru dan merah.
Menyadari sesuatu, Putri Windy kembali membuka kertas surat mendiang Permaisuri dan membaca nya lagi dengan teliti.

"Surat ini aku buat untuk seluruh anak-anak kesayanganku. Irena, Ravel, Sherinn, Windy, Joanne dan Yemi. Tapi aku sangat yakin bahwa anak yang pertama kali menemukan ini adalah Windy. Meskipun aku tak tahu kapan tepatnya anak itu akan menemukan kotak ini. Windy, aku harap kau bisa memberikan barang ini sesuai kepada pemiliknya. Aku tak tahu kapan akan pergi kembali menjadi abu. Harapanku kau tak pergi lebih dulu sebelum kotak ini ditemukan. Windy, kau tahu aku sangat memahami dirimu kan? Kau suka pedang, Ravel pun sama. Kalian berdua seolah memang ditakdirkan untuk saling melengkapi satu sama lain. Jika kau perhatikan, dua giok itu perlahan akan berubah warna jika sudah menemukan pemiliknya. Kau tinggal lihat saja nanti apakah dominan warna yang terlihat itu adalah simbol milikmu, atau Ravel. Kalian sebenarnya bisa berbagi dengan mengubah nya menjadi dua pedang. Namun kekuatan nya akan berubah. Aku harap kalian bisa menggunakan benda-benda itu dengan baik untuk melindungi diri kalian sendiri.
Aku sangat menyayangi kalian. Jika aku pergi lebih dulu, tolong jaga Kaisar dengan baik. Dia nampak tegas dan dingin dari luar. Namun pada dasarnya dia hanya pria yang lembut dan mudah rapuh."

"Surat apa itu?" Ravel tiba-tiba muncul dibelakang Putri Windy bersama dengan Putri Mahkota Irena.
"Astaga!" Refleks Putri Windy berbalik lalu menyembunyikan surat itu di balik jubah nya.

"Kenapa kalian kembali? Bukankah kalian akan menemui Aluna?" Putri Windy mencoba mengalihkan topik.
"Dia tidak ada ditempat nya. Sepertinya sedang berkeliaran diluar sana. Aku tak bisa jika harus mencari dia di seluruh penjuru hutan timur." Balas Ravel.

Dark Velvet : Feel The RhythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang