Tujuh

72 9 5
                                    

"REVE!!"

Meski sedang kesakitan, Pangeran Saga langsung mendekati Aluna dan merebut botol yang berada ditangan nya.

"Apa yang kau lakukan?! Kenapa Reve bisa ikut masuk?!" Emosi Pangeran Saga mulai naik lagi.

"Aku..aku...aku tak tahu." Aluna sedikit panik.

"Arghhh!!" Pangeran Saga hendak memecahkan botol itu namun Aluna mencegahnya.
"Kau bodoh?! Jika botol itu pecah maka iblis yang selama ini dikurung disana akan bebas!" Ujar Aluna.
"Lalu bagaimana dengan Reve?! Bagaimana dia akan keluar dari sana?! Aku tak akan pernah pergi dari hadapanmu selama Reve masih berada dalam botol ini!" Pangeran Saga menatap Aluna tajam.

"Aku akan berusaha mengeluarkan nya! Puas kalian?!" Balas Aluna.
"Tentu saja kau harus mengeluarkan nya! Dia adalah keluarga kami!" Ucap Pangeran Saga.
"Aku bisa membacakan satu mantra. Tapi aku tak menjamin keberhasilan nya." Ujar Aluna.
"Maksudmu?" Pangeran Trezio ikut bergabung.

"Dia bisa saja keluar dari botol ini. Tapi wujudnya akan berbeda." Jawab Aluna.

"Wujudnya berbeda?" Raja Gilbert penasaran.

"Dia bisa saja berubah wujud menjadi sosok iblis yang ia temui di dalam botol ini. Tapi selain itu, dia bisa saja kembali ke wujud asli dia di kehidupan sebelumnya." Balas Aluna.

"Aku tidak peduli dengan wujudnya akan seperti apa. Aku hanya ingin Reve kembali bersama kami!" Tegas Pangeran Saga.

"Baiklah,aku akan mencoba."
"Bisa kalian menjauh sedikit? Aku khwatir akan ada sedikit ledakan saat makhluk serigala itu keluar."

Semua orang langsung mundur dan memperhatikan Aluna.
Semakin lama dilihat, wajah Aluna benar-benar mirip dengan mendiang Putri Windy. Pangeran Saga pun semakin kesal dengan fakta yang tak bisa dibantah ini.

"Kenapa aku harus bertemu dengan orang yang memiliki wajah mirip dengan Putri Windy?" Batin Pangeran Saga.

Dari tangan Aluna kini keluar sebuah benang bercahaya putih dan segera benang itu masuk ke dalam botol. Tak lama botol itu bergetar kencang dan terlempar ke sembarang arah. Khawatir botol itu pecah, Aluna memberanikan diri meminta tolong agar ada seseorang yang bisa menahan botol itu.
"Bisakah seseorang membantuku menahan botol itu?! Kumohon, aku takut botol nya akan pecah!"

Akhirnya Putra Mahkota Jeremy maju dan membantu Aluna. Bukan main, ternyata botol itu kini berubah menjadi sangat berat dan sulit dikendalikan. Tak tega melihat putranya berjuang sendirian, Raja Gilbert ikut membantu menahan botol itu.
Setelah kini botol bening itu tak bergerak liar, Aluna langsung menarik benang putih tadi tanpa keraguan hingga tubuh nya terpental.
Semua orang langsung terkejut melihat Aluna terpental begitu keras. Namun mereka lebih terkejut ketika melihat sosok yang keluar dari botol itu.

"R-reve?!"

Merasa namanya disebut, ia menoleh menatap sumber suara yang memanggilnya. Sosok pria tinggi tampan yang sedang memegang benang putih itu menatap ke arah Raja Gilbert dan anak-anaknya yang kini sedang terkejut.

 Sosok pria tinggi tampan yang sedang memegang benang putih itu menatap ke arah Raja Gilbert dan anak-anaknya yang kini sedang terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang Mulia..."

"Oh?!"

Menyadari suara nya yang berbeda,Reve juga terkejut melihat kedua tangan serta kaki jenjang yang kini menjadi bagian dari tubuhnya.

"Kau benar Reve?" Pangeran Trezio mendekati Reve.

Sementara Putra Mahkota Jeremy langsung menghampiri Aluna yang kini sedang menahan sakit akibat tubuh nya yang terpental.
Saat Putra Mahkota mengulurkan tangan nya, sesaat Aluna merasa terpesona dengan paras tampan Putra Mahkota Kerajaan Vamouz itu. Namun segera dia tepis pemikiran itu dan bergegas berdiri dengan menerima uluran tangan Putra Mahkota.

"Terima kasih." Ucap Aluna.

Putra Mahkota Jeremy tersenyum, "Aku yang seharusnya berterima kasih. Kau berhasil mengeluarkan Re...Reve?!!" Putra Mahkota terkejut ketika menoleh ia melihat wujud berbeda dari Reve.

"Dia berubah jadi manusia rupanya." Gumam Aluna.

Tubuh Aluna tiba-tiba melemah sehingga ia kehilangan keseimbangan. Beruntung Putra Mahkota Jeremy langsung menyadari kondisi Aluna dan segera menahan nya agar tak jatuh ke tanah.

"Hei, kau baik-baik saja?" Putra Mahkota Jeremy berusaha menahan tubuh Aluna.
"Aku tak apa. Hanya kehabisan energi." Jawab Aluna.

Reve tanpa basa-basi mendekat dan meletakan telapak tangan nya di kening Aluna. Cahaya berwarna biru di tangan Reve bersinar cukup terang saat itu. Semua orang refleks menutup mata karena tak tahan dengan silau nya.

"Terima kasih kau sudah mengeluarkan aku. Kini energimu sudah pulih." Ucap Reve.

"Tampan sekali..." Tangan Aluna secara tak sadar mengelus pipi Reve.

Merasa risih, Reve langsung menghindar dan tersenyum kikuk menghadap Pangeran Saga yang kini masih menatap nya.

"Yang Mulia?" Tanya Reve.
"Kau benar Reve?" Balas Pangeran Saga.

"Tentu saja ini aku." Reve mengangguk.
"Tidak, dia bukan Reve." Sahut Putra Mahkota Jeremy.
"Apa maksudmu?" Raja Gilbert bingung.

"Dia Ravelious." Jawab Putra Mahkota Jeremy.

Reve tersenyum.
"Kau benar, Ravel."

"Oke, kalau begitu urusan denganku sudah selesai? Aku akan bergegas pulang." Aluna memotong pembicaraan.

"Sudah selesai. Kau boleh pulang." Ucap Raja Gilbert.

"Tunggu!" Pangeran Saga mencegah Aluna pergi.
"Ada apa lagi?" Tanya Aluna.
"Jika kau butuh bantuan,kau bisa datang mencari aku di rumah pohon di perbatasan hutan tengah dan Kerajaan Fiestar." Ucap Pangeran Saga.

Aluna mengangguk.
"Baiklah. Terima kasih sudah menawarkan itu untuk aku."

Segera setelah Aluna pergi, tubuh wanita itu hilang ditelan rindang nya pepohonan hutan liar.

"Baiklah, sekarang tinggal bagaimana kita menjelaskan ini semua kepada Kaisar dan tuan Putri." Putra Mahkota menatap Reve.
"Kau benar, mereka akan terkejut jika melihat tubuh ini." Balas Reve.

"Memang ada apa dengan wujud ini? Lalu siapa Ravel?" Tanya Pangeran Saga.

Mau tak mau Reve secara singkat menjelaskan kembali siapa Ravel. Kini Pangeran Saga dan Raja Gilbert pun sudah mengetahui tentang kehidupan masa lalu nya.
"Apa?!! Jadi ini adalah wujudmu sebagai manusia?! dan kau adalah anak angkat Kaisar dimasa lalu?!" Ucap Raja Gilbert.

Reve menganggukan kepalanya.
"Baiklah, mau tidak mau aku akan menjelaskan semuanya dari awal."
"Tapi kau tak bisa langsung muncul begitu saja didepan mereka. Semua harus diatur agar kau tidak terlalu mengejutkan orang-orang." Balas Pangeran Trezio.

"Ditakutkan mereka tak akan percaya." Putra Mahkota melanjutkan.

"Aku sudah memiliki rencana. Sekarang ayo kita pulang Yang Mulia. Aku yakin semua orang sudah menunggu dengan rasa cemas di istana." Ucap Reve.

"Baiklah,ayo kita pulang."
Reve menoleh ke arah belakang dan langsung menarik pedang milik Putri Windy yang digunakan nya untuk membunuh iblis. Ia hanya tersenyum mengetahui bahwa kekuatan nya tidak berubah. Reve langsung menyimpan kembali pedang itu dan bergegas pulang menuju Istana Fiestar.

Namun tak disadari oleh siapapun, batu giok yang menempel di pedang itu kini terlihat kembali berwarna meskipun redup.

TBC
Welcome Ravelious Cameron Alieston 💙

Terima kasih sudah mampir untuk membaca. Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dalam pengetikan. Jangan lupa untuk Vote, Comments dan Share cerita ini ya.

Thank you~

Dark Velvet : Feel The RhythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang