Dua Belas

70 5 0
                                    

"H-hah?!"

Semua orang mematung secara bersamaan. Tak ada satu kata pun keluar dari mulut mereka setelah melihat wanita yang ternyata adalah Putri Windy.

"Aku tahu ini sulit dipercaya. Tapi apa yang kalian lihat sekarang adalah sebuah kenyataan."

Ravel sebisa mungkin mencoba menjelaskan apa yang terjadi disaat dirinya masih merasakan mual yang luar biasa. Putra Mahkota Jeremy kini dibantu oleh Putri Joanne diberikan kehangatan yang keluar dari telapak tangan nya.
"Apakah jauh lebih baik?"

"Terima kasih, mualku jadi berkurang," Jawab nya.

"Apakah aku ini sudah mati? Kenapa akhir-akhir ini kejadian tak masuk akal terus terjadi dihidupku?" Ujar Putri Mahkota.
"Biarkan aku menjelaskan semuanya. Putri Windy pun masih sama terkejutnya dengan kita." Ucap Pangeran Saga.

"Ayo pindah ke ruang konferensi. Sirkulasi udara disana cukup bagus. Kalian akan mendapat sedikit udara segar dari hari yang semakin gelap ini." Usul Raja Gilbert.

Kompak semua orang beralih menuju ruang konferensi. Setiap obor yang ditempel di dinding dinyalakan agar bisa memberikan kehangatan serta lampu gantung yang menyala menambah penerangan diruangan itu.

Raja Gilbert menghela nafas panjang, "oke baiklah Saga, jelaskan semuanya agar kita bisa mengerti dengan semua hal yang mustahil ini."

"Izinkan aku yang menjelaskan Yang Mulia." Ravel mengajukan diri.
"Kau sudah merasa jauh lebih baik?" Tanya Raja Gilbert.
"Aku sudah baik-baik saja." Ravel mengangguk.

Semua orang kini menempatkan atensi nya kepada Ravel. Ia berkata, "Kami berempat juga terkejut bukan main dengan kejadian ini. Saat tahap terakhir membentuk pedang, kami kekurangan kekuatan. Tapi tiba-tiba muncul kunang-kunang luar biasa yang aku ceritakan sebelumnya."

"Kunang-kunang yang memecahkan toples itu?" Putri Yemi menyela.

Ravel mengangguk,
"Benar, kunang-kunang itu masuk dan ikut memberikan kekuatan nya dalam pembuatan pedang ini. Saat itu terjadi, jujur saja aku merasakan sebuah energi yang familiar. Tapi aku tak terlalu menanggapi itu karena proses penyempurnaan pedang hampir selesai."

"Setelah terbentuk dengan sempurna, pedang berputar dengan sendirinya dan menghantam kunang-kunang itu. Ada sebuah cahaya yang dihasilkan dari ledakan itu sehingga kami refleks mundur." Lanjut nya.

"Berarti cahaya yang kita lihat adalah hasil dari ledakan itu." Sahut Raja Gilbert.
"Tidak ayah, cahaya itu adalah portal milik Lady Nayana yang terbuka." Sambung Pangeran Saga.

"Tunggu sebentar. Itu artinya selama ini Putri Windy sudah bereinkarnasi sebagai kunang-kunang dan dia berada didekat kita selama ini?" Tanya Putri Mahkota Irena.
"Kau benar. Aku selama ini selalu berada didekat kalian." Putri Windy mulai bersuara.

"Lalu kenapa tiba-tiba dia bisa kembali menjadi manusia?" Tanya Putri Sherinn.
"Lady Nayana menyampaikan sesuatu terkait hak istimewa yang diberikan Dewi Kehidupan kepada Putri Windy." Jawab Ravel.

"Kau benar-benar Windy? Windy Air Alieston?" Putri Joanne kini menghadap ke arah Putri Windy lalu menatap nya dengan penuh harap.

"Ya, ini aku. Windy Air Alieston." Putri Windy mengeluarkan cahaya biru dari tangan nya sebagai pembuktian bahwa ia adalah Putri Windy, Putri ketiga Kerajaan Fiestar.

" Putri Windy mengeluarkan cahaya biru dari tangan nya sebagai pembuktian bahwa ia adalah Putri Windy, Putri ketiga Kerajaan Fiestar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa banyak berucap, Putri Mahkota Irena beranjak dari duduknya dan segera memeluk Putri Windy. Air mata nya sudah tak tertahan lagi. Dengan rasa bahagia dan haru bercampur aduk, Putri Mahkota dengan erat memeluk adiknya itu dan mengusap kepala nya.

"Kau benar...benar..W-Windy..."

Dengan terisak, Putri Mahkota berusaha mengungkapkan rasa kerinduan nya itu.

Kini seluruh Putri Fiestar saling berpelukan satu sama lain.
Namun, saat itu Ravel kembali melanjutkan penjelasan nya.
"Tapi sayangnya, Putri Windy tidak diperbolehkan menunjukan identitas dirinya kepada dunia luar. Dia hanya akan hidup sebatas bayangan bagi kita disini."

"Apa maksudnya?! Windy tidak bisa berpergian keluar?" Tanya Putri Sherinn.
"Dia boleh saja keluar, tapi tidak boleh ada yang mengetahui identitas nya," Sambung Pangeran Saga.

"Itu adalah resikonya. Dia harus hidup sebagai bayangan dan melindungi semuanya tanpa diketahui identitas nya oleh orang lain diluaran sana." Ucap Putra Mahkota Jeremy.

"Kau terlahir kembali dengan tanggung jawab yang besar Putri Windy..." Raja Gilbert mendekat lalu mengelus lembut kepala Putri Windy.

"Aku tak masalah dengan tanggung jawab itu atau bahkan terkait dengan aku hidup sebagai bayangan. Yang terpenting aku bisa kembali bersama kalian disini." Putri Windy tersenyum.

"Ngomong-ngomong, dimana ayah?"
Putri Windy mengedarkan pandangan dan tak melihat sosok sang ayah disekitarnya.

"Dia sedang beristirahat. Kembalinya Ravel membuat Kaisar sedikit terguncang." Balas Raja Gilbert.

"Lalu bagaimana kondisi nya nanti ketika melihat aku ada disini..." Gumam Putri Windy.

"Tenanglah, kami akan membantu untuk menjelaskan ini kepada ayah." Putri Sherinn menepuk pundak Putri Windy.
"Terima kasih banyak." Balas Putri Windy sambil tersenyum.

"Yang Mulia, sejak kau datang tadi kau belum memeluk aku. Kau tak rindu padaku?" Celetuk Ravel.

Putri Windy kini beranjak dari duduknya lalu perlahan mendekati Ravel.
"Kau..."

Mata nya dengan teliti memperhatikan Ravel dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Ada apa denganku? Jangan bilang kau tak percaya bahwa aku ini Reve?" Tanya Ravel.
"Reve makhluk berbulu itu berubah menjadi pria tampan ini?" Putri Windy menatap Ravel.

"Hei, kau lupa dengan Ravel?" Putri Mahkota Irena menyela obrolan mereka.
"Ravel siapa?" Putri Windy bertanya balik.
"Apa sebagian ingatan dia hilang? Bagaimana ini?!" Putri Joanne panik.

"Hahaha tenang saja, aku hanya menggoda dia. Aku sudah tahu semuanya. Kalian tak perlu menjelaskan nya lagi." Ucap Putri Windy.
"Kau menyebalkan Windy!" Kesal Putri Sherinn.

Putri Windy hanya tersenyum karena berhasil menggoda mereka.

"Lalu? Apakah kau merindukan aku Yang Mulia Putri Windy ?" Tanya Ravel lagi.

"Tentu saja. Aku merindukan dirimu, Ravelious Cameron Alieston." Putri Windy tersenyum lalu memeluk Ravel dengan kaki yang sedikit berjinjit.

"Ekhemm ekhemm!"

Pangeran Saga berdehem melihat Putri Windy memeluk Ravel tepat dihadapan nya.

Mendengar suara Pangeran Saga, Putri Windy langsung tersenyum dan beralih memeluknya. "Tentu saja aku juga merindukan dirimu Yang Mulia Pangeran Saga."

Pangeran Saga kini tanpa memikirkan keberadaan orang-orang sekitar nya, ia langsung memeluk erat Putri Windy dan mencium kening nya meluapkan kerinduan.
"Aku sangat rindu padamu."

"Owh..." Ravel langsung mengalihkan pandangan nya.

Perlahan, Ravel bersama yang lain melangkahkan kaki nya keluar dari ruangan dan membiarkan Putri Windy dan Pangeran Saga menghabiskan waktu berdua.

"Romansa ini indah, tapi kenapa aku merasakan rasa cemburu?" Gumam Ravel.

TBC

Yang sabar ya Vel :)

Terima kasih sudah mampir untuk membaca. Jangan lupa untuk Vote,Comments dan Share cerita ini ya. Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dalam pengetikan.

Thank you~

Dark Velvet : Feel The RhythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang