Enam

86 6 0
                                    

"Justru aku yang seharusnya bertanya. Kau siapa?" Pangeran Saga bersuara.

"Aku? Aku Aluna Riella Yohanius. Pelindung hutan timur."

Semua orang hanya terdiam. Reve perlahan mendekati wanita bernama Aluna itu dan memperhatikan nya.
"Ada apa dengan makhluk ini?! Menjauh dariku!" Aluna menendang Reve.

"REVE!" Teriak Putra Mahkota Jeremy.

Tubuh Reve terpental sampai membentur sebuah pohon akibat tendangan Aluna.

"Kekuatan wanita itu tidak bisa diremehkan ternyata." Batin Raja Gilbert.

"Tunjukan wajah aslimu!" Tegas Pangeran Saga.
"Apa maksudmu? Tentu saja ini wajahku!" Balas Aluna.
"Pembohong!"
Tangan Pangeran Saga kini mengepal mengeluarkan percikan api yang semakin lama semakin membesar. Aluna nampak sudah waspada dan bersiap menghindar jika mendapat serangan.

"Tahan." Raja Gilbert dengan penuh ketenangan memadamkan api di tangan Pangeran Saga. Segera Pangeran Trezio membawa mundur Pangeran Saga menjauh dari Aluna.

"Namamu Aluna?" Tanya Raja Gilbert.

Aluna mengangguk dengan yakin.

"Benarkah kau penjaga hutan timur? Kenapa aku baru mendengar namamu?" Raja Gilbert menatap Aluna dengan sorot mata penuh keraguan.
"Aku sudah lama disini. Justru kalian siapa yang tiba-tiba saja berada disini dan berurusan dengan iblis hitam?" Aluna bertanya balik.

"Beliau adalah Raja Gilbert Antonius Veloz. Pemimpin kerajaan Vamouz. Dan mereka adalah keturunan nya yang berarti seorang Pangeran." Reve menjawab pertanyaan Aluna.

Mendengar jawaban Reve,Aluna nampak terkejut karena tak menyangka orang dengan kasta tertinggi bisa berada dihutan liar ini.
"Kerajaan Vamouz? Berarti salah satu dari kalian ada Pangeran Saga?" Tanya Aluna.
"Itu aku." Pangeran Saga langsung maju.
"Tapi kau tak memakai topeng." Balas Aluna.
"Luka ini tak cukup membuktikan bahwa aku adalah Saga?" Pangeran Saga menunjukan luka diwajah nya.

Tangan Aluna tanpa terduga hendak menyentuh luka diwajah Pangeran Saga. Namun tangan Pangeran Saga dengan cepat menghentikan nya.
"Kau tidak boleh seenaknya menyentuh tubuh orang lain."

Tangan Pangeran Saga mengeluarkan hawa panas yang berhasil membuat Aluna menjadi kepanasan sehingga tangan nya hampir melepuh.

"Yang Mulia! Kendalikan dirimu!" Reve refleks membentak Pangeran Saga.

"Maaf tapi aku tidak bisa. Wajah ini seharusnya sudah tak bisa aku lihat. Tapi wanita ini dengan seenaknya memakai wajah gadisku untuk menutupi wajah aslinya!" Pangeran Saga langsung mencengkram rahang Aluna dan mengangkat tubuh nya sedikit ke atas.
"Tunjukan wajah aslimu Aluna. Kau tak bisa membodohi kami!"

"Arghhh lepaskan aku!! Kalian gila?! Ini wajah asliku! Bagaimana ceritanya aku menggunakan wajah palsu?!" Aluna berusaha berontak.

Tangan Aluna langsung mengepal dan keluarlah sebuah senjata panjang yaitu sebuah pedang. Saat pedang itu hendak menyerang Pangeran Saga, dengan cepat Putra Mahkota Jeremy menangkis pedang itu dan memukul mundur Aluna.

"Jangan karena kau adalah penjaga hutan, kau bisa seenaknya berperilaku tak hormat kepada kami!!" Protes Putra Mahkota.

"Justru kalian yang seenaknya berperilaku buruk di wilayahku! Kalian orang asing gila yang tak tahu terima kasih setelah aku menyelamatkan kalian dari iblis hitam!" Balas Aluna.

Pedang milik Putra Mahkota Jeremy kini saling beradu dengan Pedang milik Aluna. Bukan main, pertarungan itu sangat kuat karena ternyata perempuan bernama Aluna itu sangat cerdik.

"Hentikan!!!"

Reve langsung berdiri mengubah wujudnya menjadi manusia serigala yang semakin menyeramkan. Dari sorot matanya jelas terpancar kemarahan yang luar biasa. Mata Reve pun berubah menjadi merah di sebelah kanan dan biru disebelah kiri.

Reve tak kuasa lagi menahan emosi yang semakin meledak karena ia melihat perilaku Aluna.
Meskipun wajahnya memang nyaris sama dengan Putri Windy, namun keberadaan tahi lalat tepat di bawah mata nya membuat Reve yakin bahwa mereka adalah orang yang berbeda.
Reve tanpa pikir panjang langsung melompat menengahi Putra Mahkota Jeremy dan Aluna.

"Yang mulia,kumohon hentikan!!" Reve menatap Putra Mahkota.

Setelah menyimpan kembali pedang nya, Putra Mahkota Jeremy langsung menjauh dari Aluna.
Reve berbalik dan langsung mendekati Aluna yang kini sedang mengatur nafasnya.

"Aku minta maaf, kami tak seharusnya mengacau diwilayahmu." Ucap Reve.

Aluna mengkerutkan dahi nya karena heran dengan ucapan Reve.
"Tiba-tiba kau meminta maaf setelah tuan-tuanmu itu menyerangku?"

"Lalu apa yang harus aku lakukan nona?" Tanya Reve.
"Emosi kalian benar-benar kacau. Kenapa bisa kalian berpikir aku menggunakan wajah palsu?" Balas Aluna.

Reve menghela nafasnya berat. Perlahan emosi nya sudah semakin turun dan kedua mata nya kini kembali berwarna biru.
Aluna menyadari perubahan pada bola mata Reve dan merasa kagum dengan kekuatan yang dimiliki oleh Reve.

"Wajah itu..." Reve ragu berucap.

"Arghhhh!!!"

Pangeran Saga tiba-tiba berteriak ketika luka nya secara tak terduga kembali terbuka dan berdarah. Putra Mahkota Jeremy sigap merobek pakaian nya dan berusaha menghentikan darah yang keluar dari luka di wajah adiknya itu.
Perhatian Reve kini terfokus kepada Pangeran Saga. Luka diwajahnya kini semakin membesar seolah memang dikendalikan oleh seseorang. Pandangan Reve kini terus berkeliling mencari siapa orang yang melakukan ini kepada Pangeran Saga.

Sampai akhirnya Reve berhasil menangkap sesosok mata merah yang sedang mengawasi di semak-semak. Tanpa ragu, Reve langsung mengambil pedang milik Putri Windy dan melemparkan sebilah besi tajam itu menuju target yang sudah ia incar.
Suara burung tiba-tiba riuh ketika pedang itu berhasil menancap disatu makhluk yang kini sedang berteriak kesakitan.
Karena penasaran, Aluna ikut menghampiri Reve yang kini sedang menginjak sesosok manusia kelelawar dengan tanduk berwarna merah yang cukup tajam di kepala nya.

"Hah?! Ternyata iblis kelelawar masih hidup?!" Aluna terkejut.

"Iblis kelelawar?" Raja Gilbert mendekat.

"Iblis yang selalu mengincar mata orang lain dengan cara melukai target nya. Sepertinya dia sudah menandai Pangeran Saga dan ingin memgambil mata nya." Ujar Aluna.

"Kau tahu cara memusnahkan nya?" Tanya Pangeran Trezio.
"Tentu saja. Itu adalah tugasku." Aluna mengangguk dengan yakin.

Tangan Aluna kini mengeluarkan sebuah botol bening yang cukup besar. Botol itu dibungkus oleh kain putih dengan beberapa tulisan mantra yang tak boleh sembarang dibaca. Saat Aluna membacakan mantra itu, secara tak sengaja Reve pun ikut masuk ke dalam botol dan membuat semua orang menjadi panik.

"REVE!!"

TBC

Si Reve pake acara kesedot segala ke dalem botol 😭

Terima kasih sudah mampir untuk membaca ya.
Jangan lupa untuk Vote, Comments dan Share cerita ini.
Mohon maaf jika masih terdapat kesalahan dalam pengetikan.

Thank You~

Dark Velvet : Feel The RhythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang