5. Bukan terpaksa

270 10 0
                                    


Elvin menceritakan semua masa lalunya kepada Zea berharap agar Zea mengetahui semuanya dan menjelaskan semuanya agar tidak ada kesalahpahaman nantinya.

Zea mendengarkan semua tutur kata dari Elvin , mereka sekarang sudah duduk di bangku taman dengan posisi Elvin menghadap Zea dan begitu juga sebaliknya. Seperti tidak ada celah Zea untuk berkomentar sedikitpun karena Melvin benar-benar mengoceh tanpa henti.

Zea sekarang sedikit sedih karena kisah yang didengar nya dari orang di depannya ini.Pasalnya dia hidup tidak dengan kasih sayang ibu kandungnya dan ayahnya ,dia tahu dia mempunyai seorang ayah ketika dia berumur 20 tahun setelah dia dan wanita itu bercerai , mereka baru 4 tahun bersama dia tidak ingin tahu mengapa dia dulu di titipkan di panti asuhan.

Mungkin jika dia tahu dia akan sakit hati jadi dia tidak pernah bertanya tentang itu.

"Jangan nangis dong pak nanti aku ikutan jugaa" ucap Zea dramatis karena suasana dan ceritanya.

"Saya tidak menangis "
"Baiklah kamu sudah tahu semua tentang saya"

Tapi tidak semuanya...

"Oiyaa nama Zea ,Zea Genevieve Calliope "

"Cukup sulit untuk di ucapkan di pernikahan nanti."

"Matamu gue colok nih, nikah-nikah gue masih sekolah anjoy!" Ucap Zea sedikit keras dengan nada bahasa paksel.

"Apakah kamu tidak mau?" Tanya El cukup ingin tahu jawaban gadis didepannya ini. Zea sangat terlihat mirip sekali dengan foto ibunya yang di berikan oleh Gio belum lama ini.

"Bukannya gue nggak mau, tapi gini ya!" Ucap Zea cukup ngegas.
"Dengerin!" Lanjutnya memerintahkan El untuk mendengarkannya. Manusia yang di perintah pun hanya bisa menurut saja.

Cukup berbeda...

"Gue mohon banget ya kalau pernikahan ini yang tau hanya keluarga terdekat bapak sama aku doang ya . Kan gue masih sekolah terus kalo nanti banyak yang tau terus gue di keluarin dari sekolah gimana terus setelah lulus SMA nanti gue pengen kuliah jadi di rahasiain ya pak" ucap Zea cepat . Dan menggunakan senjata yang paling ampuh. Yaitu puppy eyesnya.

"Dan satu lagi!, Bentar kapan-kapan aja deh gue mau pikirin dulu"lanjutnya.

Elvin yang melihatnya pun kasihan jadi dia akan menyetujuinya.

"Baiklah dan saya meminta mu untuk tidak keluar malam-malam dan balapan di luar sana "ucap Elvin.

"Tau dari mana lo anjoy?" Tanya Zea. Jangan bilang bunda sama papa udah ngomong ini . Tidak bisa ini tidak bisa ! Pokoknya rencana gue harus mulus! Semakin gue jauh dari bunda dan papa gue semakin liar!

Atauu jangan-jangan dia cenayang?!!

"Jangan tanya saya tahu dari mana , saya tahu semuanya tentang kamu" setelah mengatakan itu Elvin pergi kedalam dan membicarakan agar pernikahannya di rahasiakan.

"Please ya Tuhanku, ini kok bau-bau kegagalan ya?"
"Ngeselin!"
"Tolongg Tuhan semesta alam hukuman macam apa ini?" keluh Zea sedikit kesal, dia mau-mau saja menikah dengan umur yang dibilang masih cukup muda sekali tapi dia juga ingin mencari pengalaman-pengalaman yang bisa di kenang suatu saat nanti atau bisa di ceritakan kepada anak cucunya.

Mereka telah merencanakan pernikahan rahasia ini. Pernikahan akan di adakan di sebuah gedung yang nanti akan di datangi hanya keluarga terdekat keduanya. Pernikahan akan di langsungkan 4 hari lagi kata pak Gio 'jangan pernah menunda-nunda hal -hal selagi itu baik'.

Bukankah itu waktu yang sangat dekat ,Zea bimbang ragu untuk mengundang Rere atau tidak jika di undang dia ini mulutnya kurang di tampol jadi sepertinya Zea tidak ingin mengundangnya dan soal hpnya dia akan ke rumah Rere untuk mengambilnya sendiri. Mungkin nanti malam.

Pak Gio dan Elvin sudah pulang sekarang Zea berada di balkon kamarnya , dari sini Zea dapat melihat taman samping rumahnya dan dapat menikmati angin sepoi-sepoi. Untung saja balkonnya tidak berhadapan dengan rumah Bu Siti itu. Kalau saja iya entahlah, Zea tidak tahu apa yang akan terjadi.

Zea memikirkan bagaimana nanti sekolah nya ketika sudah menikah dan bagaimana semuanya bisa terjadi. Dan bagaimana dengan kedepannya nanti. Sungguh Zea ingin masa depannya mulus semulus wajah Jaehyun.

Zea mengambil buku novelnya dan menyetel musik dan bersiap untuk membaca novelnya dengan mendengarkan musik dan menikmatinya.

Novel yang kali ini ia baca menceritakan tentang sebuah perjuangan menjadi anak perempuan kedua,dia benar-benar ingin menjadi anak bungsu namun sayang seribu sayang Tuhan berkehendak lain. Dia malah memiliki adik dan dia sangat membencinya.
Dia juga memiliki satu orang kakak dan sayangnya lagi kakaknya juga perempuan. Dia selalu merasa dibedakan oleh orangtuanya. Dia melihat sendiri karena tanpa sadar orangtuanya benar-benar membedakannya. Apa yang dia inginkan maka dia harus berjuang keras terlebih dahulu. Lain halnya dengan kakak bahkan adik laki-lakinya.  Dia bertanya-tanya kepada Tuhan. Kenapa dia dilahirkan di dunia. Kenapa dirinya harus menjadi anak perempuan kedua. Kenapa dia begitu berbeda dsri yang lain. Dia menjadi juara di kelas tapi tidak ada yang pernah mengapresiasi nya. Dari pangkat 8 lalu 5,4,3,2 dia lalui bahkan sampai di titik 1 pun ia tidak pernah mendapatkan pujian bahkan apresiasi dari keluarganya. Dia iri sekali dengan adiknya, nilainya saja bahkan dipuja-puja oleh orangtuanya. Mereka bangga memiliki satu anak laki-laki  dan sedangkan dia hanyalah perempuan yang harus menerima apa adanya. Dia selalu diam dan diam namun di dalam lubuk hatinya dia benar-benar ingin berteriak dan berjanji bahwa dia ingin merubah segalanya....

Sebelum Zea mengenal balapan- balapan semacam itu lalu mendirikan sebuah sirkuit dengan Geng yang ia beri nama Peace Diamond. Sirkuit ini sendiri berbeda dengan sirkuit yang didirikan oleh Arga bahkan letaknya pun jauh. Zea setiap malam membaca novel-novel romance horror dan sebagainya.Tapi setelah dia mengenal apa itu masalah dia jadi sedikit meluangkan waktunya untuk membaca novel. Ia lebih memilih untuk menghibur diri.

"Kok uwuu~ sih iri gue sama ginian"oceh Zea sendiri membaca adegan romantis.

tok tok

"Zeaaa"panggil Alina setelah mengetok pintu kamar zea

"iyaa bunda buka aja ngga di kunci"ucap Zea lalu mengecilkan volume hpnya.

"Kamu setuju bukan terpaksa kan Zee??"

Aku nggak terpaksa kok bun.
Aseli.
Lumayan ganteng soalnya.
Ihirr.

"Sebenernya terpaksa si bun tapi ga terpaksa juga si"ucap Zea masih dengan membaca novelnya.

"Kamu beneran mau sama Elvin? Elvin beneran udah cerita masa lalunya sama kamu?"tanya Alina.

"Udah bundaa "jawab Zea. "Jadi gimana?" Tanya Alina ingin tahu tentang masa lalu Melvin. "Katanya pernah punya istri, terus istrinya itu ternyata nggak baik bunda... Katanya sih dia belum pernah sentuh " terang Zea. Alina mengangguk sebagai jawaban. Ceritanya sama...

"Lalu kamu jawab apa?" Tanya Alina. "Ya Zea jawab gitulah, Zea juga minta buat rahasiain ini" lanjutnya.

"Kamu pilih buat pergi ukur baju ke tempat desainernya atau desainernya aja yang kesini?" Tanya Alina mengemukakan pilihan untuk Zea pilih. "Hehehe bunda pake nanya aja nih ya jelas desainernya aja yang kesini... Zea mager" ucap Zea diakhiri dengan kekehan.

"Oke nanti bunda kirim beberapa foto desain gaunnya,kamu pilih ya" ucapnya mencium puncak kepala Zea lalu meninggalkan kamar Zea tidak lupa menutup pintunya kembali.

Zea kembali mengeraskan volume hpnya lalu memilih lagi musik favoritnya . Dunianya cukup berisik ia memilih untuk menikmati musik yang jelas-jelas berisik tapi memenangkan . Dia menyukai beberapa musik yang menurutnya itu menenangkan dan dapat dinikmati pada waktu senggang. Dari pada memikirkan hari esok. Yang tidak tahu kemana takdir akan membawa nya.

TBC
THANKS FOR VOTE AND COMMENT 🧡



Bersama CEO Tampan | second to last [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang