33.SHOCK!

48 2 0
                                    

Ig:mne.etqq

(⁠'⁠ε⁠`⁠ ⁠)

__________

Sore ini debu telah tersapu hujan deras dan mengembalikannya lagi dengan tanah dan bersatu. Suatu saat nanti akan datang hari dimana semua akan menjadi kenangan. Entah itu individu ,maupun individu dengan individu ataupun kelompok dengan kelompok dan masing-masing kisahnya yang telah usai akan menjadi kerinduan yang Bagi yang menjalankannya dengan sungguh-sungguh? mungkin?

Seekor burung merpati putih menghinggapi jendela kamar Zea dengan keadaan bulu-bulunya yang cukup basah. Burung itu berhasil mengalihkan perhatian Zea dari novelnya. Ia menghampirinya dengan hati-hati agar burung tersebut tidak terbang lagi dan menangkapnya.

"Lucu banget!Uuh kedinginan yah" ujar Zea lalu membawa merpati putih itu kedalam tidak lupa untuk menutup jendelanya terlebih dahulu. Zea membawa merpati putih itu kedalam dekapannya,dan menggosok lembut bulu yang basah menggunakan tissue.

Semenjak kepergian Melvin yang berpamitan untuk membersihkan diri Zea memilih untuk melanjutkan membaca novel-novel nya. Kini ia beralih dengan seekor burung yang berada di tangannya. Gemas sekali baginya.

"Gue kasih nama lo Piu aja gimana?" Monolog Zea sembari mengotak-atik bulu-bulu burung itu.

"Lo mau kan jadi temennya Delpon?" Lanjutnya. Ia membawa burung itu mendekati kandang Delpon dan memberinya beberapa biji-bijian makanan milik Delfon.
Zea melepaskannya begitu saja, burung itu tidak terbang ia sibuk menikmati makanannya yang Zea letakkan di atas lantai.

"Ayo makan banyak-banyak biar gendut" ucap Zea lalu memasukkan burung itu kedalam kandang Delfon yang cukup besar untuk di tinggali seekor burung merpati."Nah gini aja pon... gue nggak perlu cariin lo betina sama burung aja ya" ujar Zea. Burung itupun sontak menggeleparkan sayapnya. Seolah-olah menolak keras karena mengerti ucapan Zea.

Heh sinting lo!mana bisa gue kawin sama landak jelas-jelas gue burung.

Sungguh miris. Landak mini dengan burung merpati putih entah apa jadinya jika di kawinkan. Apakah akan menjadi landak bersayap? Atau burung berbulu duri?
Mungkin jika saja itu benar-benar terjadi,itu adalah penemuan terbaru terkait perkawinan hewan berbeda jenis.

Zea mengintip kembali rintik hujan di balik jendela. Dan mendadak terbuat takjub saat ia melihat cakar awan yang menggelegar. Dia hanya memancarkan sinarnya tapi tidak dengan suaranya. Seperti bersaut-sautan dan membentuk pola-pola abstrak yang indah di atas sana. Zea baru pernah menikmati hujan dengan haqiqi hari ini. Benar-benar haqiqi, jika ia berfokus pada sumber diturunkannya hujan bukan saat sumber perhatian itu telah terjatuh ketanah lalu mengalir.

Zea keluar dari kamarnya berniat untuk ke dapur untuk mencari sesuatu untuk makan malam. Sebenarnya ini masih sore tapi dirinya sudah merasakan rasa lapar yang berlebih. Apalagi saat cuaca dingin seperti ini.

"Please semoga ada mie instant"ujar Zea sembari menuruni anak tangga.

Setelah sampai di dapur ia membuka satu persatu laci dan akhirnya ia menemukannya.

"I got it" ucapnya senang.
"Wah tambah kopi bisa nih" lanjutnya.

Zea mulai memasak mienya. Ia benar-benar fokus sampai ia tidak sadar kalau Melvin memasuki dapur dan berada di belakang. Sampai...

"Zea" panggil Melvin dengan menyentuh bahu Zea.

"AAAA" teriak Zea kaget. "Bisa nggak sih nggak usah ngagetin orang" ucap Zea tidak senang. Ia memegangi dadanya yang sedang tidak aman. Dia ini manusia kagetan maklum saja.

"Maaf" pinta Melvin yang ia iringi dengan senyuman jahil. "Kamu kagetan?" lanjutnya. "Iya pake nanya "jawab Zea ketus.

Zea melanjutkan kegiatannya ia menyaring mienya lalu meletakkannya di atas piring yang sudah ia tuangi beberapa bumbu yang ada di dalam bungkus. Ia tidak meletakkan semuanya.

"Zea, aku juga mau" ucap Melvin mengacungkan jarinya layaknya anak kecil yang sedang meminta sesuatu dengan jari telunjuk 'satu'. "Oghee" jawab Zea lalu kembali menyiapkan milik Melvin.

Ayo Zea semangat. Lo kudu nurutin suami lo. Jadi gini ya rasanya jadi istri. Ya walaupun gue belum ada rasa sama dia tapi gue juga kan manusia mau gimana lagi coba? Tapi gue bakal usahain kalau gue bisa setia. Bodoamat deh entar mau gimana-gimananya. Heh... Kok gue jadi kepikiran sih? Mana masih muda...

••••

Mereka sekarang sedang berada di ruang tengah dan untuk menikmati mie mereka masing-masing tidak lupa menyetel televisi. Tadi saat setelah selesai menyiapkan mie milik Melvin, Melvin mengajak Zea untuk menonton film horror.

"Jangan di tutup, latihan biar tidak kagetan" ucap Melvin seraya menarik bantal yang digunakan Zea untuk menutup mata bahkan wajahnya karena takut saat melihat scene hantunya mulai keluar. "Please aku takut" ucap Zea kali ini ia menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Cemen" ejek Melvin tertawa."ih, sebenernya aku nggak takut cuman kagetan aja" ucap Zea tidak mau kalah. Ia menurunkan kedua tangannya dari wajahnya dan memfokuskan pandangannya ke layar televisi.

Huh. Berani gue!

"Oke ,ayo lihat " ucap Melvin.

"Ayo! Siapa takut" ucap Zea tampak percaya diri. Tidak ada keraguan di wajahnya. Tapi tidak dengan jantungnya saat ini.

Zea melihat film nya dengan nanar bahkan hampir tidak berkedip. Sangat fokus. Film yang mereka tonton saat ini yaitu Evil nun. Melvin juga sebenarnya tidak terlalu suka dengan film horror tapi ia ingin mengecek Zea dan mengujinya. Zea tidak boleh terlalu lemah karena kaget. Itu bisa berbahaya.

Knock knock
....
Knock knock
....
Knock knock

Suara ketukan pintu dari film tersebut.

Seseorang membukanya.

AAAAAAAA

Sontak Zea benar-benar terkejut ia langsung saja menyambar dada Melvin saat Evil nun itu menampakkan keseluruhannya secara tiba-tiba saat sesaat seseorang membuka pintu itu.

Melvin yang dipeluk empunya pun merasa senang dengan membalas pelukannya. "HUUHUU GILAA GUE NGGAK MAU NONTON FILM HORROR LAGII!!" Ucap Zea di dada Melvin sedikit terisak.

Anjir bener sih. Gue tau itu setingan tapi gue tetep takut aja, jantung gue hampir copot tau nggak??!

"Matiin cepett!!" Perintah Zea. "Katanya nggak takut?" Tanya Melvin dengan sedikit tertawa. "Ih jahat banget, sumpah gue nangis-nangis gini lo malah ketawa" ucap Zea lalu segera menjauhkan dirinya dari Melvin setelah tersadar bahwa dirinya tadi sedang memeluk Melvin.

Uuh dasar pencari kesempatan dalam kesempitan!
Eh gue nggak boleh GEER.





Bersama CEO Tampan | second to last [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang