Ig:mne.etqq
Follow auto back 😋
..
Alina memasuki kamar Zea tanpa mengetuk pintu. Langsung tancap gas ngeng tanpa harus permisi terlebih dahulu. Dan tara jreng...
Tampak lah seorang Zea Genevieve Calliope mengenakan handuk yang dililitkan di kepalanya wajahnya langsung kaget sekaligus berbinar setelah melihat bundanya di pintu. Sama halnya dengan Alina karena salah fokus dengan handuk yang dililitkan di kepala Zea.
Pagi pagi loh!"Yaalloh ya rabb anak bunda"ucap Alina refleks tidak lupa dengan gaya orang shock yaitu menutupi mulutnya yang menganga. Kagetnya lagi jika berada di posisi Zea saat ini. "Bundaa" teriak Zea berlari menghampiri Alina,ya walaupun sebenarnya jarak Alina dan Zea itu tidak jauh tapi Zea tetap saja berlari. Sungguh dramatis ditambah suasana di luar yang kurang mendukung.
Alina membentangkan kedua tangannya dan menerima dekapan sang anak.
Zea kini menangis di dekapan Alina, tidak peduli dengan ingus yang belepotan kesana kemari di baju yang di kenakan Alina. Intinya dia ingin menangis saja. Berpisah dengan bundanya beberapa hari ini itu cukup berat, Zea sangat rindu. Rasanya sepi saja, kalau biasanya pagi-pagi seperti ini dia sedang di cincang dengan omongan Alina karena dia tidak bangun-bangun dan hari-hari yang lalu tidak. Seperti ada sesuatu yang hilang.
"Bundaaa hikss Zea kangen banget" ucap Zea sembari menangis. "Bunda juga kangen bangeeet sama Zea, apalagi sebentar lagi bunda mau punya cucu" jawab Alina. Zea mengangguk-angguk di dekapan Alina tapi setelah menyadari 'apalagi sebentar lagi bunda mau punya cucu'?.
What?
"Hah bunda punya cucu? Cucu anaknya siapa? Jangan-jangan bunda punya anak selain aku yaa?"tanya Zea sedikit keras. "Kamu ini gimana? Ya jelas cucu dari kamu Zea"
"Maaf ya bunda ganggu kalian"lanjut Alina terkekeh. "Ih apaan si bunda siapa juga yang lagi h..."
TRING TING TING TING
TRING TING TING TINGSebuah telepon masuk dari handphone Alina membuat Zea tidak sempat untuk menyelesaikan kata-katanya."Eh ganggu aja, sebentar" ucap Alina pada Zea mengisyaratkan untuk diam.
"Iya ini saya baru mau pulang" ucap Alina menanggapi panggilan." Loh katanya tadi udah selesai toh bagaimana?"
"Ada lagi?"
"Kamu cari bahan bakunya terlebih dahulu, nanti beri tahu saya kualitasnya dan kalau bisa nanti saya review lagi nanti saya kembali lagi" ucapnya lalu memutuskan telfon sepihak."Ada apa bunda?" Tanya Zea setelah melihat bundanya mengakhiri telfon tersebut."Ini karyawan bunda, tadi katanya sudah selesai eh ada yang mau bekerjasama lagi kan bunda juga harus punya bahan bakunya dulu" ucap Alina sewot.
Ini bunda lagi tanggal merah ya?
"Sabar ya bunda,jadi bunda mau balik lagi?" Ujar Zea.
"Iya ini kayaknya bunda mau lembur besok kan Minggu"jawabnya." Ih bunda masa sebentar banget disini kan Zea masih kangen mana lagi kesini nya nggak sama papa"ucap Zea mengerucutkan bibirnya tanda tidak senang."Maaf ya lain kali bunda kesini lagi sama papa. Setelah liat kamu bunda jadi tenang" ucapnya lalu mencium kanan dan kiri pipi Zea lalu mengucapkan selamat tinggal.
Zea tetap duduk di sofa ia tidak mengantarkan bundanya kebawah. Dia sedang kesal sekali, ibaratnya bundanya hanya melihat kebun lalu meninggalkannya tanpa merawatnya terlebih dahulu.
Melvin menghantarkan mertuanya sampai di gerbang lalu Alina memasuki mobilnya dan meninggalkan rumah Zea setelah bercakap-cakap sebentar dengan Melvin. Terutama menasehati Melvin agar baik agar full sabar dalam menghadapi Zea.
"Iih nyebelin banget bunda masa bentar banget! Ini hari cuacanya nggak tentu banget padahal gue pengen pergi jalan-jalan " ujar Zea sembari mengeringkan rambutnya dengan hairdryer dan sesekali memakaikan vitamin di rambutnya.
"Tadi bunda tanya apa?" Tanya Melvin memasuki kamar Zea. "Nggak tanya apa-apa" jawab Zea acuh tetap fokus pada kegiatannya saat ini. Melvin hanya mengangguk sebagai jawaban lalu kembali duduk di ranjang Zea dan melihat kegiatan Zea. "Mau kemana?" Tanya Melvin paham karena ia tadi sempat mendengar Zea menggerutu ingin jalan-jalan dan kembali di yakinkan dengan pakaian yang Zea kenakan saat ini.
"Gue pengen jalan-jalan " ucap Zea. "Kemana?" Tanya Melvin lagi. "Ya kemana aja ntar gue pengen refreshing untuk persiapan gue hari Senin udah berangkat sekolah lagi" jawab Zea. "Dan gue pengen pergi sendiri " imbuhnya.
Sebenernya gue pengen ke basecamp ketemu Alden tapi dia masih di sana nggak ya?
Zea belum sempat meminta maaf kepada Alden, terakhir kali dia malah sedang mabuk berat jadi Zea tidak bisa benar-benar meminta maaf kepada Alden. Mau bagaimana lagi ini juga salah Zea, Alden hampir babak belur juga gara-gara Zea. Untung saja Zea mengusir Alden walaupun tanpa penjelasan dan wajah Alden aman.
Hari ini Zea tidak menggunakan tehnik sembunyi-sembunyi lagi untuk keluar dari rumah. Ia takut kalau nanti malah menimbulkan masalah yang baru apalagi dengan Melvin. Sungguh ia tidak mau karena Melvin ternyata manusia yang sangat serius dan tidak bisa untuk diajak bercanda. Kan berbahaya bagi keselamatan dan keamanan Zea. Paham bukan?
Zea juga ingin memperjelas fakta tentang Arga. Kenapa cerita ini disampaikan oleh Alden, tidak dengan dirinya saja. Walaupun nantinya Zea akan tahu dan percaya dengan apa yang dikatakan oleh Arga tentang perempuan itu dan jika memang benar-benar fakta Zea pasti akan memakluminya karena berhubungan dengan keluarga. Ya karena Zea juga tahu kalau keluarga Arga memang keluarga yang keras,tegas dan disiplin dan Arga juga berada di posisi menjadi anak pertama dan itu sulit untuk menuntut kebebasan baginya.
Entah takdir ini yang Zea miliki atau kah memang takdir yang ingin bermain-main dengannya. Posisinya sekarang semakin rumit. Sekarang ia sudah menjadi istri seseorang dan apakah ia perlu menganggap serius tentang peran dan posisinya sekarang ini yang sudah memiliki gelar dari nama suaminya dan di sisi lain Zea masih cukup mencintai Arga dan sedikit memiliki rasa kekecewaan kepadanya. Bagaimana ini? Zea harus bagaimana?
"Please" pinta Zea berharap Melvin mengizinkannya dan tidak ada niat menguntit daripadanya.
Melvin mengangguk tanda mengizinkan. Tapi tidak seperti yang ada di pikiran Zea sekarang. Melvin mengangguk tapi dia akan tetap mengirim beberapa bodyguard nya untuk memantau Zea. Sebenarnya kebetulan bagi Melvin kalau Zea pergi jalan-jalan karena ia hari ini harus ke kantor,ini benar-benar pekerjaan yang harus ia lakukan. Tidak ada yang dapat menggantikannya jadi terpaksa ia melepaskan Zea untuk hari ini tapi masih dalam pantauannya.
"Hati-hati dan ingat kamu sudah memiliki suami di rumah" pesan Melvin. Zea hanya memberi reaksi tanda tanya.
MAKSUT LO?
"Di jawab jangan diam saja" ujar Melvin tidak terima ia lalu meraih dompetnya yang berada di atas meja yang berada di samping ranjang dan mengeluarkan satu black card dari dalamnya.
"Pakai ini"
><><><><><><><
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama CEO Tampan | second to last [HIATUS]
Ficção Adolescente#HIATUS NC🚫 Bantu follow sebelum baca SLOW UP DARK READERS SYUHH JAUH JAUH! Senandung kerinduan bergema, merangkul kesedihan dalam kerinduan yang mendalam,kilasan senja memudar seperti kenangan yang terlupakan. Ada sesuatu yang dirindukan entah itu...