Ig:mne.etqq
('ε` )
__________
Selesai akan rasa takutnya tadi dan beralih dengan perasaan senang. Mendapati pesan dari seseorang yang saat ini ia tunggu. Kedua sudut bibir saling tertarik ke atas mengulas senyuman yang eloknya. Setelah itu diiringi dance random yang dilakukan oleh Zea.Tempat yang paling nyaman baginya adalah kamar, kamarnya sendiri. Tapi ada yang lebih nyaman yaitu kembali ke rumah sendiri. Alina mengadakan pertemuan makan malam bersama beberapa keluarga terdekatnya.
Merayakan pernikahan putri mereka yang sekarang ini telah menjadi milik seseorang. Namun masih menerapkan prinsip private. Bagaimanapun caranya.
•••
Berjalan kesana-kemari menyiapkan hidangan untuk nanti. Alina ikut turun menyiapkannya. Memotong wortel, membelah kol, mencincang bawang, cabai dan banyak lagi lainnya. Ia ingin malam ini benar-benar sempurna. Makan malam akan di hidangkan di luar rumah menikmatinya dengan angin malam yang habis terguyur hujan.
Sejuk.
Awalnya Alina ingin membatalkan rencananya tapi Tuhan berkehendak lain, hujan berhenti dan jadilah Alina menjalankan rencananya. Samping rumah yang luas namun sudah tidak langsung bertapak dengan tanah,tapi semen menjadikan tidak ada genangan dan aman.
"Ini sudah siap nyonya" ucap salah satu pembantu yang memberitahukan kepada Alina salah satu masakannya sudah selesai di masak. "Jangan di keluarin dulu, tunggu nanti kalau mereka udah pada datang ajaa" jawab Alina mendekatinya.
"Oiya jangan lupa ya buah-buahannya,saya mau siap-siap dulu keburu mereka pada datang" lanjutnya. Lalu ia bergegas ke kamarnya dan menata diri.
Devan belum saja pulang ke rumah ia memberitahukan kepada Alina bahwa ia benar-benar sibuk dan akan pulang nanti jika sudah benar-benar selesai dan kemungkinan akan pulang larut. Tapi ia akan mengusahakan untuk pulang lebih awal agar dapat mengikuti makan malam bersama yang lain dan bersama putrinya.
Dua puluh menit berlalu,Alina gunakan untuk merias diri. Mengenakan dress rose gold kesukaannya, dan membuat dirinya sedikit seperti gadis. Walaupun umurnya kini tidak dapat di sebut sebagai seorang gadis namun dirinya masih modis dan masih menerapkan kesederhanaannya.
Satu persatu para tamu undangan datang,dan semakin lama semakin banyak dan semakin riuh suasananya. Sekarang mereka sudah berkumpul. Ada pak Gio, Riana adik dari Alina dan Kenzo bersama 2 anak kembar mereka yaitu Cila dan Celi, lalu Pradipta dengan Kelsa dan satu momongan mereka yaitu Arion yang sama-sama seumuran dengan Cila dan Celi. Pradipta juga adik Alina.
Devan hanya memiliki satu saudara yang telah tiada dan mengharuskannya untuk bertanggung jawab dengan anak saudaranya. Ia sangat bersyukur, bukan karena saudaranya telah meninggal namun bersyukur karena ia telah dititipi anak walaupun bukan darah dagingnya sendiri. Apakah ini bisa dikatakan sebagai keberhasilan menjadi seorang ayah yang telah menikahkan putrinya dengan harapan kebahagiaan untuknya?Apakah belum bisa dikatakan keberhasilan karena belum terbukti akan kebahagiaan itu? benar begitu?
Waktu terus berjalan dan tibalah Melvin dan Zea di kediaman dengan baju edisi couple. Terlihat hangat.
Zea langsung tertuju ke Alina dan Devan begitu juga dengan Melvin yang mengikuti Zea lalu menyalami yang lain juga."Terimakasih bundaaaa" ucap Zea berterima kasih tidak lupa dengan berpelukan dan mencium pipi bundanya itu.
acting gue bagus nggak?...
"Iyaa Zeaaa"
"Okeyy karena yang ditunggu udah datang langsung makan aja yukk!" ajak Alina.
Yang lain mengiyakan ajakan Alina dan memulai makan-makan tidak afdol jika sudah berkumpul tanpa berbicara walaupun sedang makan. Jadilah suasana ramai antara pembicaraan dan dentingan sendok, garpu,pisau dan piring. Dan jangan lupakan ke-tiga bocah kematian itu.
"Ini punya Cilaaaa" ucap Cila kepada Celi yang hendak merebut potongan cake yang disediakan. "Ini punya Celiii,Cilaaaa" ujar Celi tidak mau mengalah. "Punya Celi ituuu"tunjuk Cila kepada sepotong cake di depan Arion. Dengan terburu-buru Arion yang melihat interaksi bocah kembar di sampingnya langsung melahap habis cake itu.
"B-bunaaa, cake Celiii hiks"sontak Celi menangis melihat cake itu dimakan habis tanpa sisa. Riana pun langsung membopong tubuh Celi dan membawanya duduk di antara suaminya,lalu memberikan cake yang dimaksud oleh Celi. Sebenarnya masih banyak lagi cake cake itu hanya saja berada di bagian tengah sehingga anak kecil sulit untuk menggapainya.
Bersama buna dan babana Celi merasa damai dan rasanya tenang. Beda lagi dengan Cila yang gampang sekali untuk bergaul, sekarang ini dia sedang berguming dengan Arion.
"Dia cengeng ya?" tanya Arion dengan menunjuk Celi."Iyaa Celi syuka nangis,kamu emang ndaa?" tanya Cila. "Kata mama cowo ngga boleh nangis" jawab Arion.
Umur mereka sama tapi dalam hal berbicara Arion sudah sangat fasih dibandingkan dengan Cila dan Celi.
"Gimana malam pertamanya Zeaaa?" tanya Kelsa sembari menaikturunkan alisnya menggoda. "Ih apaan si tannn" ujar Zea untuk menghindar dari pertanyaan - pertanyaan semacam itu. Sopan kah bertanya seperti itu?
oiushhh jancuy orang ini, masih perawan gue blum ikhlas ye! enak aje sok kate-kate lo!
"Iya gimana Zea?bunda udah pengen jadi oma " ucap Alina juga kegirangan. "Apaan si bundaa malah ikut-ikutan, Zea aja masih sekolah ihh"tanggap Zea lumayan tidak suka dengan pembahasan ke arah sana. Sedangkan Melvin hanya berdiam diri tidak menghiraukan para kaum hawa,dia hanya menyimak saja dan sembari menanggapi mertuanya dan ayahnya bahkan kedua pamannya.
Menikmati hidangan dibawah langit malam berhiaskan bintang yang bergelimpangan dan berkelip. Angin sayup-sayup menyapa, dua jam berlalu mereka menikmati banyak santapan bahkan suasananya. Keadaan dua bocah kembar itu sudah tidak sadarkan diri Alina memaksa Riana dan Kenzo untuk menginap saja tapi mereka bersikukuh untuk tetap pulang. Begitupun dengan Pradipta dan Kelsa mereka memilih untuk pulang bedanya disini Arion masih terlihat segar tidak tampak mengantuk samasekali.
Jam menunjukkan pukul 11.30 malam semuanya sudah pulang dan tersisa Melvin dan Zea saja. Mereka duduk di ruang tamu dengan mata Zea yang sudah tampak layu. "Udah sana kalian cepet tidurr gihh,udah di siapin"perintah Alina seraya menunjuk ke atas.
"Kita pulang aja bunda" ucap Melvin sembari meraih pinggang Zea lalu menariknya agar mendekat.
"Ihh apaan si lu orang gue udah pengen tidur ege" ucap Zea lirih dan hanya Melvin saja yang mendengar."Lohh udah malem Vin,udahh udahh tidur di sini ajaa" kali ini Devan ikut bersuara. "Nggapapa yah kita pulang aja" ucap Melvin masih dalam keputusannya untuk tetap memilih pulang dan mengode Zea agar memilih pulang saja.
"I-ih iyaa bundaaa paaa kita pulang aja,aman kok amann kita juga mau sekalian mampir ke cafe bentar ketemu Owen" ujar Zea, terpaksa.
"Wohhh udah berduaan aja nih ya udah sana nggapapa deh tapi inget ya bentar aja udah malem langsung pulang nanti,Vin kalo Zea ngga mau pulang jewer aja telinganya " Alina kegirangan, memeluk Zea dan menciuminya. "Iya bun tenang aja nanti bakal langsung pulang"
Setelah berpamitan dengan keduanya Melvin dan Zea pun pergi mengendarai mobil Melvin.
Di dalam mobil.
"Apaan si,gue udah ngantuk tau kenapa ngga tidur di sana aja" ucap Zea uring-uringan ia juga mencoba untuk memejamkan matanya. Dia benar-benar sudah lemah, letih, loyo,lesu tidak karuan rasanya ingin langsung teleport ke kamarnya dan menyerbu ranjang.Lalu menikmati betapa nyamannya kasurnya itu.
Melvin diam saja lalu memandangi Zea yang kini telah tidak sadarkan diri. Alias tertidur.
"Cantik" ucap Melvin sembari mengelus surai Zea.
"Ngga baik tidur di rumah orang tua padahal belum lama nikah sayang"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama CEO Tampan | second to last [HIATUS]
Novela Juvenil#HIATUS NC🚫 Bantu follow sebelum baca SLOW UP DARK READERS SYUHH JAUH JAUH! Senandung kerinduan bergema, merangkul kesedihan dalam kerinduan yang mendalam,kilasan senja memudar seperti kenangan yang terlupakan. Ada sesuatu yang dirindukan entah itu...