Perasaan Sohyun pagi itu benar-benar berantakan. Taehyung tidak pulang, dan sama sekali tidak menghubunginya. Pria itu memang jarang menghubungi nya, tapi jika ada sesuatu yang terjadi dia pasti akan memberi kabar, apalagi semalam dia menelpon dan bertanya bukan ?
Sejong. Dia benar-benar tidak menyukai gadis itu. Mengapa ponsel Taehyung bisa ada dengannya ?
"Sohyun ?"
"Hem ?"
"Apa yang kau pikirkan ? Oh ya, apa kemarin kakakmu datang ? Dia mencarimu kemarin." Ujar Jimin.
"Ya."
"Ada apa ? Tidak biasanya kau diam seperti ini. Apa kau masih sakit ?"
Sohyun menggeleng pelan, "Aku baik-baik saja, Jim."
Jimin mengangguk pelan, dia yakin jika Sohyun sedang tidak baik-baik saja. Tapi dia tidak akan memaksa gadis itu untuk bercerita.
"Sohyun, tidak baik memendam semuanya sendirian. Jika kau butuh teman cerita, aku akan selalu siap mendengarkan." Jimin bangkit lalu mengusap pelan pucuk kepala gadis itu. "Bersiaplah untuk pemotretan selanjutnya."
.
.
.
Siang itu, cuaca di Seoul sangat panas hingga membuat kepala Sohyun berdenyut-denyut. Wanita itu teburu-buru masuk kedalam rumahnya, ingin cepat tiba dikamar dan menghidupkan pendingin ruangan.
Namun ia di kejutkan dengan kehadiran seorang wanita setengah baya yang tengah duduk di kursi ruang tamu dengan anggun.
"Baru pulang ?" Suara lembut itu mengalun dengan indah di telinga Sohyun, membuat gadis itu tersenyum tipis dan mengangguk. Jujur saja, dia sangat merindukan wanita itu.
"Ada yang ingin ibu bicarakan denganmu."
Mengabaikan kepalanya yang masih terasa sakit, Sohyun mengangguk dan duduk di sebelah ibunya dengan anggun.
"Apa ini?" Sang ibu meletakkan sebuah majalah dengan cover dirinya dan Jimin yang sedang mempromosikan produk pakaian dalam dari brand terkenal.
"Apa sekali saja kau tidak bisa menjaga kehormatan keluargamu, Sohyun ? Inilah mengapa ibu dan ayah melarangmu menjadi model. Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan suamimu ? Tidak sepantasnya kau mengambil pemotretan seperti ini dengan seorang pria."
Sohyun terdiam, ia pikir ibunya datang karena merindukannya. Namun ternyata hanya ingin membahas masalah ini. Sohyun tahu, keluarganya sangat menjunjung tinggi kehormatan dan kesopanan. Namun ini pekerjaan yang dia sukai, apa salahnya jika Sohyun ingin mencoba berkembang di bidangnya ?
"Ayahmu sangat marah karena hal ini. Bisakah kau tinggalkan pekerjaanmu ?"
Sohyun langsung mendongak, "Ibu, kau sudah berjanji padaku. Jika aku menikah maka aku dapat melakukan apapun yang aku inginkan. Lalu kenapa sekarang kau memintaku untuk berhenti ? Taehyung bahkan tidak mempermasahkan hal ini."
"Mungkin saja Taehyung membiarkanmu karena dia menghargaimu sebagai istrinya, Sohyun. Tapi apa kau tahu bagaimana perasaannya ? Dia pasti tidak suka melihat tubuh istrinya menjadi tontonan banyak orang."
Taehyung tidak perduli ibu.
Dia tidak akan pernah perduli.
"Maaf." Sohyun beranjak dari duduknya. "Jika kedatangan ibu hanya ingin memintaku untuk berhenti dari pekerjaanku maka jawabanku tetap sama. Aku tidak akan meninggalkan pekerjaanku."
"Sohyun!"
Yang di panggil namanya terus berjalan menaiki anak tangga dan menulikan telinganya.
"Astaga, anak itu." Heyoon memijit pelan dahinya. Mengapa anaknya begitu keras kepala ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Paenitet
FanfictionTerlahir dari keluarga yang terpandang tidak membuat Sohyun mendapatkan apa yang dia impian. Demi mendapatkan kebebasan, dia memutuskan untuk menikah dengan pewaris dari Vante Group, pria dengan kepribadian yang dingin dan memiliki tatapan setajam e...