Artha Clausen 1

26 6 0
                                    

Saya sangat heran dengan dia. Dia seolah-olah sangat santai tidak belajar sedikipun dan malah tertidur pada saat pelajaran.

Bukan kah, SMA adalah penentuan pelanjutan SLTA? Dan seharusnya mereka harus giat untuk mendapatkan nilai yang baik supaya, mereka dapat dengan mudah di terima di LA. "Kata pikiran Abelia"

"Oke. Tapi bukannya gak baik ya tidur di pagi hari?" Abelia

"Gue si fine-fine aja. Udah lu diem aja oke?" -Artha

Aku hanya bisa terdiam saja melihat tingkah laku teman sebangku ku.

Artha tertidur.. Dan aku tetap memperhatikan penjelasan dari guru. Setelah pergantian jam, anak aneh itu bangun. Ia malah memajak catatan ku. Dia sangat memaksa, dengan alasan itulah, inilah, dan sebagainya. Karena aku tidak mau berdebat aku langsung memberikan catatan ku kepadanya. Ia langsung berhenti merengek. Aku sangat penasaran dengan dia. Biasanya tak semua orang ingin mencatat materi, mereka bisa melihat melalui sumber internet. Bahkan mereka juga tidak peduli dengan materi dan catatan. Mereka hanya bisa mencontek, dan meminta bantuan kepada teman mereka. Tanpa memikirkan asal usul bagaimana susah payahnya mereka belajar..

Dunia ini sangat aneh..

_________________________________________

"Btw, nama lengkap lu siapa?" Ucap artha

"Abelia Himawari, kamu?" Jawab abelia

"Coba tebak" jawab Artha sambil menatap abelia

"Maaf aku gak tau.. kan kita saling bertanya" jawab abelia membuang muka

"Hahaha oke sorry, nama gue Artha Clausen. Umur gue 17 tahun." Jawab artha

Aku hanya mengangguk, namanya begitu indah. Namun sikapnya tidak mencerminkan namanya..

Tak lama kemudian..

Terdengar suara bel istirahat

Pembelajaran jam pertama, kedua, ketiga selesai. Lalu terlihat gerombolan wanita di kelas itu, mendekati Artha. Mereka menanyakan tentang Artha, mengajak makan siang bersama, mengajak karaoke, dan lain sebagainya. Ternyata anak pemalas itu cukup populer. Yah.. menurutku wajahnya memang sedikit tampan, tapi tetap biasa saja.

"Arthaaa.. lu ada waktu luang untuk gue gakk??" Pertanyaan dari seorang gadis

Anak pemalas itu hanya diam. Dan tidak meladeninya sedikitpun. Sungguh sangat tidak sopan. Percuma jika wajahnya tampan, tapi hatinya tidak bisa menghargai perasaan wanita. Jika memang tidak bisa kan bisa dijawab kan? Kenapa harus diam?

"Dari pada aku penasaran mending aku tetap belajar" gumam Abelia

"Hah?? Apa?" Jawab Artha

"Eh gakk.." Jawab abelia

Seketika tatapan wanita dekat Artha menuju kepadanya. Mereka sangat sinis melihat Abelia
Abelia langsung berlari ke luar kelas.. Artha hanya melihat Abelia.

Di setiap perjalanannya Abelia bergumam sendiri. Bahkan ia menelusuri tiap-tiap ruangan, karena kejadian tadi. Ia sangat malu, tapi marah dengan dirinya sendiri.

FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang