Part 10 Pernikahan BerdarahPandangan Davina terpaku pada mobil di tengah. Satu-satunya mobil yang pintunya terbuka terakhir karena anak buah Dirga sudah turun semua dan mengarahkan pistol ke arah ketiganya. Egad an Davidmaju satu langkah untuk menghadang semua pria berpistol tersebut. Tampak konyol tapi Davina sangat menghargai usaha keduanya.
Di antara celah tubuh keduanya, ia bisa melihat kaki Dirga yang melangkah turun. Pandangan mereka bertemu dan ia bisa menangkap senyum kemenangan yang sama ketika pria itu menangkapnya di hutan. Sekarang pria itu berhasil menangkapnya kembali.
“Seharunya aku tak melibatkan kalian berdua,” sesal Davina dengan suara yang bergetar. Merasakan genggaman David yang semakin menguat.
“Maka kami yang akan melibatkan diri kami sendiri, Davina,” desis David.
“Kakakmu benar, Davina.” Ega mengiyakan.
“Kau punya ide?”
“Kau tak bilang mereka bersenjata. Satu-satunya yang kupunya hanya pisau bedah yang kutinggalkan di vila.”
“Kau membawa pisau bedah ke vila?” Davis mendesis, antara protes dan sesal sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling mereka. Posisi tempat ini cukup terpencil. Sejak mereka turun, tak satu pun ada orang yang terlihat. Tak ada harapan mendapatkan bantuan dari siapa pun.
Ega mendesah pelan. Berusaha menetralisir kegugupannya. “Lalu kau pikir aku akan membawa pisau bedah ke pernikahanku?”
“Biarkan dia membawaku, David. Aku akan bicara dengan Dirga dan dia tidak akan membiarkan …” Davina mencoba memberi solusi. Menjadi pelayan Dirga jauh lebih baik daripada jika harus membahayakan nyawa kakaknya dsan Ega. Yang Dirga inginkan hanyalah dirinya, ia tak akan menyeret David dan Ega ke dalam petaka ini.
“Kau pikir dia bisa diajak bicara?” sergah David. “Tenanglah. Kami akan mengurusnya.”
Doorrr …
Tepat ketika David menyelesaikan kalimatnya, tembakan dari Dirga mengenai kaki pria itu.
“Akhh …” David mengerang kesakitan dsan tubuhnya jatuh ke depan. Tangan Davina yang masih berada dalam genggamannya, membuat gadis itu ikut terjatuh ke arah depan dan bersimpuh di samping David.
“David?” Davina terisak. Merangkul pundak David dan melihat tembakan yang bersaang di kaki David, posisinya sama persis dengan yang diberikan Dirga padanya. Bisa sembuh, tetapi bayangan rasa sakit yang ia rasakan juga dialami oleh David membuatnya hatinya semakin teriris. David akan menderita selama sebulan penuh dalam masa penyembuhan. Salah satu tangannya ikut menahan di luka tembakan agar darah berhenti mengucur dan membasahi tanah.
Raut David terlihat kacau. Menahan rasa sakit sekaligus mencoba terlihat baik-baik saja. Bercampur kemarahan pada Dirga. “Jangan mendekat.”
Peringatan David terdengar kacau. Menahan rasa sakit sekaligus mencoba terlihat baik-baik saja. Bercampur kemarahan pada Dirga. “Jangan mendekat.”
Peringatan David malah membuat Dirga semakin tertantang. Pria itu melangkah maju, dengan sangat perlahan untuk mempermainkan emosi David. Lalu salah satu tangannya terangkat dan dua pengawalnya bergegas meringkus Ega di sisi kanan dan kiri.
“Lepaskan!” Ega meronta, menggerakkan seluruh tubuhnya. “Lepaskan!!”
Pengawal di sisi kanan menempelkan moncong pistol ke kepala Ega, membuat pria itu seketika merapatkan mulut.
Air mata Davina membanjir melihat pistol di kening Ega. Hanya butuh satu tarikan pelatuk dan nyawa Ega akan melayang. Dan ialah yang membunuh pria tak bersalah itu berada dalam masalahnya. Davina benar-benar tak berdaya, lebih tak berdaya dari ketika Dirga menangkapnya di hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelayan Sang Tuan
RomanceNext Story Saga Sesil Banyu Dirgantara & Davina Riley Davina Riley, harus membayar nyawa yang nyaris dan sudah dilayangkan oleh sang ayah, Jimi. Sebagai pelayan Dirga. *** "Davina Riley?" Mata gadis itu mengerjap-ngerjap, seolah menahan rasa kantuk...